Ke esokan harinya, jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi, tapi Icha masih belum bangun juga, awalnya aku ingin membangunkannya tapi ia pasti kelelahan karna semalam jadi kubiarkan saja ia tertidur. Sampai seketika jam menunjukkan pukul delapan pagi dan ia belum kunjung bangun, sampai akhirnya aku masuk ke kamarnya dan membuka jendela kamar itu.
"hoi... Bangun, ini sudah siang" ucapku.
"hmmm..." ucap Icha sambil menutup kepalanya dengan selimut.
"aku berangkat duluan, jangan lupa nanti pintu rumah kau kunci dan kuncinya simpan saja di bawah pot bunga di depan" kataku dan keluar dari kamar itu.
Seketika Icha langsung terbangun dan menahanku.
"kau... Jangan tinggalkan aku sendiri disini, nanti ada barang yang hilang, pasti ujung ujungnya aku yang salah" ucap Icha.
"lagipula kau baru bangun jam segini, padal semalam sudah kubilang kau harus pulang pagi pagi sekali"
"yaa.... Itu salahmu karna tidak membangunkan ku" kata Icha dengan tertawa.
"kau pulanglah mandi dan bersiap siap, aku juga sudah mau berangkat" kata ku.
"sudah tidak ada waktu lagi... Izinkan aku mandi disini yaa..." kata Icha dan berlari masuk ke wc.
"hoii... Kau jangan pake sabunku... Lagipula sikat gigimu tidak ada, dan barang barang mu yang lain juga tidak ada" kata ku di depan wc.
"kan punyamu ada" kata Icha dengan tertawa.
Lalu aku mengambilkan sabun dan sikat gigi baru di kamarku.
"hoii... Kau pake ini, jangan pake barang ku di dalam sana..." ucapku mengetuk pintu wc.
"iya, simpan saja disitu, nanti kuambil" ucap Icha di dalam wc.
Baru kali ini ada tamu yang menjengkelkan di rumahku, yang biasanya rumah ini selalu terasa damai dan tenang di pagi hari, sekarang berubah seperti taman kanak kanak yang brisik. Saat Icha selesai mandi, ia langsung masuk ke kamarku.
"apa kau punya baju kaos yang bisa kupakai?" kata Icha di belakangku.
Aku langsung terkejut melihat Icha berdiri di belakangku yang hanya menggunakan handuk yang menutupi badannya.
"k... k... kau keluar dulu.. Nanti kucarikan baju lamaku yang kekecilan" kataku dengan memalingkan pandanganku.
"aku mau pakai sekarang... Carikan sekarang..." kata Icha memaksaku.
"iya iya... Kau keluar dulu, badanmu... terlalu terbuka..." kataku dengan wajah malu.
Dengan wajah yang tersipu malu, Icha langsung berlari keluar dari kamarku, benar benar gadis yang merepotkan. Lalu aku mengambil baju kaos hitam polos dari dalam lemari dan memberikannya pada Icha.
"ini bajunya... Aku taruh di sini" ucapku di depan kamar Icha.
Lalu aku membuat sarapan, walaupun hanya roti dan segelas teh hangat.
"woaaah... Aku pasti merepotkan yaaa" kata Icha Dengan tertawa.
"yaa... Kau sangat merepotkan, padahal masih pagi kau sudah sangat merepotkan... Aku tau perasaan ibumu punya anak sepertimu... Pasti sangat menyebalkan" kataku sambil menyimpan roti di kulkas.
"hahaha... Kau terlalu berlebihan menilaiku" kata Icha.
Saat selesai sarapan, kami pun berangkat ke kampus bersama, di depan rumahku seperti biasa ada ibu ibu yang membeli sayur pada penjual sayur keliling.
"pagi buuu..." ucap Icha menyapa ibu ibu di tempat itu.
"waahh... Temannya jack yaa... Tidak biasa jack terima tamu dirumahnya" ucap Ibu ibu ditempat itu.
Lalu aku berjalan meninggalkan Icha yang sedang berbincang dengan ibu ibu di tempat itu.
"hahaha.. Aku pamit dulu ya buu..." ucap Icha dengan tertawa dan mengejarku.
Saat sampai di kampus, ada pemberitahuan kalau aku di panggil ke ruang dosen, aku tidak tau apa salahku sampai aku dipanggil. Saat sampai di ruang dosen.
"ohh jack... Aku ada kabar gembira untuk mu... Ada seorang psikiater yang tertarik padamu" kata dosan padaku.
"haa?? Kenapa dia tertarik padaku?" tanyaku dengan heran.
"saat kau melakukan drama kemarin, ia melihat aksimu, dan ia bertanya kau semster berapa, lalu aku mengatakan kalau kau sebenarnya melakukan KKN tapi karna beberapa masalah, jadi kau berhenti" kata dosen.
"....."
"ia ingin menawarkan mu KKN di tempat praktik nya sebagai asisten nya, jika kau mau aku bisa memberitahunya"
".... Aku akan memikirkannya dulu... Beri aku sedikit waktu" kataku.
"baiklah... Sebisa mungkin putuskan secepatnya... Dia itu salah satu psikiater yang terkenal, sangat jarang ada orang yang bisa menarik perhatiannya" ucap dosen.
Saat jam pelajaran selesai, Icha bertanya apa yang terjadi sampai aku di panggil ke ruang dosen. Aku jujur saja padanya kalau ada tawaran KKN.
"apa kau menerimanya?" tanya Icha.
"ntahlah..." jawabku.
"kau sebaiknya menerimanya... Apa kau tidak merasa malu saat seangkatanmu sudah melakukan KKN, sementara kau masih seperti ini" kata Icha
"ohiya... Kenapa ku berhenti KKN?" tanya Icha.
Lalu aku menceritakan semuanya padanya.
"hahahaha... Apa kau sungguh sungguh berkata seperti itu??" tanya Icha dengan tertawa.
"yaa... Aku hanya jengkel melihat orang orang seperti mereka semua... Mereka hanya duduk santai dan berlagak kalau semuanya baik baik saja" kataku pada Icha.
"kira kira apa yang mereka katakan saat kau berkata seperti itu yaa... Pasti sangat memalukan... Tapi kurasa tawaranmu kali ini adalah kesempatan bagus, dia seorang psikiater terkenal bukan... Pasti ilmu nya sangat banyak... Kau bisa belajar banyak padanya, dan kau bisa memperlihatkan keahlian mu padanya... Siapa tau dia akan mengajak mu bekerja di tempatnya saat lulus nanti" kata Icha menasihatiku.
"hmmm... Baiklah... Kurasa orang ini pasti berbeda dari guru guru di sekolah itu... Tidak ada salahnya mencoba bukan..." kataku pada Icha.
Malamnya aku menghubungi dosen pembimbing bahwa aku menerima tawaran KKN itu, aku sangat gugup, kira kira psikiater itu orangnya seperti apa ya...
Pasti orangnya sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnLIFE
Teen FictionCerita pertama yang gua publik gan, jadi kalau ada kekurangan di maklumin yah! Kritik sarannya kalau bisa :)