TEN

12 2 3
                                    

"Arrrgghhh"
Darah mengucur dari pipi kanan Michael, sayatan Liona sangat dalam hingga darah tidak mau berhenti untuk mengalir

"Lihatlah darahmu sangat kotor" ucap Liona

"Apa yang kau mau, akan amu berikan tapi pergilah dari sini dan jangan ganggu kehidupanku!!" Teriak Michael

"Aku hanya membantumu bertemu dengan Tuhan" ucap Liona

"Permisi tuan, ada sebuah kelompok mencoba membobol markas kita" ucap Blake dari earphone

"Apa??, dimana semua penjaga!!" jawab Bryan

"Mereka semua tewas tuan, jika dibiarkan lebih lama lagi mereka bisa masuk kedalam, karena mereka mencoba menyadap sistem keamanan otomatis di markas"  ucap Blake

"Kirimkan saja penjaga dimansion untuk ke markas!!"

"Maaf tuan sepertinya itu bukan ide yang bagus, kemungkinan mereka juga berada dimansion untuk mengawasi keberadaan kita"

"Baiklah kalau begitu akan kuselesaikan ini dan kita kesana"

"Baik tuan"

"Habisi semuanya dan kita pergi ke markas sekarang juga!!" ucap Bryan melalui earphone kepada seluruh penjaga

"Baik tuan!!"

"Liona cepat habisi dia, kita tidak punya banyak waktu!!"

"Apa yang terjadi??"

"Akan ku ceritakan di mobil"

Doorrrr Doorrr

Bryan menembak kening dan jantung Michael dan dalam sekejap Michael sudah tidak bernafas lagi

_________________________

"Apa yang terjadi?" tanya Liona didalam mobil

"Ada kelompok yang ingin membobol markas kita"

"Uhm"

~sampai di markas

"Dimana mereka?" tanya Bryan

"Kabur" jawab Blake datar

"Oh shit!"

"Btw, kamu ga takut kalo Leon tau kamu yang habisi Michael?" tanya Bryan

"No, its so excited" jawab Liona dengan sumringah

"Why?"

"Kan yang bunuh kamu kak" ucap Liona menahan tawa

"Damn!!"

Skip

_____♡_____

Drrrtt drrttt
Dering ponsel Liona membuatnya terbangun dipagi buta,

"Hallo?"

"Kau dimana Liona?"

"Dirumah, aku baru saja bangun"

"Aku akan datang kerumahmu,
setelah ini selesai"

"Terserah!"

Tuut tuut
Sambungan terputus

Liona membersihkan diri dan turun untuk sarapan bersama Bryan

"Morning kak" sapa Liona saat masuk ruang makan

"Morning"

"Leon akan datang kesini"

"Untuk?"

"Entahlah, dia bilang ingin mengatakan sesuatu"

"Mungkin dia tau jika kita yang menghabisi Michael kemarin"

"Mungkin"

Drrt drrtt

Leonardo
'Aku sudah didepan'

Tanpa membalas pesan dari Leon, Liona langsung menuju ruangtamu untuk membuka pintu

"Hai" sapa Leon

"Hmm?" gumam Liona dan menaikkan satu alisnya

"Setidaknya biarkan aku masuk"

"Oke, masuklah"

"Jadi ada yang ingin kau bicarakan?"

"Daddy meninggal kemarin"

"Lalu?"

"Aku tau jika kau pelakunya dengan kakakmu" ucap Leon santai

"Ya, lalu?" jawab Liona  tak kalah santai

"Aku hanya ingin berterimakasih padamu dan juga kakakmu"

"Untuk?"

"Karena kau sudah menghabisinya, kau sengaja membiarkan cctv menyala?"

"Kau gila?, aku menghabisi orang tuamu tapi kau malah berterimakasih?"

"Wohoo" sahut Bryan saat mendengar

"Hai kak" sapa Bryan

"Kurasa telingaku bermasalah"

"Tidak, memang begitu nyatanya, aku bisa bebas dari si tua bangka itu"

"Hell, why?" tanya Liona

_________________________________________________

Wkwkwkwk
Segini dulu ya guys, author lagi sibuk

Love X❤

Maapin ya jarang post

11:58 a.m Tuesday 16 july 2019








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE for ENEMIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang