"Lo yakin ga ada maknanya yang dibilang Nathan?" Tanya Silviya, sembari mengambil cemilan.
"Gua gatau sih Vi, gua berusaha buat positive thingking aja".
Memang Nayya menceritakan perkataan Nathan yang aneh, sejak saat itu pula sikap Nathan kepadanya mulai berubah. Nathan yang biasanya datar, cuek dan kalem sekarang berbeda. Nathan menjadi sangat perhatian, Posesive, dan sedikit romantis. Nayya bukannya tak senang jika sikap Nathan berubah kepadanya.
Namun apa harus ada sesuatu yang Nathan tutupi darinya dulu baru dia berubah? Kalau seperti itu lebih baik Nathan tetap datar dan cuek."Kenapa ga lo coba tanya?" Saran Viya
"Gua mau kayak gitu. Tapi gaenak, itu privasi dia"
"Ah lo. Gaenakan terus, menjalin hubungan tuh harus saling terbuka satu sama lain."
Nayya mempikirkan apa yang diucapkan Silviya ada benarnya juga, tapi dia bingung mau bertanya seperti apa, dia sendiri pun masih ada yang dia rahasiakan dari Nathan.
Nayya punya satu ide yang cukup gila, dia sangat ingin melakukan idenya ini, namun takut jika Nathan tau dia akan marah kepadanya. Jadi mungkin untuk saat ini lebih baik Nayya bungkam.
"Yaudah lah buat sekarang gua diam aja dulu. Kalo udah waktu nya juga nanti terungkap sendiri." Kata Nayya sambil berjalan menuju sofa kamarnya.
Viya melempar bantal kearah Nayya dan tepat, kena wajahnya, "Nayya! Tadi lo bilang lo penasaran, tapi giliran disuruh tanya malah gitu. Yaudah lah gua balik aja. Bye."
•••
Berhubung malam ini malam Minggu, Nathan mengajak Nayya untuk sekedar berkeliling kota. Dia sudah siap berangkat untuk menjemput Nayya.
Dering telpon membuat Nathan menoleh, ia melihat si penelpon dan mengangkatnya.
"Ga bisa. Gua ada janji" jawab Nathan
Terdengar helaan oleh Nathan, "Oke. Gua jemput." Ia memutar balik mobilnya.
Maafin gua Nay. Batin Nathan
Nayya sudah menunggu lebih dari 1 jam tapi Nathan tak kunjung menjemputnya, ia juga sudah menelpom Nathan tapi ponsel Nathan tidak aktif. Sekarang Nayya uring-uringan di tempat tidurnya.
Bintang yang hendak turun melihat celah pintu Nayya terbuka sedikit memutuskan untuk melihat adiknya, pasalnya sudah dari sore hari adiknya ribut memilih baju yang akan digunakan.
"Lo gajadi jalan?" Tanya Bintang, sembari duduk didekat Nayya
"Gatau Bang, Nathan ga aktif" Jawab Nayya
"Ga beres. Ayo lo jalan sama gue" Bintang langsung menarik adiknya untuk turun kebawah, dan segera pergi menuju Mall didekat rumah mereka.
Bintang juga membatalkan janji nya untuk bertemu dengan teman-temannya di cafe. Untuk saat ini perasaan adiknya lah yang terpenting.
•••
Nathan sudah sampai didepan rumah bercat abu-abu, dia memencet bel dan muncul lah Adel dari balik pintu. Akhirnya mereka berdua pergi dengan mobil Nathan.
"Buruan" kata Nathan saat mereka sudah sampai di Mall, dia sudah jenuh menunggu Adel membeli pakaian.
Setelah selesai berbelanja, Nathan ingin segera pulang dan ia segera pergi kerumah Nayya. Nathan ingin menembus kesalahannya dengan Nayya. Namun masalah sepertinya akan segera menimpanya. Nayya melihat Nathan yang sedang membawakan barang belanjaan Adel. Sungguh itu Adel yang memaksa.
"Nathan?" Nayya sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia menangis dan berlari pergi.
Bintang menatap Nathan dengan tajam, ia mendekat ke arah Nathan dan berkata,"Jauhin adek gua". Setelah itu ia berlari menyusul Nayya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168312320-288-k911654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince Vs Ketua Osis [HIATUS]
Teen Fiction"Lo harus jadi babu gua" - Nathan "Siapa lo siapa gua" - Nayya Nathan Arkanata Putra most wanted SMA Garuda Bangsa yang mendapat julukan manusia kutub, Tembok, es batu, jelmaan beruang kutub dll,banyak kaum hawa yang menggrandungi Nathan tapi hanya...