1#Awal Pertemuan

47.6K 1K 10
                                    

Lantunan ayat suci dikumandangkan dengan begitu merdu. Lantunan itu terasa seperti belaian angin teduh yang menyejukkan hati. Para peserta majelis taklim yang diikuti oleh sebagian besar kaum remaja itu menatap takjub kepada wanita yang sedang melantunkan ayat-ayat cinta Allah itu dengan begitu indah.

Semua orang yang terdiri dari remaja muslimah seolah terhipnotis oleh lantunan ayat-ayat cinta Allah. Begitu merdu dan menentramkan hati. Wanita cantik berbalut pakaian muslimah itu memang terbiasa memulai tausiyahnya dengan membaca ayat suci terlebih dahulu. Tentunya ayat suci tersebut adalah ayat yang berhubungan dengan tema tausiyahnya kali ini.

Zahrani...

Gadis cantik nan Sholehah yang sedang mengumandangkan ayat-ayat cinta Allah itu memang terbiasa memulai kultumnya dengan lantunan cinta yang mendayu indah. Hal itulah yang membuatnya memiliki banyak penggemar di kalangan gadis muslimah di wilayah Bogor.

"Sebagian besar wanita lebih memilih untuk tetap menampilkan auratnya, dengan alasan belum siap, mau memperbaiki akhlak terlebih dahulu, takut tidak modis dan lain nya." Ucap Zahra memulai tausiyahnya.

"Padahal berhijab merupakan cara Islam memuliakan wanita. Dimana Islam memberikan batasan agar pria tidak sembarangan menatap wanita." Lanjutnya bicara dengan senyum yang menawan dari bibir tipis cantik alami miliknya.

"Jika mereka beralasan karena saya ingin memperbaiki akhlak terlebih dahulu... Itu salah... Justru dengan berhijab maka kita akan malu dengan penampilan kita, dan Ini akan menjadi rem dalam menjaga akhlakul karimah."

"Lalu bagaimana jika alasannya karena pakai hijab tidak modis? Saya himbau kepada para remaja putri yang Insya Allah sholehah semua... Aamiin... Saya ingatkan kembali janganlah bangga dengan kecantikan, karena kecantikan merupakan fitnah dunia.. Kecantikan akan mengantar kita ke neraka jika kita terlalu membanggakan nya hingga kita menjadi pribadi yang sombong dan suka merendahkan orang lain..."

"Segala kebaikan di dunia ini adalah milik Allah SWT... Jika Allah berkehendak Allah akan mengambil kecantikan itu dengan cara apapun yang Allah kehendaki... Nauzubillah himinzalik"

Gadis muslimah bernama Zahra yang baru saja pulang seminggu yang lalu setelah menempuh pendidikan beasiswa nya ke Kairo, sedang menyalurkan sebagian ilmu nya pada para remaja putri.

Inilah dakwah pertama nya setelah kembali dari wilayah timur tengah. Gadis itu pandai membawakan dakwahnya, hingga hampir semua remaja di wilayah Rancamaya Bogor mulai berhijab. Zahra menjadi publik figur yang membawa nilai positif di lingkungan nya.

Dia mengajarkan wanita cantik bukan dipoles dengan make up, tapi di poles dengan iman dan taqwa hingga semua orang disekitarnya merasa nyaman akan kehadirannya. Wanita yang anggun bukan wanita yang modis dengan fashion terkini. Tapi dengan pakaian yang menutup auratnya, hingga semua yang melihat akan segan dan menghormati nya sebagai muslimah sejati.

Wajah wanita akan semakin ayu bukan karena perawatan skin care dari dokter kecantikan ternama.
Tapi wanita akan semakin ayu jika selalu menghapus dosa dengan siraman wudhu yang memberi pelembab alami pada wajah nya.

Itulah yang selalu di ucapkan Zahra di setiap kesempatan.

Hingga seorang Pria tak mampu melarikan diri dari pesona Zahra. Lalu menemui wanita cantik tersebut.

Wanita dengan wajah berseri alami. Tanpa polesan bedak maupun lipstik seperti kebanyakan wanita jaman sekarang. Senyum wanita itu tak pernah pudar. Seolah dia tak pernah dirundung masalah dalam kehidupannya.

"Assalamualaikum, ustadzah Zahra"

"Waalaikum salam... Akhi..." Ucap Zahra menundukkan wajahnya.

Akhi merupakan panggilan untuk seorang Pria dalam bahasa Arab.

Zahra menunduk kan wajah nya karena dia khawatir akan melakukan dosa besar.

Zinah mata.

Walau sekilas, tapi efek berpandangan itu mampu membuat jantung Zahra bergetar hebat. Bahkan Zahra bisa merasakan pasokan oksigen di paru-parunya menipis karena terlalu berdebar hanya dengan menatap wajah tampan rupawan itu.

Sungguh pria di hadapannya begitu sempurna. Seolah Allah menciptakannya dengan penuh kebahagiaan. Fitur wajah pria itu berahang kokoh dengan bulu halus di bagian dagunya. Berkulit putih dan bibir semerah cherry. Kelas sekali pria ini bukan seorang perokok.

Tampan...

Itulah yang akan ada di pikiran kaum hawa saat melihatnya, termasuk Zahra.

Pria berbaju koko putih dan celana sarung hitam bersalur itu menyapanya yang diam membisu seperti patung. Bahkan dalam posisi yang setia menundukkan wajah.

"Alhamdulillah, akhirnya saya memiliki kesempatan untuk berbincang dengan Ustadzah. Sebenarnya saya ingin mengenal ustadzah lebih jauh. Apakah ustadzah bersedia?"

"Alhamdulillah... Jika Akhi ingin mengenal saya lebih jauh. Silahkan datang ke alamat ini dan bicaralah dengan abi dan ummi saya, karena sesungguhnya wanita yang belum menikah itu masih dalam tanggung jawab abi nya." Ucap Zahra lembut.

Gadis itu pun memberikan sebuah kartu nama miliknya. Di sanalah alamat rumah nya tertera.

"Alhamdulillah... Terima kasih Ustadzah." Ucap pria tadi sambil menerima kartu nama tersebut..

"Owh ya perkenalkan nama saya Muhammad Akmal Sulaiman, panggil saya Akmal.. Insya Allah saya akan datang menemui abi dan ummi Ustadzah.."

Ucap pria yang memperkenalkan diri bernama Akmal tersebut dengan senyum merekah. Hal itu refleks membuat Zahra membalas senyuman itu dengan jantung yang bermaraton. Lagi-lagi Zahra kembali menundukkan wajahnya.

Ini adalah pengalaman pertamanya. Berbincang dengan seorang Pria. Jujur sajaselama ini dia selalu menjaga jarak dengan lawan jenis. Dia begitu menjaga dirinya dari perbuatan keji yang sangat dibenci Allah.

Lalu mengapa hari ini dia tidak menjaga jarak?

Bukannya tidak menjaga jarak, tetapi memberi kesempatan kepada seorang Pria yang memiliki niat baik pada nya. Sejak dulu abinya selalu berpesan.

"Silahkan seorang wanita berbincang dengan lawan jenis nya, namun hanya dalam batasan halal." Itulah nasihat yang selalu dia ingat sepanjang hidupnya.

"Tidak dengan ungkapan mesra dan panggilan sayang sebelum dihalalkan pria tersebut. Karena panggilan tersebut merupakan bagian dari zinah perbuatan. Dan Allah sangat membenci seseorang yang mendekati zinah. Dan tetaplah menjaga pandangan nya. Karena untuk pertama kali sebelum kedipan yang pertama merupakan  anugrah Allah SWT. Namun yang berikutnya akan menjadi zinah pandangan." Sungguh inilah kalimat pamungkas sang Abi yang mampu membuat Zahra menjaga dirinya.

Takdir Cinta (Sang Muslimah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang