"Makasih kak, udah nganterin pulang" ucap yomi sopan dan langsung turun dari motor soobin.
Soobin yang masih berada dimotornya hanya diam dan menatap rumah yomi.
"Beneran rumah Lo?" Tanya soobin.
"Iya.. " jawab yomi bingung sambil mengangguk pelan. Soobin terlihat tidak percaya jika rumah itu adalah rumah yomi. Yomi harus tetap sabar saat bersama soobin Kenapa soobin tidak langsung pergi setelah selesai mengantarnya. Soobin terus membuat yomi kesal karena harus bersikap sabar menghadapi soobin.
"Oh.. "
Yomi hanya diam dan masih terseyum terpaksa melihat sobin yang masih saja belum pergi meninggalkan rumahnya. Yomi hanya bisa bersorak dalam hati agar soobin cepat pergi.
'Cepatlah pergi'
'ngapain masih disini sih?'
'buruan pergi kek'Kira Kira kata itu yang ingin yomi keluarkan dari mulutnya agar soobin segera pergi. Tapi apa yang bisa yomi lakukan, jika saja ia punya keberanian untuk mengatakan kalimat itu dari tadi pun sudah ia katakan kepada soobin.
Soobin pun mengalihkan tatapannya kearah yomi. Yomi menatap balik kearah soobin dengan tatapan bingung sambil menaikan sedikit alisnya keatas. Mereka hanya terdiam. Yomi mencoba untuk tidak mengatakan kalimat kalimat yang memang tidak harus ia katakan kepada soobin. Suasana sangat hening sesaat.
Cangung.
Yomi sudah tidak tahan dengan suasana canggung antara dia dan soobin. Yomi pun mencoba untuk mencari topik agar ke cangungan ini berhenti.
"Hm.. Kak, aku masuk dulu" ucap yomi mencoba untuk tidak gugup saat mengatakan kepada soobin yang masih serius menatapnya. Yomi menjadi kiku karena respon soobin yang masih sama seperti dari menatapnya dengan serius.
Yomi sungguh kehabisan kesabaran menghadapi soobin yang benar benar membuat yomi ingin mati karena suasana canggung ini. Yomi terus bersabar menghadapi sikap soobin yang membuat yomi naik darah. Karena soobin masih melihat kearah yomi dengan tatapan yang tidak bisa yomi mengerti. Seketika tanpa sengaja yomi pun hampir mengucapkan kalimat yang harusnya tidak ia ucapkan.
"Kak, ga mau mampir..."
Dringg.. Dringg..
Tepat saat yomi hampir mengatakan kalimat itu hp soobin tiba tiba berdering membuat yomi berhenti melanjutkan kalimatnya. Seketika yomi baru sadar dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. Hampir saja kalimat yang harusnya tidak yomi ucapkan lolos begitu saja dari bibir yomi.
Yomi pun mencoba untuk terlihat biasa ingin rasanya mati detik ini juga Tiba tiba kalimat itu langsung saja keluar dari bibirnya. Yomi hanya mengigit kesal bibirnya yang sudah mengeluarkan kalimat itu begitu saja.
Dringg.. Dringg..
Soobin segera mengangkat telpon itu dengan serius. Yomi dapat melihat perubahan wajah soobin saat mengangkat telpon.
"Kenapa ra?"
Yomi hanya diam dan melihat soobin yang sedang berbincang dengan seseorang lewat hp. Raut wajah soobin begitu tenang saat mengangkat telpon itu. Yomi tidak bisa mendengar suara seseorang yang sedang berbincang dengan soobin ditelpon.
"Sekarang gimana?" Seketika soobin memasang raut serius tapi yomi masih dapat melihat soobin yang terlihat khawatir.
Terdengar helaan nafas lega. Yomi hanya bisa diam, walaupun sesungguhnya yomi sangat penasaran apa yg mereka bicarakan.
"Lo tunggu disitu, Gue kesana sekarang" ucap soobin segera memutuskan panggilan itu.
"Tadi lo bilang apa?" Tanya soobin mengalihkan pandangan kearah yomi.
"Oh.. itu bukan apa apa kok kak" ucap yomi gugup. Soobin hanya diam beberapa saat sebelum ia menjalakan motornya.
"Gue pergi, lo masuk sana"
Yomi hanya mengangguk dan mengucapkan kalimat yang mungkin sudah biasa bagi orang lain tapi tidak untuk soobin.
"Hati-hati, ya kak..." ucap yomi membuat soobin sedikit meliriknya sebentar.
Soobin pun segera melajukan motornya dan meninggalkan yomi.
"Huhhh" ucap yomi lega melihat soobin yang sudah hilang dari pandangannya.
* * *
Seorang wanita sedang menunggu dengan perasaan tak tenang. Ia terus melirik sekitar menunggu seseorang datang.
"Serra!"
Serra segera menoleh dan berdiri saat melihat soobin yang sudah berlari tergesa-gesa.
"Gimana keadaan bunda?" Tanya soobin cemas sambil mengatus nafasnya.
"Udah baikkan bin, lo tenang aja" ucap serra menenangkan soobin.
Soobin menghela nafas lega lalu terduduk dengan lelah di kursi tunggu. Serra yang melihat soobin pun ikut duduk bersamanya. Serra hanya bisa melihat sedih sahabat kecilnya ini.
"Udah bin, tante suzy orangnya kuat, lo ga perlu khawatir" ucap serra menyemangati soobin dengan menggelus punggung soobin pelan.
"Makasih ya ra, kalo ga ada lo gue ga tau harus gimana lagi"
Soobin tersenyum menatap serra yang duduk disampingnya. Senyuman itu. Senyuman yang hanya soobin berikan kepada serra. Seyuman yang bahkan tidak bisa serra menggerti.
"Santai aja kali" balas serra.
"Lo punya gue."
Dari sekian banyak kalimat, kenapa harus kalimat itu yang selalu keluar dari bibir serra membuat soobin berharap serra tahu arti dari tatapan soobin.
"Lo ga perlu khawatir gue bakal selalu disamping lo kok" ucap serra.
Andai saja serra bisa membaca arti tatapan soobin, mungkin serra tahu kalau setiap kalimat yang serra ucapkan tadi berarti untuk soobin. Bahkan sangat berarti besar untuk soobin.
"Iya, gue tau lo selalu ada buat gue ra" balas soobin.
Serra hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya dari soobin. Serra menatap lantai rumah sakit dengan seyumnya.
"Cieee"
Ekpresi kaget serra terlihat saat mendengar soobin yang tiba tiba mengucapkan kalimat itu.
"Gimana tadi dianter sama idola?" Lanjut soobin.
"Berisik lo" balas Serra ketus.
Soobin tahu dari sekian ekspresi wajah serra, soobin dapat menemukan kebahagiaan yang begitu besar dalam diri serra.
Untuk saat itu soobin bertahan untuk mengingatkan diri sendiri untuk terlihat senang dihadapan serra.
"Bin.."
"Apaan?""Menurut lo Taehyun baik ga?" Tanya serra mengulum seyumnya.
"Baik"
"Ih, bukan itu maksud gue" potong serra.
"Maksud gue Taehyun baik ga buat gue?" Tanya serra.
Soobin hanya terdiam. Mungkin soobin bisa menjawab tidak untuk pertanyaan serra. Tetapi soobin tidak akan menjawabnya seperti itu.
"Ra, kalo menurut lo Taehyun baik buat lo, gue yakin Taehyun emang yang terbaik buat lo" ucap soobin membuat serra menoleh kearahnya.
"Karena lo tau apa yang terbaik buat lo, dan gue yakin itu" lanjut soobin Serra hanya tersenyum.
Jika saja soobin mengatakan ia lah yang terbaik, mungkin tidak. Karena soobin tau ia hanya seorang pengecut yang tidak bisa menyatakan perasaannya kepada wanita yang ada dihadapannya sekarang.
Dihadapan serra soobin hanya sahabat kecilnya. Karena itu soobin tidak bisa membuat persahabatannya rudak hanya karena keegoisanya.
Soobin menyesal menyimpan rasa yang harusnya tidak ia simpan untuk serra. Rasa yang mungkin bisa merusak persahabatan mereka nanti.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold Boyfriend
Teen Fiction"lo udah bikin masalah sama gue, jadi.." - Soobin "Jadi?" - Yomi "Mulai hari ini lo jadi pacar gue" - Soobin Yomi dipaksa jadi pacar Soobin? Kakel dingin yang sama sekali tidak ingin berhubungan dengan cewe dan hanya dekat dengan satu orang cewe...