7

283 29 9
                                    

Napas Hongbin memburu ia tertunduk untuk beberapa saat lalu mencoba menetralkan detak jantungnya yang juga berdetak sangat cepat karena aksi lari-lariannya.

"Hyuk-ah" Panggil Hongbin dengan senyum merakah di wajah tampannya.

Yang dipanggil menoleh balas tersenyum dengan senyum kanak-kanaknya.

"Mian, kenapa kau tak menelponku jika kau sudah sampai" Hongbin dengan cepat memasukan kunci ke dalam lubang kunci apartemenya, sedikit meleset karena tanganya gemetar.

"Hyung kau baik-baik saja?"

Waktu di dunia Hongbin seakan terhenti saat tangan besar Hyuk menyeka keringat di wajahnya, menelan ludahnya kasar Hongbin benar-benar tak ingin Hyuk pergi darinya.

Bolehkah Hongbin berharap? Masih dengan harapan yang sama, untuk bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai tanpa takut dengan statusnya sebagai seorang polisi.

.

Dilain tempat.

"mmphh... Nnnhh... ngh"

Hakyeon menggigit punggung tangannya mencoba menahan suara terkutuk yang dikenal dengan sebutan 'desahan'.

Meski tubuhnya diluar kendali tapi Hakyeon masih sadar jika suaranya itu bisa membangunkan Minyul yang jelas akan merepotkan dirinya dan Takwoon yang saat ini sedang sibuk di bawah sana.

Sebelumnya, di tempat penitipan.

Minyul tertidur lelap di dalam dekapan hangat Hakyeon, lelah setelah seharian bermain.

Menggunakan alasan takut membangunkan Minyul, Hakyeon meminta Taekwoon untuk membiarkannya tetap menggendong Minyul hingga sampai dirumah.

Dengan kata lain Hakyeon ingin ikut bersama Taekwoon kerumahnya.

Taekwoon menggangguk setuju.

Apa itu aneh? Mmh memang.

Taekwoon bukanlah orang yang akan dengan mudah mengajak seseorang kerumahnya.

Taekwoon hanya penasaran begitupun Hakyeon ia lebih penasaran bagaimanakah kehidupan yang dijalani seorang anggota BIN yang sekarang menjadi targetnya itu.

20 menit yang lalu Taekwoon, Hakyeon dan Minyul sampai di rumah atau lebih tepatnya apartemen Taekwoon.

Taekwoon membiarkan Hakyeon masuk ke dalam kamarnya untuk membaringkan Minyul, tubuh mungil itu sudah terbaring nyaman di atas ranjang besar milik Taekwoon.

Hakyeon menaruh bantal di setiap sisi memastikan Minyul aman dan tak akan terjatuh dari atas ranjang.

Sedikit melakukan peregangan pada tubuhnya yang kaku, menggendong anak kecil bukan perkara mudah Hakyeon sangat berhati-hati apalagi saat Minyul bergerak dalam gendongannya.

Hakyeon keluar dari kamar ia pergi untuk mencari Taekwoon, selama pencariannya mata bulat itu sedikit terkagum dengan apartemen Taekwoon.

'Apa dengan menjadi anggota BIN itu berarti ia bisa tinggal di tempat mewah seperti ini?'

Saat ini, di tempat itu Hakyeon sama sekali tak memikirkan misinya untuk membunuh Taekwoon.

Meski peluang berhasil akan jauh lebih besar, tapi Hakyeon tak mungkin membiarkan Minyul bangun esok hari kemudian melihat pamanya bersimbah darah.

Itu terlalu mengerikan untuk anak yang baru berusia 4 tahun.

"Jung Taekwoon-ssi" Panggil Hakyeon mencari keberadaan Taekwoon, langkah kaki Hakyeon membimbingnya hingga menuju dapur.

Beautiful Killer ; leon/ neoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang