6#I Miss You

19.5K 725 7
                                    

Raynand kembali ke rumah masa kecilnya. Rumah dengan taman mawar putih dan taman billberry. Pria itu tersenyum menatap rumah yang selama ini memeluknya dengan penuh cerita canda tawa dan kehangatan sebuah keluarga.

Setelah menatap lama rumah uang sudah lebih dari satu bulan tak disinggahinya karena kesibukan, pria itu pun turun dari vios merahnya. Sebuah mobil sedan bekas taksi yang sudah dimodif sedemikian rupa. Dia menyeret dua koper besar di tangan nya. Dan kembali menginjakkan kaki pada marmer hitam ruangan tersebut.

"Assalamualaikum.. Bun.. I miss you." Ucap Raynand menyapa Bundanya yang sedang memasak di dapur. Pria tampan itu memeluk tubuh sang bunda dari belakang. Membuat wanita yang telah melahirkan tersentak kaget.

"Miss you too son.. Alhamdulillah.. Kamu mau tinggal di sini lagi nak?" Tanya Silvi menatap koper besar yang dibawa putranya. Silvi begitu bahagia menyambut kedatangan putra sulung nya yang sudah lebih dari satu bulan tak mau mengunjunginya karena perang dingin bersama sang ayah.

Sejak sang ayah memaksanya menjadi seorang dokter dan menjadi kepala rumah sakit. Raynand pergi dari rumah demi membuktikan eksistensinya di dunia bisnis. Dia bosan dengan kehidupan yang monoton. Dia tak ingin menjadi seorang dokter seperti sebagian besar keluarganya.

"Ya bun... Tidak masalah kan?" Tanya Raynand manja.

"Tidak Sayang... Bunda bahagia sekali kau mau tinggal disini lagi. Kau sehat Sayang? Sudah lama Bunda tidak melihatmu. Kau tampak lebih tirus sekarang." Silvi menatap sedih wajah putranya yang tampak lebih kurus dari sebelumnya.

"Maaf ya Bun... Raynand jarang mengunjungi Bunda. Mulai sekarang Raynand akan tinggal di sini. Mungkin akan lama. Jika Bunda tidak keberatan." Ucap Raynand bersedih.

"Tidak masalah Sayang. Ayo kamu istirahat dulu di kamar.Bunda akan memasak makanan kesukaanmu." Ucap Silvi sambil mencium pipi putranya.

Wanita paruh baya itu sedikit berjinjit karena tubuh Raynand yang sudah jauh menjulang tinggi.

"Kau masih ingat rumah rupanya. Kapan datang?" Ucap Indra ayah Raynand dengan sindiran tajam.

"Assalamualaikum Ayah... Maaf baru mengunjungi Ayah." Ucap Raynand mencium punggung tangan ayahnya.

"Baguslah kalau masih ingat punya orang tua..." ucap Indra ketus

"Sudahlah ayah..." Silvi berusaha menengahi suami dan putranya. Sungguh dia tak ingin ada perang dingin yang kembali terjadi antara anak dan ayah itu lagi.

"Tak apa Bun. Raynand memang salah. Raynand jarang mengunjungi Bunda dan Ayah. Dan sekarang Raynand malah datang mau numpang di sini." Ucap Raynand menunduk lesu.

"Tidak Sayang. Ini rumah mu juga. Kau bebas mau tinggal sampai kapanpun." Ucap Silvi mengusap lembut punggung putranya.

"Memang kemana apartment mewah mu, sampai kau mau menumpang di sini?" Tanya Indra menyindir putranya.

"Raynand jual yah.." Raynand sangat berat saat mengucapkan hal itu. Sungguh jika bukan karena ingin lepas dari jerat wanita iblis itu, Raynand tak rela melepas apartment dan mobil kebanggaannya.

"Lamborgi mu kau jual juga?"

"Iya Ayah."

"Kau kehabisan dana rupanya. Dari dulu Ayah bilang lebih baik jadi dokter. Kau malah memilih jadi bussinessman yang menguras energi dan pikiran, sekarang kau malah naik mobil murah. terserah kau lah... Sana Istirahat!"

"Terima kasih Ayah."

"Ayah malah bersyukur kau pulang ke rumah. Ayah tak perlu khawatir suatu saat, ada perempuan datang dan minta pertanggungjawaban dari mu." Ucap Indra bergumam.

Takdir Cinta (Sang Muslimah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang