PART 3

367 31 4
                                    

Yang kita berdua lakukan sekarang hanya menonton cartoon kesukaannya Bart Simpson, seperti biasa jaebum selalu ketiduran disaat menonton televisi

Aku memandangi wajahnya yang hampir sempurna dimataku, sesungguhnya aku takut sekali kehilangan laki laki ini , tapi yang lebih menakutkan adalah ketika memikirkan apakah dia juga merasakan apa yang aku rasakan?

Aku memberanikan tanganku untuk mengusap sisi kiri wajahnya,syukurlah dia tidak bergerak sedikitpun..

Kring..kring..kringg
'Incoming call from baby nami ❤️"
Aku melihat ponsel diatas meja di depanku

Baby?
Aku sedikit tertawa melihat nama yang ia berikan kepada mantan kekasihnya itu, sementara aku? Ia cuma menaruh nama lengkapku tanpa panggilan sayang..

Hampir saja rencanaku untuk mematikan ponsel jaebum berhasil tapi sayangnya ia sudah terbangun terlebih dulu dan langsung mengambil ponselnya dari genggamanku

"Kenapa kau tidak membangunkan aku?" Ia mengangkat telfonnya "ini telfon dari nami" ia berdecak kesal dan meninggalkan aku ke balkon

Perduli setan dengan mantanmu itu
Seharusnya tadi aku langsung mematikan ponselnya saja

Aku masih duduk diam di sofa ruang tamu sambil sesekali melihat jaebum dari belakang, wajahnya sumringah sekali kalau dia sedang mengangkat telfon dari nami

Setelah ia selesai bercengkramah melalui telfon dengan mantan kekasihnya, ia kembali masuk kedalam ruang tamu

Aku menghela nafasku sedikit
Ada kemungkinan besar ia akan meninggalkan aku besok
Percaya denganku

"Seoula"

"Hmm?" Aku menjawab tanpa menoleh kearahnya

"Besok aku akan menemui nami" ucapnya tanpa merasa bersalah dan berfikir bahwa kurang dari 2 jam ia sudah melupakan janjinya yang ingin menemaniku besok

Aku mematikan televisi dan beranjak dari sofa menuju kamar tidur

"Terserah kau jaebum"

Aku masuk kedalam kamar dan membaringkan badanku menghadap tembok

Jaebum berbohong lagi
Kenapa rasanya mudah sekali untuk meninggalkan aku untuk mantan kekasihnya yang lebih pantas di panggil kekasihnya dari pada diriku

Aku menangis lagi untuk yang keseribu kalinya

Aku mendengar suara pintu kamar dibuka dan aku merasakan jaebum tidur di sampingku

"Maafkan aku seoula tapi aku benar benar harus menemui nami" ia menahan kata katanya sebentar "kami ada urusan pekerjaan"

Pekerjaan?
Mereka memang bekerja di satu perusahaan yang sama dengan posisi nami menjadi sekretarisnya
Mereka memang sengaja bekerja seperti itu karena dulu mereka pikir mereka akan menikah dan memegang perusahaan bersama
Tapi nyatanya jaebum malah menjadi kekasihku bukan?

"Tidak usah di bahas jaebum"
"Aku tidak perduli"

You - im jaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang