Hari ini Nathan sekeluarga berkunjung kerumah nenek mereka, didaerah Bandung. Sepanjang perjalanan Nathan hanya menatap layar ponselnya, dari pagi Nayya belum menghubunginya sama sekali. Ia sangat khawatir dengan gadisnya.
"Nathan, gimana kamu sama Nayya?" Tanya Papanya sambil fokus menyetir.
"Ya gitu Pah, Nayya salah faham sama Adel" Jawab Nathan jujur.
"Lo udah ketemu Adel? Lo gasuka sama dia kan?" Tanya Raihan memastikan.
"Ck. Gua sekarang sayang sama Nayya bukan sama Adel lagi" Tutur Nathan.
***
Hari minggu. Setiap hari Minggu pagi, Nayya selalu lari mengelilingi kompleks perumahannya. Seperti sekarang, Nayya sedang mengistitahatkan kakinya di taman kompleks.
Nayya berulang kali membuka aplikasi chat diponselnya untuk melihat apa Nathan memberikannya kabar. Ingin rasanya ia mengirim Nathan pesan namun ego mengalahkannya.
Gengsi. satu kata yang membuat Nayya dan Nathan tak saling mengirim pesan. Keduanya gengsi untuk sekedar mengirim pesan.
"Yaudah gua pulang aja deh" Nayya kembali berdiri dan pulang menuju rumahnya.
Saat sampai dirumah ia melihat mobil tantenya, ia langsung masuk dan melihat adek sepupunya sedang bermain kejar-kejaran dengan abangnya.
"Assalamualaikum, rame banget nih" Nayya duduk disofa depan tv
"Kak Nayya!!" Panggil adik sepupunya.
"Aduh, Hanna. Jangan lari-lari" Nayya memeringati Hanna agar tidak terjatuh. Hanna hanya menunjukkan giginya.
"Kak, ayo main dikamar Kak Nayya" Ajak Hanna, Kalau sudah begini mau tidak mau Nayya harus menurutinya.
"Tapi kak Nayya mandi dulu ya" Hanna mengangguki ucapan Nayya.
***
"Nathan, nenek mau ngomong sama kamu" Ucap nenek Nathan lembut.
Nathan yang sedang bermain PS dengan sepupunya segera menghampiri Neneknya.
"Nenek mau ngobrol dimana?" Tanya Nathan sopan.
"Di dekat kolam renang aja" Nathan menyetujui nenek dan mendorong kursi roda neneknya kearah kolam renang.
"Nathan, kamu masih suka sama Adel kan?" Nathan diam ia tidak ingin menyakitkan hati neneknya.
"Kenapa nenek tanya begitu?" Nathan berusaha tetap tenang.
"Nenek hanya ingin kamu sama Adel kembali seperti dulu lagi, nanti Adel akan masuk SMA milik ayahmu." Nathan mencerna ucapan nenek.
Nathan menggeleng, " Maaf nek, untuk permintaan nenek yang ini, Nathan gabisa. Maaf Nek" Nathan kembali mendorong kursi roda neneknya kedalam rumah.
"Kenapa kamu tolak permintaan nenek?" Nathan tak menjawab melainkan langsung pergi dari rumah neneknya.
"Nathan pergi nek" Nathan langsung keluar rumah dan menuju rumah pohon yang dibikin oleh kakeknya untuknya dan Adel.
"Gua harus telpon Nayya" Ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Ia berusaha menghubungi Nayya namun Nayya sedang berada dipanggilan lain.
"Nayya, lo telponan sama siapa sih? Gua telpon kok lu ga jawab".
Nathan menghempaskan ponselnya ke sofa yang ada dirumah pohon. Ia mendekat kearah balkon rumah pohonnya dan merenung, ia berfikir keras bagaimana dirinya bilang bahwa Adel sudah menyakitinya, Nathan takut neneknya tidak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince Vs Ketua Osis [HIATUS]
Teen Fiction"Lo harus jadi babu gua" - Nathan "Siapa lo siapa gua" - Nayya Nathan Arkanata Putra most wanted SMA Garuda Bangsa yang mendapat julukan manusia kutub, Tembok, es batu, jelmaan beruang kutub dll,banyak kaum hawa yang menggrandungi Nathan tapi hanya...