Part 4

2.7K 167 4
                                    

Hari ini jadwal kuliah Lea hanya sampai jam sebelas siang. Ia bisa mampir sebentar ke rumah sakit untuk menemani ibunya sebelum ia harus berkerja di sore hari.

Motor matic hitamnya melaju dengan kecepatan sedang ke arah warung makan langganannya, ia membeli makan siang untuk dirinya dan juga Lily. Langkahnya terhenti saat ponsel di saku celana bergetar. Tertera nama Kriss di layar. Dengan semangat ia menggeser tombol hijau dan menempelkan ke telinga.

"Hallo, Kriss," sapa Lea.

"Lagi di mana?"

"Dari kampus, mau ke rumah sakit. Ada apa?"

"Aku longgar siang ini. Rencana mau menjenguk ibu."

"Oh, baiklah. Sampai berjumpa di rumah sakit kalau begitu."

"Baik. Bagaimana dengan tawaran proposal kemarin, apa sudah ada keputusan? Sepupuku menunggu jawaban."

"Astaga! Aku sampai lupa mengabarimu. Aku terima tawaran itu. Sampaikan padanya kapan kita bisa bertemu."

"Baiklah. Nanti kukabari lagi. Aku tutup dulu, hati-hati di jalan."

"Iya, makasih sa--" Belum selesai Lea berbicara sambungan telah diputuskan sepihak.

"Kebiasaan! Kapan sih romantisnya? Heran!" gerutu Lea sambil memasukan ponselnya lagi ke saku celana.

---

"Kamu sudah makan?" tanya Lea pada Kriss. Kini mereka tengah berada di kursi tunggu, depan kamar inap Sarah.

"Sudah," jawab Kriss singkat.

"Maaf kalau mengecewakanmu. Ibu sudah menunggu dari tadi sampai akhirnya ketiduran. Mungkin, karena efek obat yang ia minum tadi."

"Tidak apa, sampaikan saja salamku padanya. Semoga lekas sembuh."

"Apa kamu mau minum kopi dulu? Di sini ada kopi hitam kesukaanmu," tawar Lea. Sejenak, Kriss melihat jam tangannya.

"Kalau kamu sibuk, nggak apa-apa, mungkin next time. Terima kasih sudah menjenguk ibu," ucap Lea cepat. Ia harus sadar diri kalau kekasihnya ini memang seseorang yang sangat sibuk. "Hati-hati di jalan, aku akan melihat ibu dulu," imbuh Lea, ia beranjak dan segera masuk ke kamar.

Lea menyandarkan tubuh di balik pintu, perlahan tubuhnya merosot ke bawah. Ia memegang dadanya, ada rasa sesak yang terasa di sana. "Kamu, kuat Lea. Kamu, harus kuat!" Semangatnya sambil mengepalkan tangan. Lea berdiri perlahan, berjalan ke kamar mandi, membasuh wajah agar terlihat segar.

Setelahnya, ia duduk di sofa seberang ranjang ibunya, menunggu Lily datang untuk berganti menjaga karena ia harus berangkat kerja.

Suara ketukan membuatnya menoleh ke arah pintu. Lea beranjak menuju pintu dan segera membukanya. Mata gadis itu terbelalak saat melihat cup berisi cairan hijau segar terpampang di depan wajah. Es greentea! Ah, ia memang sedang membutuhkannya di saat seperti ini.

Lea terpana melihat senyum Kriss di balik cup itu. Walau bukan senyum yang lebar tapi mampu membuat hati wanita berlesung pipit itu berbunga.

Kini, mereka duduk bersisian. Kriss hanya diam memandang Lea yang sedang memejamkan mata menikmati setiap tegukan es greentea yang ia minum itu.

Ia menelan saliva saat melihat leher jenjang Lea yang bergerak menikmati minuman yang masuk melewati kerongkongannya. Dengan cepat ia mengalihkan pandangan, bagaimana pun ia pria normal.

"Apa sudah tenang?" tanya Kriss lembut.

"Hmm ... lumayan." Lea tersenyum. "Terima kasih untuk es greenteanya," imbuh Lea dengan senyum lebar. Senyum yang sangat Kriss suka.

PROPOSAL CINTA (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang