PART 4

350 29 8
                                    

SeoulaPOV
06.00 KST

Pagi ini terasa seperti hari hari sebelumnya,baru saja kemarin jaebum menjanjikan dirinya untuk menemaniku ternyata di hari itu juga ia merubah pikirannya dan tetap menemui nami

Dasar pembual

Aku masih belum beranjak dari tempat tidur dengan posisiku yang masih membelakangi jaebum, akupun tahu dia masih ada ditempat tidur

"Kau sudah bangun?"

Oh ternyata ia sudah bangun

Aku memainkan tali guling yang aku peluk tanpa merespon pertanyaan jaebum, aku dapat merasakan ia merubah posisinya menghadap kearah punggungku, ia mengusap pelan tangan kananku

Syukurlah aku tidak menghadap kearahnya
Aku tidak boleh lemah
Aku harus berpura pura untuk tidak perduli..

Ia masih mengusap tangan kananku dan ia kembali bertanya "seoulaa kau masih belum bangun juga?" Ia memberhentikan usapannya sebentar "aku akan bersiap siap untuk pergi"

Aku reflek menarik tangan jaebum yang mengelus tangan kananku dan meletakkannya di lingkar perutku

Apa tindakan aku ini terlalu frontal
Sejujurnya aku tidak mau ia meninggalkanku sepagi ini

Aku merasakan jaebum mendekatkan tubuhnya dan meletakkan dagunya di pundakku

Aku tidak bisa berbohong
Aku ini bodoh
Aku membenci jaebum
Tapi sesungguhnya aku hanya ingin ia memperhatikan aku selayaknya suami kepada istrinya
Mungkin posisi nami tidak akan tergantikan dihatinya
Tapi aku akan tetap berusaha untuk merebut hatinya
Entah bisa atau tidak..

"Kau merindukanku kan?" Tanya jaebum sambil sedikit terkekeh dengan pertanyaannya sendiri

Aku hanya menggelengkan kepalaku

"Kenapa kau harus berbohong?" Ia bertanya lagi

"Memangnya kenapa?" Aku berhenti sebentar "apa bedanya dengan kau yang membohongi dirimu sendiri untuk menikahi perempuan yang sudah jelas tidak sama sekali kau cintai?"

"Aku mencintaimu"

Aku melepaskan tangannya dari perutku dan membenarkan posisi badanku menjadi duduk,jaebum pun ikut membenarkan posisinya sepertiku dan menatapku

"Katakan sekali lagi"

"Aku men-cin-tai-mu" ia memberikan penekanan disetiap kalimatnya

Sungguh kata kata yang sangat amat mudah untuk di ucap

"Lalu bagaimana dengan nami?"

Matanya yang tadi berani untuk menatapku sekarang malah tertunduk tanpa merespon pertanyaan yang baru saja aku lontarkan tadi

"Jae" aku mengangkat dagunya untuk menatapku "aku mengerti kau sedang mencoba untuk menerimaku kedalam hidupmu tapi nyatanya masih terpancar jelas bahwa kau masih mencintai nami"

Ia menatapku dengan tatapan semu

"Tapi izinkanlah aku untuk masuk kedalam hidupmu" aku menggenggam tangannya  "karena bagaimanapun juga pernikahan ini sudah terjadi dan kalau aku boleh jujur aku ingin kau mencintaiku seperti kau mencintai nami"

"Tidak harus sepenuhnya tapi setidaknya sedikit dari rasa sayangmu terhadap nami" lanjutku

"Maaf"

"Tidak perlu meminta maaf jaebum aku mengerti memang sulit untuk berusaha mencintai orang yang baru saja masuk kedalam hidupmu" aku mengelus tangannya yang dingin "dibanding dengan seseorang yang sudah lama singgah dihatimu"

Lagi lagi aku mengalah

"Sudahlah sana siap siap"

Aku melepaskan genggaman tanganku dan tersenyum kearah jaebum
Ia membalas senyumanku tanpa melepas pandangannya dariku

"Jaee cepat san—"
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku
Ia mengecup pipi kananku dan langsung meninggalkan aku yang masih terdiam di atas tempat tidur..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You - im jaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang