That day

596 99 17
                                    

Rio sedang berada disebuah ruangan kecil dengan seorang pria paruh baya dengan jas dokter kebanggaannya. Suasana hening dan menegangkan.

"Jadi istri saya sakit apa dok?" Sang dokter menghela nafas berat.

"Jadi selama ini anda tidak tau penyakit istri anda?"

Rio ikut terkejut. "Maag?" Sang dokter menggeleng-gelengkan kepalanya, heran.

"Bagaimana bisa anda tidak tau?! Ini bukan maag, istri anda mengidap kanker rahim stadium akhir!" Mata Rio melebar, mendengar kata 'kanker' darahnya seakan tersedot habis, jantungnya seakan dipaksa untuk berhenti.

"Dokter jangan main-main! Jangan bercanda!" Bentak Rio menggebrak meja.

"Untuk apa saya bercanda dengan penyakit seserius ini Pak Rio?!" Rio terduduk, tubuhnya melemah.

"Apa sebelumnya istri anda tidak pernah mengeluh sakit perut atau lainnya?" Tubuh Rio semakin merosot.

"Per-nah."

"Lalu kenapa tidak memeriksakannya?"

"Dia bilang hanya maag biasa." Dokter paruh baya itu menggelengkan kepalanya.

"Dan anda percaya?! Setidak peduli itukah anda dengan istri anda?" Rio menghela nafas berat sambil mengusap wajahnya kasar.

"Ya Tuhan, maafkan aku Laras." Lirihnya.

•••

Rio menangis, merutuki dirinya yang begitu bodoh. Kakinya melangkah gontai menuju ruangan Laras, di sana Rio bisa melihat istrinya terbaring lemah karena penyakit ganas yang sedang menggerogotinya.

Rio memeluk Laras, memberi kecupan ringan di setiap inci wajahnya. Rio merasakan tubuh Laras semakin kurus. Kenapa ia baru sadar?! Rio bodoh! Bodoh!

"Sayang ... Kenapa kamu tidak pernah cerita?" Rio menangis untuk pertama kalinya dihadapan Laras.

"Maaf Laras! Maaf."

Rio teringat nama seseorang. Dokter Yoga.
"Yoga. Dokter Yoga, dia pasti tau tentang ini." Rio mengambil ponsel istrinya dan menelpon dokter Yoga.

"Halo selamat siang? Ada apa Ras? Apa ada perkembangan?"

"Sa-saya suaminya! Saya ingin menanyakan perihal istri saya! Bisa kah kita bicara?"

Dokter Yoga terdiam di seberang sana, jujur saja ia sedikit terkejut.

"Baiklah, atur tempat dan waktunya!"

•••

Dua pria sebaya tengah duduk saling berhadapan disebuah cafe.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Laras? Dokter bilang Laras mengidap kanker."

Yoga menghela nafasnya. "Anda sudah tau rupanya."

"Jadi itu benar? Se-sejak kapan?"

"Desember lalu." Rio terkejut sekali, itu sudah sangat lama, dan dia baru mengetahuinya hari ini.

"Desember?" Yoga mengangguk.

Dan aku baru mengetahuinya? Rio merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

"Laras wanita yang kuat, saya adalah saksi perjuangannya, Desember lalu kami bertemu saat ada acara reuni sekolah, saat itu dia pingsan katanya perutnya sedang sakit, saya sebagai seorang dokter meminta mereka untuk membantu membawa Laras ke rumah sakit tempat saya berkerja, dan memeriksanya," yoga menjeda ucapannya, ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.

My Last Month with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang