5

4.6K 134 3
                                    

Tristan sangat kaya, Alesha akui itu. Dilihat dari rumahnya yang mewah dan megah seperti ini, sepertinya Tristan bukan orang biasa. Alesha penasaran, sebenarnya apa pekerjaan Tristan?

Pria itu tampaknya hanya bekerja sesuka hatinya. Hari ini adalah hari kerja dan pria ini tidak bekerja, tetapi dirinya memakai jas formal seperti orang kantoran.

Alesha mencoba berpikir rasional dengan otak standarnya yang masih bisa dipakai. Bisa saja Tristan hanya memakai jas itu agar orang berpikir kalau dia bekerja padahal tidak.

Bisa saja, bukan?

Tiba-tiba saja, di tengah kekaguman Alesha saat memandang isi dari rumah mewah Tristan, pria itu menjentikkan jarinya di depan wajah Alesha agar ia sadar akan dunia nyata.

"Hey!"

Alesha menatap Tristan malas, "ada apa, tuan?"

"Panggil aku Tristan."

"Baik, tuan Tristan."

"Aku bilang apa? Tristan. Hanya Tristan. Kamu tuli?"

"Ya sudah. Tristan."

Berbicara dengan Tristan adalah hal yang paling tidak normal yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Selalu ada saja satu kata yang salah di telinga Tristan.

Seakan kata itu akan mengguncangkan dunia hingga runtuh. Tristan terlalu berlebihan.

"Selama kamu bekerja, kamu harus tinggal disini."

Mata Alesha melotot mendengar perkataan Tristan yang santai itu. Ia tidak mau tinggal satu atap dengan psikopat gila ini.

Hidupnya saja tidak berjalan lancar saat berbicara dengan Tristan. Bagaimana jika tinggal satu rumah? Alesha bisa dipastikan akan mengidap penyakit jiwa.

"Ini perintah, bukan tawaran. Kamu ingat kan kalau kamu nggak boleh membantah perintahku?"

"Tapi Alesha nggak mau tinggal disini! Alesha masih punya rumah!"

"Tenang. Aku sudah mengirim seseorang untuk merawat rumah kamu disana."

"Kenapa Tristan nggak menukar posisi orang itu sama Alesha? Biar Alesha yang merawat rumah Alesha sendiri, orang itu yang bekerja disini."

Tristan terkekeh, "nggak semudah itu, Alesha."

Pria ini gila. Benar-benar gila. Sepertinya yang ada di otaknya itu hanya bagaimana cara untuk membuat Alesha cepat mati dengan cara terkeji.

Alesha memutar otaknya. Ia tidak mau disuruh tinggal di rumah Tristan. Sama saja itu dengan bunuh diri. Lebih baik bunuh diri, itu lebih cepat mati daripada mati disini dengan perlahan.

"Maaf, ya, Tristan harus tahu kalau Alesha nggak bisa masak, cuci baju, membereskan rumah. Alesha gampang lelah. Dan juga Alesha harus kuliah dari pagi sampai siang. Lebih baik kita batalkan saja perjanjian ini."

Alesha terpaksa berbohong dan mencerminkan dirinya sebagai pemalas.

Semoga Tristan mempercayainya dan tidak ingin mempekerjakan perempuan malas seperti Alesha ini. Tidak apa reputasinya jelek, asal hidupnya tenang tanpa Tristan.

"Nggak masalah." Jawab Tristan singkat.

Tidak masalah bagaimana? Alesha bingung. Jadi apa fungsinya dia menjadi pembantu di tempat ini jika tidak bisa melakukan yang pembantu lakukan biasa?

"Maksud Tristan?"

"Kamu hanya perlu tinggal disini. Masalah itu, aku punya banyak pembantu disini. Kamu boleh keluar rumah ini hanya untuk kuliah. Selain itu, kamu harus berada di rumah ini."

Rich Man's MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang