20

4.2K 163 11
                                    

"Udah siap?" Tanya Nathan

Nayya mengangguk sebagai jawaban, hari ini mereka berdua akan pergi ke dufan sebagaimana janji Nathan tempo hari. Tak disangka Alvaro dan Viya juga ikut mereka ke dufan dan sekarang mereka sedang berada di mobil Nathan.

Mereka berkaraoke disepanjang perjalanan walau suara yang lebih dominan dari kursi belakang yaitu kursi Alvaro dan Viya.

"Geser sedikit kenapa sih?!" Viyya berusaha menggeser tubuh Alvaro.

"Ga. Udah PW nih" jawab Alvaro besikukuh.

"Ih sama pacar gamau ngalah sama sekali!" Viyya memukuli badan Alvaro dengan membabi buta.

Nathan dan Nayya hanya saling pandang, percuma juga mereka berdua sudah melerai namun hasilnya mereka berdua lah yang disuruh diam. Nayya yang mengantuk menyenderkan kepalanya ke jendela dan tidur.

***

Nathan terus menerus menepuk pipi Nayya pelan agar cewek tersebut bangun dari tidurnya.

Viyya berdecak, "Kalo lu banguninnya gitu dia gabakal bangun".

Nathan tak menghiraukan Viyya dia tetap menepuk pipi Nayya sambil mengguncang tubuh Nayya. Alvaro yang sedari tadi diam langsung maju dan menyingkirkan Nathan dari hadapan Nayya.

"Dia ngapain?" Tanya Nathan, Viyya mengedikkan bahu tak peduli.

Alvaro menarik nafas dalam dalam dan ia tahan selama 3 detik, ia lebih mendekat ke arah Nayya dan mensejajarkan dirinya.

"NAYYA! BANGUN! MANURIOS DATENG!" Alvaro berteriak sampai orang-orang disekitar mobil mereka menoleh kearahnya. Mendengar nama Manurios, Nayya langsung membuka matanya sempurna.

"Mana?! Dia ngapain?" Nayya yang masih setengah sadar menengok kesegela arah dan ternyata tak ada Manurios. Dia menatap tajam ke arah Alvaro dan Alvaro hanya menunjukkan cengirannya.

"Udah, ayo beli tiket" Ajak Nathan dan mengambil pergelangan tangan kiri Nayya untuk dimasukkan disela-sela jari tangan kanannya.

Mereka berempat sudah masuk kedalam kawasan dufan, Alvaro ingin naik wahana yang memacu adrenalin terlebih dahulu. Akhirnya mereka naik wahana niagara-gara. Nayya duduk disamping Nathan dan dibelakangnya Alvaro dan Silviya.

"Kok gini doang sih?" Protes Alvaro

"Belum mulai" Jawab Nathan

Saat perahu mulai menanjak raut wajah Alvaro langsung berubah menjadi cemas. Ia menggenggam pergelangan tangan Viya dengan kencang. Dan BYURR!! Mereka berempat basah kunyup.

Sekarang mereka sedang mengeringkan pakaian mereka berempat, Nathan hanya berdiri didepan Nayya dan membantu cewek itu mengeringkan rambutnya.

"Kok tadi kamu ga panik?" Tanya Nayya yang menyadari bahwa Nathan saat perahu mereka meluncur dia tidak teriak dan mukanya masih datar.

"Aku udah hatam" Jawabnya masih mengeringkan rambut Nayya. Nayya membulatkan matanya, bagaimana bisa orang tidak berteriak saat naik wahana tersebut, memang Nathan spesies yang langka.

Nathan terkekeh melihat Nayya yang tampak kaget tak percaya, "Aku sama bang Raihan setiap bulan bisa kesini" Jelas Nathan, Nayya manggut-manggut.

***

Hari sudah hampir malam dan disinilah mereka sekarang wahana bianglala yang dapat melihat keindahaan saat matahari mulai tenggelam.

"Nath, ini keren banget!" Ucap Nayya sambil mengeratkan pelukannya ke Nathan. Nathan mengusap rambut Nayya dan menyelipkan sehelai rambutnya dibelakang daun telinga.

Ice Prince Vs Ketua Osis [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang