Sehari setelah Laras jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit, selama itu Laras belum pernah membuka mata lagi, ia masih belum sadarkan diri. Rio dengan tatapan sayunya, duduk disebelah Laras, mengusap-usap wajah istrinya yang mulai tirus. Suasana benar-benar hening, hanya terdengar deru nafas teratur dari keduanya.
"Cepat bangun sayang, aku rindu sekali." Tidak ada jawaban, Laras masih belum sadar, entah harus berapa lama Rio menunggu, tapi dia berjanji akan terus berada di sisi Laras sampai kapanpun.
Suara pintu diketuk cukup mengejutkan Rio, dengan tergesa ia membuka pintu dan muncullah seorang perawat, membawakan obat untuk Laras.
"Berikan ini kalau dia sudah sadar ya! Nanti saya akan bawakan makanannya." Rio mengangguk.
Hari sudah semakin sore tapi Laras belum juga sadar, jujur Rio sangat tersiksa, tersiksa melihat kondisi lemah Laras. Rio menggenggam tangannya dan mengecupnya beberapa kali.
"Ri-o ... " Seruan lemah serta tergagap dari Laras membuat Rio terkesiap, sekaligus senang karena akhirnya Laras membuka matanya.
"Laras? Kamu sudah sadar sayang?"
Laras mengerjapkan mata beberapa kali. "Kita dimana Rio?"
"Di rumah sakit." Mata Laras membulat.
"Apa kamu sudah mengetahui semuanya?" Rio mengangguk.
"Dokter Yoga sudah menjelaskan semuanya, setelah ini kita harus bersiap-siap, aku akan memindahkan mu ke rumah sakit tempat dokter Yoga berkerja." Laras menggeleng.
"Tidak Rio, aku ingin pulang saja." Rio balas menggeleng.
"Tidak sayang, aku ingin kamu sembuh, kamu sehat lagi dan kita bisa hidup bersama."
Air mata Laras mengalir. "Aku tidak bisa, aku sudah tidak kuat, terlalu sakit!"
"Kita akan mencoba melakukan operasi." Laras menggeleng.
"Operasi belum tentu sembuh, aku bisa mati saat melakukan operasi, dan tidak bisa melihat kalian untuk yang terakhir kalinya. Tolong biarkan aku pulang ke rumah dan menghabiskan akhir hidup ku bersama mu dan Sasha." Rio menatap Laras sayu.
"Aku hanya ingin kamu sembuh dan hidup lebih lama dengan ku dan Sasha." Rio mengecup kening Laras lama.
"Aku tidak akan kuat Rio, bahkan Yoga sudah memvonis umur ku. Jadi biarkan aku tinggal di rumah menunggu sampai aku harus benar-benar pergi." Hati Rio teriris mendengar perkataan Laras, ia memeluk Laras dan mengecupi wajahnya.
"Maafkan aku Laras, tolong maafkan aku!" Rio menangis, entah sudah berapa kali ia menangis dan mengucapkan beribu kata maaf, ia sangat menyesali semua yang ia perbuat.
"Aku tidak menyalahkan mu Rio, ayo pulang, aku ingin pulang sekarang dan bertemu Sasha." Laras mengusap air mata Rio.
"Aku harus konsultasi dulu dengan Yoga." Laras mengangguk.
•••
Setelah berkonsultasi dengan dokter Yoga, Rio membawa Laras kembali ke rumah, ia akan menuruti permintaan Laras, dan tidak akan memaksanya untuk sembuh. Meskipun sebenarnya dia sangat ingin Laras sembuh.
"Selamat datang di rumah sayang." Bibir pucat Laras mengembang, ia tersenyum bahagia karena sekarang ia sudah kembali ke rumah.
"Sasha sebentar lagi akan ke sini, dia di rumah Mama." Laras mengangguk.
"Rio bisa antar aku ke kamar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Month with You
Short Story[Taelice] || Local version. [END] [Short Story] Ketika masa depan yang sudah tersusun dengan rapi harus berakhir hancur hanya karena datangnya sebongkah masalalu yang kembali menoreh cerita lama. ••• Since: 220619 End: 030819