10

1.4K 294 100
                                    

junsang nih junsang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

junsang nih junsang. chapter ini tentang junsang.....

btw baru sadar eunsang lebih tinggi dari junho:'D tapi lebih gemesin:( apalagi pas rambut merah:>















[10/01/2018]
7 tahun sudah berlalu





Eunsang tersenyum dari balik jendela ketika mobil hitam itu berhenti di pekarangan rumahnya.

"Ayah.. Bunda.. Junho udah dateng" Ucap Eunsang.

Bunda tersenyum kemudian menyiapkan semuanya di meja, sementara Ayah merapikan bajunya memastikan dirinya rapih di depan keluarga Cha.

Eunsang membukakan pintu dan secara bersamaan Junho dan kedua orangtua nya baru keluar dari mobil

"Si manis baru bangun? Ga siap-siap nih?" Goda Ibunya Junho pada Eunsang, Eunsang hanya tersenyum lebar menampilkan deretan giginya membuat ia terlihat seribu kali lebih manis.

"Udah tan! Cuma aku kan emang ga bisa diem jadinya berantakan lagi" Jawab Eunsang, Tantenya langsung mencubit pipi Eunsang gemas.

Eunsang menatap anak laki-laki seumuran di hadapannya, Tampan sekali, Wajah yang Eunsang kagumi sejak SMA.

"Ayo masuk tante, om, ...Junho"























"kakak... loh? kakak belum ganti baju? ayo cepet ganti baju" Ucap bunda di depan pintu kamar Midam menampilkan si sulung yang masih tidur-tiduran sambil menonton TV.

Midam mempoutkan bibirnya, padahal kan ia masih ingin santai, kenapa juga sih keluarga Cha datangnya pagi-pagi?!

"Iya iya, nih liat aku ganti baju!" Ucap Midam dengan nada yang terdengar lucu.

25 tahun Midam tetap terlihat seperti 8 tahun Midam di mata Bunda.

"Ihh ga usah di umbar ke Bunda auratnya! Itu kan asetnya calonmu!"

Midam dengan cepat mengenakan bajunya lalu turun ke lantai bawah.















Keluarga Cha dan Keluarga Lee sedang berkumpul di ruang keluarga, Mereka terlihat menikmati waktu libur nasional bersama, ini juga salah satu perayaan atas kelulusan Eunsang dan Junho dari Perguruan Tinggi 8 bulan yang lalu.

Keduanya bahkan sudah memiliki pekerjaan, Midam juga sudah punya penghasilan sendiri sejak 3 tahun yang lalu.

"Oh iya, Junho sama kantornya kemarin abis jalan-jalan dari Thailand ya? Mana oleh-olehnya?" Ucap Bunda menagih oleh-oleh pada Keponakannya

"Ada kok bun.. tenang aja, Saya udah siapin" kata junho dengan nada yang cool dan tenang.

Semakin dewasa Junho, semakin ia hilangkan kebiasaan menggunakan Bahasa goblin nya itu, ia jadi lebih sopan dan formal

"Wahh, bagus tuh, sini bagi-bagi"

Junho membagikan oleh-olehnya kepada keluarganya, mulai dari barang yang kecil hingga yang terlihat mahal, lalu yang terakhir, sekotak besar yang entah isinya apa, dihias secantik mungkin dengan nama seseorang terukir di atas secarik kertas berwarna merah.

"Ini.. nanti aja dikasihnya hehe" Ucap Junho dengan cengirannya seraya memegang kotak itu lalu dimasukan kembali ke dalan paperbag.

Eunsang tersenyum, Junho lucu sekali.

"yasudahlah, Pake malu-malu begitu kamu Jun" Goda ayahnya Junho.














Para orangtua sedang berada di dapur, sudah jelas Nyonya Cha dan Lee memasak, namun entah apa yang di bicarakan Tuan Cha dan Lee di dekat counter dapur.

Tersisalah para anak muda di ruang keluarga yang sibuk dengan ponselnya masing-masing, terlalu canggung untuk memulai pembicaraan, bahkan Eunsang dan Midam pun sedang dalam hubungan yang tidak baik

"Midam... kesini" Panggil Ayah, Midam mau tak mau langsung pergi ke dapur.

Meninggalkan Junho dan Eunsang yang larut dalam keheningan, keduanya malah sibuk dengan ponsel masing-masing dan terkadang Eunsang memaximalkan volume HP nya ketika memutar video di instagram agar tidak terlalu hening dan canggung.

Eunsang yang agak kikuk memutuskan untuk berdiri dan hendak beranjak dari ruangan itu, namun secara bersamaan Junho juga berdiri dengan sekotak kado itu ditangannya.

Eunsang hendak duduk lagi namun Junho tiba-tiba berjalan ke arahnya

Nyatanya,

bukan berjalan ke arahnya, namun berjalan melewatinya.















"Kak Midam"

Junho memberikan kado itu pada Midam yang tengah mengobrol dengan para Ayah.

Midam menerimanya dengan malu-malu.

"Nah begitu dong, masa malu dengan calon sendiri!" Ucap Bunda.

Sementara Eunsang, masih dalam posisi yang sama, berdiri membelakangi dapur, ia mendengar semuanya, godaan dari para orangtua, gombalan Junho dan tawa Midam.

"Jadi mau kapan tanggalnya?"




















"Terimakasih, Jurunhoro"

Lebih baik Eunsang diam saja disini daripada harus menahan rasa kecewa dan sakit hatinya ketika orangtua mereka membicarakan tanggal pernikahan kakaknya dan sahabatnya











Lebih baik Eunsang diam saja disini daripada harus menahan rasa kecewa dan sakit hatinya ketika orangtua mereka membicarakan tanggal pernikahan kakaknya dan sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...pisah.

maksudnya ini chapter tentang junsang pisah:D

Seobin mana?

my half » seodam ft. junsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang