Ke esokan harinya, icha menungguku di tempat yang sama yaitu di dekat pos jaga, ia hanya tersenyum saat melihat ku ia tidak lagi menarik dan meneriaki ku, ntah kenapa melihat nya hadir di kampus lagi membuat ku merasa lega.
"apa semua tugas mu sudah selesai?" tanya ku pada icha.
"ada beberapa yang belum, aku tidak tau menjawab nya, kau bisa membantuku?"
"hmm... Nanti aku bantu"
Kami pun masuk ke kelas dan belajar seperti biasa.
Saat jam pembelajaran selesai, saat aku ingin pulang tiba tiba icha menahan ku."jangan bilang kau mau pulang"
"memang aku mau pulang" kataku padanya
"kau... Jangan pura pura amnesia... Nanti kau amnesia permanen kan tidak lucu" katanya dengan wajah yang murung.
"ohhh... Janji yang kemarin... Sebenarnya aku ada urusan dengan teman ku, jadi maaf aku tidak bisa menemanimu... Maaf" kataku dan berjalan meninggalkannya.
"heiii kau...!! Kau mana mungkin punya teman... Jangan coba coba membohongiku... Aku tidak mau tau, kau harus menemaniku seharian penuh!" katanya dengan nada yg marah dan menarik ku.
"kata kata mu tajam sekali..." ucap ku.
Saat itu jam menunjukan pukul 14:45, dan terpaksa aku menemaninya, awalnya kami ke taman lalu ke mall untuk berbelanja dan terakhir ke bioskop. Saat selesai ke bioskop ternyata sudah jam 9 malam, kami pun berjalan pulang.
"apa hari ini menyenangkan bagimu?" tanya icha.
"hmmm... Lumayan" jawab ku.
"hahahaha... Aku heran dengan orang sepertimu... Apa yang bisa membuat mu terkagum kagum?"
"ntahlah... Aku juga tidak tau"
"hmmm... Anehh, kira kira perasaan orang tua mu seperti apa punya anak sepertimu" katanya sambil tertawa.
"aku tidak serumah dengan orang tua ku" kataku.
"ha? Memang orang tua mu kemana?" tanya icha dengan terheran.
"...."
"heii kau jawablah... Itu bagian dari janji mu kemarin"
"sudah empat tahun ibuku pergi meninggalkan ku..." kataku.
"ibumu pergi bekerja?"
"bukan...maksudku ibuku sudah meninggal empat tahun yang lalu"
"ma-maaf karna bertanya begitu"
"ya... Tidak apa apa"
"lantas ayahmu?" tanya icha
"sebenarnya orang tua ku sudah lama berpisah... Tidak lama setelah mereka pisah ada kabar kalau ayahku menikah lagi dan punya anak... Jadi aku jarang bertemu dengan nya... Tapi saat ibuku meninggal ia mengajakku ikut dengannya tapi aku menolak dengan alasan yang mengurus rumah ibuku tidak ada"
"kalau boleh tau ibumu meninggal karna apa" tanya icha.
"ia punya penyakit... Aku tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang ia derita, yang jelas penyakitnya sudah komplikasi... Sekitar setahun ia habiskan hidupnya hanya di kursi roda... Tapi walaupun ia sedang sakit keras, ia tetap bisa tersenyum seakan akan penyakit yang ia derita hanyalah penyakit biasa"
"...."
"tapi... Aku bangga padanya, ia adalah sosok paling hebat dalam hidupku... Ia sudah mendidik ku dengan baik seorang diri... Menjadi single perent pasti melelahkan... Ia harus berperan sebagai ayah dan ibu di sampingku... Yang selalu ku ingat tentang ibuku adalah saat ia berkata kau tidak perlu mempedulikan orang lain... Yang harus kau lakukan melangkah maju dan melakukan apa yang kau anggap benar... Setiap orang punya alasan dalam melakukan sesuatu, bahkan seorang penjahat sekalipun punya alasan sendiri dalam melakukan tindak kejahatan... Karna itu aku tidak terlalu memperdulikan orang lain... Aku sudah bahagia dengan hidupku yang seperti ini" kataku dengan tersenyum.
"sepertinya kau salah memahami perkataan ibu mu... Ia tidak mungkin menyuruhmu mengabaikan semua orang... Yang ku lihat kau tidak peduli dengan semua orang... Jangan kan berbincang bincang dengan orang lain, menatap mata orang lain saja kau enggan melakukannya... Aku yakin maksud ibu mu hanya mengabaikan orang orang yang benci padamu, bukan ke semua orang" kata icha menasihatiku.
"apa dimatamu... Aku ini membosankan?" tanyaku pada icha.
"ntahlah... Menurutku kau orang yang menarik, kau punya pandangan hidup yang berbeda dari orang kebanyakan... Dan aku yakin pasti masih banyak hal menarik yang kau sembunyikan..."
"jujur saja... Kau satu satunya orang yang bisa membuatku mengatakan semua ini... Jadi menurutku kau juga orang yang menarik... Jika biasanya aku bisa menebak pandangan orang tentang diriku, berbeda lagi dengan mu... Kau selalu menarik ku... Mengikutiku... Bahkan terus berbicara padaku walaupun aku tidak pernah memperdulikanmu" kataku seraya tersenyum padanya.
"hmmm... Jadi aku orang pertama yang membuat mu seperti ini ya.... Kyaaaa... Kau membuat ku malu" kata icha sambil tertawa.
"yaa... Kau berbeda dari orang lainnya... Kebanyakan orang hanya akan mengatakan apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka pahami... Contohnya seperti bintang bintang yang ada di atas sana... Apa kau bisa menghitung berapa jumlah mereka?" tanyaku pada icha.
"ntahlah... Ribuan atau jutaan?" seraya menatap kelangit.
"yaa... Kau benar bahkan mungkin jumlahnya ada milyaran tapi kita tidak tau... Orang kebanyakan hanya akan mengatakan kalau bintang itu indah karna bisa bersinar terang sepanjang malam... Tapi faktanya, jumlah bintang yang banyak dengan jarak yang berbeda beda, cahaya bintang sendiri dapat sampai ke bumi membutuhkan waktu yang cukup lama... Ada yang sekitar empat tahun.. Ada yang tiga puluh tahun... Bahkan ada juga yang sampai ratusan tahun... Karna itu bintang yang kita lihat saat ini adalah bintang dari masa lalu, dan bintang yang sebenarnya sudah ada di masa depan... Kau bisa bayangkan luas alam semesta ini... Dunia ini terlalu luas untuk di jelajahi manusia" kataku pada icha.
"wooo... Wawasan mu luas juga, kau belajar dari mana?"
"apa kau kira buku yang sering kubaca adalah buku yang tidak berguna?"
"ohiya... Kau kan kutu buku... Hahaha" ucap icha sambil tertawa.
"dengan buku kau bisa menjelajahi dunia walau hanya berdiam dirumah mu... Karna itu tidak perlu traveling kesana kemari untuk menjelajahi dunia... Dengan membaca buku saja kau sudah bisa mengetahui segalanya" ucap ku.
"aku tidak terlalu tertarik membaca... Aku lebih suka melihat gambar dari pada tulisan.."
"kau memang seperti anak anak... Keras kepala, pemaksa, banyak bicara..."
"tapi anak anak ini yang membuatmu mengatakan semua nya kan" ucap icha sambil tertawa.
Sesampainya dirumah aku langsung berbaring di tempat tidur, ntah kenapa aku merasa lega, juga merasa bahagia, tidak biasanya aku seperti ini, gadis aneh itu berhasil membuatku seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UnLIFE
Teen FictionCerita pertama yang gua publik gan, jadi kalau ada kekurangan di maklumin yah! Kritik sarannya kalau bisa :)