Pagi di apartement yang di tempati Lucas dan Jungwoo tak seramai pagi sebelumnya. Pagi ini sungguh dingin walaupun cuaca hari ini cukup cerah
"Jungwoo, waktunya sarapan" panggil Lucas pada Jungwoo yang sedang berada di kamar
Semalam Lucas pulang ke apartement pukul 03.00 dan langsung tidur di sofa ruang tamu
Setelah mendapat panggilan dari Lucas, Jungwoo turun menuju meja makan untuk sarapan
"Mata mu kenapa Jungwoo?" tanya Lucas saat melihat mata Jungwoo. Jungwoo menghiraukan ucapan Lucas
"Kamu menangis?" tanya Lucas lagi, namun masih di hiraukan oleh Jungwoo
"Papa minta maaf ya tentang kejadian kemarin. Mau kan memaafkan papa?" kata Lucas meminta maaf kepada Jungwoo
"Papa" lirih Jungwoo
"Apa sayang?" tanya Lucas saat mendengar Jungwoo memanggilnya. Hatinya sakit saat mendengar Jungwoo memanggilnya dengan suara lirih dan serak
"Papa, uwu boleh peluk papa?" tanya Jungwoo lirih sambil menundukkan kepalanya
"Sini papa peluk" jawab Lucas sambil membawa Jungwoo dalam dekapannya
"Papa jangan marah lagi sama uwu" sebulir air mata lolos dari pelupuk mata Jungwoo yang berada di dekapan Lucas
"Papa gak akan pernah lagi marah sama uwu. Maafin papa ya?" kata Lucas
"Iya, papa. Tapi uwu boleh tanya sesuatu?" katanya seraya melepaskan diri dari dekapan Lucas dan menghapus air matanya
"Boleh"
"Tapi papa jangan marah ya?" tanyanya memastikan
"Iya, papa gak akan marah" Lucas sudah tau anaknya mungkin akan menanyakan tentang mengapa tak memperbolehkannya dekat dekat dengan Mark
"Kenapa kemarin papa gak ngebolehin uwu deket sama Mark?" tepat sasaran, apa yang di pikirkannya sekarang di tanyakan anaknya
"Uwu gak boleh tahu. Uwu masih kecil, jadi gak boleh tahu" jawab Lucas seadanya. Karena dia belum bisa kalau memberitahukan yang sebenarnya pada Jungwoo
"Papa ih, uwu udah besar. Uwu udah SMA kok masih di bilang kecil" rajuknya seraya mengerucutkan bibirnya
"Gak ada loh anak SMA yang merajuk kayak gini" kata Lucas seraya mencubit bibir anaknya yang mengerucut itu
"Papa, sakiiittt" adunya
"Maaf, maaf. Habisnya uwunya papa ini menggemaskan" dan sekarang yang menjadi sasaran tangan Lucas adalah pipi Jungwoo
"Hari ini gak perlu sekolah ya. Ijin dulu, papa mau menghabiskan waktu bersama uwu di apartement" kata Lucas setelah selesai mencubit pipi Jungwoo
"Tapi ini hari kedua ku sekolah. Masa sudah bolos" kata Jungwoo
"Gak apa apa. Kan sekolah itu punyanya kakek" jawab Lucas
"Kalau begitu uwu mau ke rumah nenek sama kakek aja. Uwu rindu dengan kak Renjun" katanya bersemangat
"Gak mau menghabiskan waktu sama papa di apartement?" tanya Lucas. Sebab kalau pergi ke rumah ayah dan ibu Lucas, Renjun akan memonopoli Jungwoo
"Gak, aku rindu kak Renjun, papa. Udah 3 bulan gak kesana. Aku mau nemenin kak Renjun yang sendirian di rumah kakek dan nenek" katanya menjawab ucapan Lucas lalu memajukan bibir bawahnya tanda sebal
"Jangan di majukan, nanti papa cium. Lagi pula Renjun tidak sendirian, ada Jeno juga yang menemaninya sayang" kata Lucas setengah bercanda kepada Jungwoo. Sebab setengahnya lagi ingin sekali merasakan bibir merah muda itu
"Papa~ kak Jeno kan juga bekerja tidak mungkin menemani kak Renjun" rengek Jungwoo seraya menunjukkan puppy eyes nya yang selaku membuat Lucas luluh
"Baiklah, baiklah. Kamu menang, Papa gak bisa menolak permintaanmu. Tapi, ada syaratnya" kata Lucas sambil menatap wajah polos Jungwoo
"Apa papa syaratnya?" tanyanya pada Lucas
"Cium papa dulu, setelah itu ganti baju dan kita ke makam nenek dan kakek dulu baru bertemu Renjun. Udah lama gak ke kakek sama nenek" katanya sambil menatap Jungwoo yang gembira karena permintaannya di turuti
Orang tua Lucas sudah meninggal sejak dia berada di tingkat 2 sekolah menengah pertama. Di usia semuda itu dia harus bisa mengurus perusahaan Wong Corp
Sedangkan Renjun dia sudah menikah dengan Jeno 2 tahun yang lalu. Waktu 6 tahun pacaran sudah cukup bagi mereka berdua. Mereka berdua memutuskan untuk menetap di rumah orang tua Lucas karena Renjun yang enggan pindah
Jungwoo mengangguk dan menangkup wajah Lucas lalu mendekatkan bibirnya untuk mencium Lucas
Cup
Deg. Deg. Deg.
Jantung Lucas rasanya berpacu lebih cepat saat bibir itu menyentuh permukaan bibirnya. Meskipun hanya menempel sebentar tapi itu tak baik untuk kesehatan jantung Lucas
"Kenapa cium papa di bibir?" tanyanya kaku seraya melihat anaknya yang menunduk
"Kata Tennie kalau kita sayang sama orang harus menciumnya di bibir, jadi uwu cium papa di bibir. Uwu kan sayang sama papa" katanya polos
Ingatkanlah Lucas untuk tidak mengijinkan Jungwoo bertemu dengan sahabatnya yang bernama angka sepuluh itu
"Lain kali jangan percaya apa yang dikatakan Tennie ya. Percaya saja apa yang dikatakan Winwinie" ucap Lucas pada Jungwoo. Sementara hatinya bersorak bahagia karena mendapat kecupan oleh Jungwoo
"Baik papa. Kalau begitu uwu siap siap dulu" katanya seraya bangkit dari duduknya dan pergi ke dalam kamarnya
Lucas tersenyum sendiri melihat kelakuan Jungwoo yang menurutnya lucu. Dia pun pergi menuju sofa di ruang tamu. Menunggu anaknya yang tengah bersiap seraya mengirim pesan pada Johnny bahwa dia tak bisa masuk hari ini
WYK
Hari ini gantikan aku di kantor
07.26Dan langsung di balas
JohnnySeo
Seenaknya sendiri menyuruhku mengurusi kantormu
07.26
( read )Ingin membalas pesan itu namun Jungwoo sudah keluar dari kamar
"Papa. Ayo berangkat" katanya seraya lari menuruni tangga
Mereka berdua menuju basement untuk mengambil mobil dan pergi menuju makam orang tua Lucas lalu pergi menemui Renjun
----------------
Jungwoo terlalu polos
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Papa! «CasWoo»✔
Teen Fiction[ COMPLETE ]✔ Hanya sekedar cerita Lucas dan Jungwoo Gay || Yaoi || bxb Lucas x Jungwoo #10 in chittaponleechaiyapornkul Start : 15 Juni 2019 End : 10 Juli 2019