Part 5

2.4K 172 7
                                    

"Apa kamu luang siang ini?" tanya Kriss dari seberang telepon.

"Iya, hari ini aku libur kerja. Sekarang, aku sedang menemani Ibu. Sorenya ada janji dengan Melly," jawab Lea.

"Sepupuku yang ingin bekerja sama denganmu itu meminta bertemu nanti siang," papar Kriss.

"Oke, bisa. Di mana tempat bertemunya? Aku akan ke sana sendiri saja, karena setelahnya aku ada janji dengan Melly."

"Baiklah, nanti aku kirim alamatnya. Hati-hati di jalan." Mereka mengobrol sebentar sampai akhirnya sambungan terputus.

"Kemarin Kriss ke sini saat ibu istirahat. Jadi, dia hanya titip bunga itu dan salam untukmu," ucap Lea sambil duduk di sisi Sarah, ibunya.

"Benarkah? Kenapa kau tidak membangunkan ibu?" tanya Sarah merasa tidak enak.

"Kriss melarang, takut menganggu istirahat Ibu."

"Ah, dia memang pemuda yang sangat baik dan sopan. Aku sangat sayang padanya. Sampaikan salam ibu untuknya, nanti kalo ibu sudah pulang, ajak dia main ke rumah, akan ibu buatkan makanan kesukaannya," pesan Sarah dengan rona bahagia.

Lea tersenyum. "Iya, nanti akan aku sampaikan padanya. Sekarang, makan lalu minum obatmu, Bu," ucap Lea lembut sambil menggenggam tangan tua itu erat.

------

"Kriss, kamu belum sampai?" tanya Lea lewat benda pipih yang ia tempelkan di telinga.

"Aku masih di jalan, terjebak macet. Masuk dan pesanlah sesuatu dulu," jawab Kriss.

"Baiklah. Hati-hati di jalan Kriss. See u."

"See u." Kriss menekan tombol merah dan sambungan mereka terputus.

"Dia sudah datang? Padahal ini masih jauh dari jam janjian, 'kan?" tanya kevin yang sedang mengemudi di samping Kriss.

"Dia orang yang sangat menghargai waktu, lebih baik dia yang menunggu daripada membuat orang lain menunggu," jawab Kriss.

"Apa dia seorang wanita yang sudah bersuami?" tanya Kevin ingin tahu.

"Bukan."

"Ah, ia wanita 'single' rupanya. Sepertinya ... ia wanita spesial. Raut wajahmu berbeda saat membicarakannya," goda Kevin. Kriss tersenyum simpul sambil meninju ke lengan Kevin pelan.

Kevin terbahak. "Kamu salah tingkah, Bro. Aku jadi penasaran seperti apa wanita itu, sampai mampu membuat sepupuku menjadi salah tingkah seperti ini," ucap Kevin masih menggoda.

Kriss terkekeh. "Tutup mulutmu," ucapnya sembari mengalihkan pandangan ke luar mobil.

-----

Lea menyeruput es greentea sambil mendengarkan alunan lagu dari ponselnya. Sesekali, bibirnya ikut bernyanyi dan menggoyangkan kepala mengikuti alunan lagu.

Dahinya mengernyit. Mencoba menajamkan penglihatan. Terlihat jelas, dua orang pria yang sedang berjalan bersisian masuk ke dalam restoran. Sesekali, mereka saling menyenggol lengan, seperti menggoda satu sama lain. Sampai akhirnya, langkah mereka mendekat ke arah Lea.

Kevin mentautkan alis saat melihat gadis yang duduk sendirian di pojok. Ia berjalan mengikuti Kriss ke arah Lea, gadis yang semalam berada di atas tubuhnya.

"Maaf membuatmu menunggu lama," ujar Kriss begitu sampai di depan Lea. Kini, mereka duduk berhadapan.

Lea tersenyum canggung. Matanya beradu dengan  Kevin yang juga memasang tampang terkejut. Lea segera mengalihkan pandangan ke arah Kriss dan tersenyum padanya. "Tidak apa-apa," balas Lea.

Kevin yang melihat mimik Lea yang salah tingkah itu refleks bersiul. "Apa yang kamu lakukan? bersiul di tempat seperti ini," tegur Kriss.

"Maaf, Bibirku sedikit gatal. Kemarin malam habis digigit harimau," balas Kevin sambil memegang bibirnya dan menatap Lea yang berusaha mengalihkan pandangan. Rona merah tercetak jelas di wajah putihnya.

"Apa yang kamu katakan? Kamu seperti sudah tidak waras saja." Kriss menyenggol lengan Kevin. "Lea, kenalkan ini Kevin. Kevin, kenalkan ini Lea," ucap Kriss saling memperkenalkan mereka.

"Hai Nona Dat ... Ops! Hai, Nona Lea. Senang bertemu denganmu lagi." Kevin mengulurkan tangan ke arah Lea.

Lea menatap sekilas wajah Kevin lalu beralih ke tangan yang terulur di hadapannya, dengan cepat Lea menyambar tangan itu, lalu menarik kembali dengan cepat pula.

"Kamu pernah bertemu denganya?" tanya Kriss.

"Iya. Kamu ingat, tanganku yang lebam kemarin? Dia pelakunya," jawab Kevin sambil memandang Lea sinis. "Dasar, cewek jadi-jadian!"

"Jangan mulai membuat keributan di sini!" balas Lea ketus.

"Sudah, hentikan. Kita langsung mulai saja diskusinya. Jangan buang-buang waktu," sergah Kriss saat melihat Kevin akan membalas ucapan Lea.

Terdengar helaan napas kasar dari Kevin. Sedangkan, Lea memandang pria itu dengan memutar bola mata malas. Sungguh ia sangat enggan berurusan lagi dengan Kevin tapi karena sudah terlanjur janji pada Kriss maka harus ditepati. Lea pantang ingkar janji. Dan, diskusi pun dimulai.

----

Lea melihat jam tangannya, sudah pukul setengah tiga. Ia ada janji dengan Melly pukul tiga sore. Dengan cepat ia membereskan barang bawaannya. "Maafkan aku Kriss, aku harus pergi sekarang. Aku ada janji dengan Melly," ucap Lea.

"Baiklah, aku rasa ini juga sudah selesai. Next, mungkin kamu bisa langsung berkerja dengan Kevin," balas Kriss.

Kevin yang namanya merasa dipanggil mengalihkan pandangan dari tumpukan berkas di hadapanya, ia menatap Lea sambil tersenyum manis. "Senyum Iblis," gumam Lea pelan. "Iya, atur saja.Aku pergi dulu," pamit Lea sambil memakai tas dan jaketnya.

"Hati-hati di jalan." Kriss mengelus pucuk rambut Lea lembut.

"Kamu tidak berpamitan pada Bos barumu?" tanya Kevin sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Lea menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. "Aku permisi dulu, Bos," ucap Lea sambil melangkah pergi.

"Aww! Apa yang kamu lakukan!" teriak Kevin sambil mengangkat kaki, ia kesakitan karena Lea menginjak kaki itu dengan keras.

"Ops! Maaf, Bos. Aku tidak tahu kalau itu kakimu, kukira itu kaki Harimau!" balas Lea sambil terbahak dan melangkah menjauh dari mereka.

"Sial!" umpat Kevin sambil mengelus kakinya. Wajah pria itu memerah.

Kriss terdiam. Ia memandang Lea punggung Lea yang menjauh sambil tertawa ke luar dari restoran ini. Kemudian matanya beralih ke Kevin yang mengaduh kesakitan, tapi tiba-tiba tersenyum penuh arti.

Kriss meletakkan pulpen yang sedari tadi ia pegang, menyandarkan punggung di kursi lalu menghembuskan napas panjang. Tiba-tiba, ia teringat tentang kejadian dini hari yang dilihat di parkiran tempat Lea bekerja. Niatnya yang ingin menunggu Lea pulang, harus berakhir dengan melihat pemandangan yang sangat mengejutkan.

PROPOSAL CINTA (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang