PART 1 : Guru yang Aneh

49 9 0
                                    

Jika aku bertanya, apakah kau sudah bahagia dengan hidupmu saat ini? Aku yakin tujuh puluh persen akan menjawab sudah bahagia, dua puluh lima persen menjawab belum bahagia, dan lima persen sisanya ingin mati secepatnya. Jujur saja, aku salah satu dari 5 persen itu, mungkin bagi kalian itu adalah hal yang lebay karna seakan akan hidup ini adalah hidup yang paling menderita. Tapi aku tidak akan menyangkal pendapat kalian karna setiap orang punya pandangan masing masing.

Namaku jack, tidak ada panggilan khusus karna memang tidak ada yang ingin memanggilku, aku mahasiswa semester 7 di salah satu universitas psikologi di kotaku. Aku tidak tau apa yang membuatku tertarik di universitas ini, mungkin aku adalah satu satunya mahasiswa yang tidak punya teman sama sekali, karna setiap kali orang orang menatapku, aku langsung bisa mengetahui pandangan mereka tentangku, membosankan, aneh, dan bisu. Jika dunia ini membenciku lantas apa aku harus menyukainya? Maaf aku bukan orang sebaik itu.

Salah satu syarat lulus dari universitas adalah melakukan Kuliah Kerja Nyata, dan itu adalah hal yang menyebalkan bagiku. Karna apa? Karna aku tidak memiliki kenalan sama sekali, jadi aku hanya meminta rekomendasi pada dosen pembimbing dan akhirnya aku ditempatkan di salah satu sekolah menengah pertama sebagai guru BP. Mau tidak mau aku harus menerima rekomendasi itu. Dan hari pertamaku di sekolah itu bisa dibilang berjalan agak kacau karna hari itu, seorang siswi datang bercerita kalau ia sering di hina di kelasnya hanya karna ia bodoh, dan guru BP itu pun menyuruhku memberikan saran anak itu.

lalu aku berkata "ada orang yang berkata jika kau mengubah dirimu, maka hidupmu juga akan berubah. Tapi bagiku itu hanyalah omong kosong belaka, sekali bodoh tetaplah bodoh, itulah kesan teman teman mu padamu, walaupun kau berubah menjadi orang pintar, mereka tetaplah mengenalmu sebagai si bodoh, saranku, cukup jadi dirimu sendiri, kau tidak perlu memikirkan orang lain yang benci padamu, kau juga bisa menghajar mereka yang menghinamu, walaupun akhirnya kau akan babak belur dihajar balik mereka tapi percayalah, besok mereka tidak akan mengganggumu lagi, karna kau sudah memperlihatkan dirimu yang sebenarnya"

Lalu siswi itu berkata padaku
"apa kakak pernah dibulli juga?"

Lalu aku menjawab
"tidak, aku tidak pernah dibulli karna tidak ada orang yang peduli padaku"
kataku sambil tertunduk.

Setelah siswi itu meninggalkan ruang bp, salah satu guru diruang itu menegurku dengan berkata

"kau tidak seharusnya berkata seperti itu, masalah seperti itu adalah hal yang wajar di kehidupan remaja, setiap orang tidak bisa lari dari kenyataan, walaupun itu menyakitkan, tapi mereka pasti bisa berubah menjadi...."

lalu aku langsung memotong perkataannya "berubah menjadi lebih baik maksudmu? Jangan bercanda, hanya orang kuat yang memakai kata kata itu, pada akhirnya yang kuat akan selalu berkuasa, dan yang lemah akan selalu ditindas, memang menjadi bahan olok olokan di masa remaja seperti itu adalah hal yang wajar, tapi apakah kalian pernah memikirkan dampak dari hal itu? Gila, depresi, stress, bahkan berakhir dengan bunuh diri, dan kalian hanya branggapan kalau itu hanyalah hal yang wajar?" kataku kepada semua guru diruangan itu

"kalian hanya duduk santai diruangan ini dengan pemikiran dangkal seperti ini? Aku heran kenapa kalian bisa jadi seorang guru" kata ku sebelum meninggalkan ruangan itu.

Keesokan harinya dosen pembimbing memanggil ku ke kampus ia menyuruhku meminta maaf kepada semua guru di ruang BP kemarin, tapi aku menolak karna buat apa meminta maaf jika yang kukatakan adalah kebenaran.

"kau itu orangnya sangat susah diajak komunikasi, kau terlalu pendiam, tapi sekalinya kau bicara kau bisa menembus perasaan orang lain, pikirkan perasaan orang lain sebelum kau berbicara, agar orang orang tidak salah paham denganmu, jika kau seperti ini seterusnya, aku yakin kau tidak akan punya teman sama sekali, dan kau akan selalu dikucilkan, apa kau mau itu terjadi selamanya?"

Lalu aku langsung berkata "itu tidak masalah bagiku, jika mereka membenci atau menyukai ku tidak ada keuntungan bagiku, aku tidak peduli tidak punya teman sama sekali, karna teman hanyalah pemeran pendamping dalam cerita yang bernama kehidupan ini" Kataku padanya

lalu pembimbingku pun menyuruhku untuk pulang dan menenangkan diri.

~Lanjut Tak?

UnLIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang