NINE

10 3 3
                                    

Liona's pov

"Kenapa kau pulang?" sembur kak Bryan padaku

"Baiklah aku akan pergi lagi" jawabku memutar bola mata malas

"Dan aku akan menyiapkan pemakamanmu besok" ucapnya meledek

"Huh, kau lebih tua dariku jadi kau saja duluan, daripada kau jadi tua yang menyebalkan, kau lebih baik rest in hell" jawabku meremehkan

"Sejak kapan kau pintar begini?"

"Sejak kau bodoh begini" ucapku tersenyum menang

"Ah sudahlah berbicara denganmu hanya menghabiskan liur" jawabnya pasrah

"Dasar tua!" ucapku dan menjitak kepala Kak Bryan

"Umurku baru 23 tahun Liona, kau sebut aku tua?"

"Baru kutinggal 4 hari saja jenggotmu sudah seperti tukang penggali kubur"

"Jika kau pergi 4 minggu mungkin ini bisa dikepang nantinya" ucapnya mengelus dagu

"Dan kau terlihat kekurangan vitamin, lihatlah dirimu luar dalam kelihatan bodoh"

"Hemm ya Liona anak singa sekarang udah jadi anak kurang ajar"

"Hemm ya Bryan anak,, ehh lu anak apaan bang?"

"Biadap"

Author's pov

Liona dan Bryan tertawa lepas karena percakapan mereka sendiri, para pelayan yang mendengar itu juga ikut senang karena sekian lama mansion ini jarang bahkan hampir tidak pernah ada yang tertawa,
Suasana mengerikan menyelimuti mansion ini

"Mana kekasihmu?" tanya Bryan

"Langsung pergi ada urusan"

"Oh"

"Apakah kau tau dia sebenarnya siapa?" tanya Liona

"Leon?"

"Yap"

"Dia anak tunggal dari pengusaha tambang bukan?"

"Iya kau benar, tapi apa kau tau siapa keluarganya?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Jawab saja apa kau tau?"

"Tidak"

"Dia anak Michael Urie"

"Jika ingin membunuhku jangan mengagetkanku, kau tau jika aku tidak kaget" ucapnya santai

"Aku tidak bercanda kak, dia memang anak Michael Urie"

"Nama belakangnya Davidson, Liona kenapa kau sangat yakin"

Akhirnya Liona menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu, saat Leon memberitahu Liona akan itu semua

"Blake!!!"

"Ya tuan?"

"Siapkan semua senjata kita mulai malam ini!"

"Kenapa kau tergesa, ini terlalu cepat" ucap Liona memotong

"Kita sudah menunggu sepuluh tahun lamanya Liona, sekarang mangsa sudah didepan mata, kenapa disia siakan" ucap Bryan tegas

"Terserah kau, aku hanya akan menyiksanya tidak membunuhnya, nyawanya ada padamu"

"Nyawanya ada pada Tuhan, aku hanya membantunya bertemu dengan Tuhan"

"Kau memang baik"
Liona dan Blake langsung tertawa kecil

LOVE for ENEMIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang