[8]Runtuh⛈

95 29 2
                                    

Aku hanya butuh apresiasi kalian yang telah membaca buku kurang bahan dan kurang kerjaan ini☺️

——



Bertahan lah, meski alasan bertahan mu itu sudah pudar dan sirna karna tidak ada harap, tapi bertahanlah demi orang yang menyaingimu, dan demi aku biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertahan lah, meski alasan bertahan mu itu sudah pudar dan sirna karna tidak ada harap, tapi bertahanlah demi orang yang menyaingimu, dan demi aku biru.
-pelangi








✨✨

Pelangi datang bersama saudara laki lakinya, Tubagus fajaran bagaskara, atau bisa panggil fajar saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Pelangi datang bersama saudara laki lakinya, Tubagus fajaran bagaskara, atau bisa panggil fajar saja.


Pelangi berjalan masuk ke ruangan serba putih milik biru, sambil membawa senyuman dan bunga yang ada di tangannya.

"Halo, tuan biru pemalas" panggil si pelangi pada biru yang sedang fokus menonton siaran tv.

Biru yang tersentak kaget melihat perempuannya itu langsung membenarkan dirinya, "aku kaget" ucapnya sambil memegang sebelah dadanya

Pelangi dan kakak laki-lakinya itu hanya tertawa pelan.

Pelangi menaruh bunga yang dia bawa di samping ranjang biru, menatanya sedemikian cantik mungkin.

"Gimana? Baikan lo?" Tanya fajar

Biru mengangguk "ya lumayan, gak terlalu lemes"

"Kamu udah makan?" Tanya pelangi sambil duduk di samping biru

Biru menggeleng, "makanan rumah sakit gak enak, bunda udah kesini, tapi lagi pulang sekalian beli bubur katanya" balas biru

"Gue aja yang beli, mau cari angin bentar" kata fajar dan di balas anggukan dari pelangi

Kakak laki-lakinya itu pergi keluar, dan tersisa dia berdua. Pelangi membenarkan rambut biru

"Gimana harimu? Seru tadi?" Tanya pelangi penasaran

"Seru, lumayan jadi gak Bosen"

Dalam hati pelangi bersyukur.

"Aku cape" katanya tiba-tiba dan berhasil membuat pelangi kaget bukan main

"Biru, kam—"

"Maksudku, aku cape mau tidur. Ngantuk sayang"

Pelangi menghela nafasnya, hampir saja dia tercekek mati oleh kata kata biru tadi.

Pelangi membenarkan selimut milik biru, dan mengelus kepalanya.

Biru asal kamu tahu saja, pelangi sangat Menyayangimu, jadi mohon bertahan walaupun itu hanya untuknya, tetaplah bertahan.

Jangan buat kesedihan dan keterpurukan yang menjadi jadi biru, kehilangan adalah hal yang paling menyakitkan, di tinggalkan adalah hal yang paling menyedihkan.

Pelangi tidak ingin menjadi menyedihkan biru, pelangi ingin birunya ada bersamanya baik raga maupun hatinya, bukan hanya hatinya namun raganya menghilang.

Pelangi tidak ingin pangeran, tidak ingin putra bangsawan, tidak ingin putra dari keluarga kaya raya yang berlimpah harta dan uang, tidak ingin hidup mewah bersama laki-laki paling sempurna di muka bumi, tidak pelangi tidak ingin itu semua.

Pelangi hanya ingin birunya, sedikit berlebihan bukan? Tapi itu adalah kenyataan, bukan sekedar ungkapan, jadi tolong tuhan kabulkan permintaan pelangi.

Selama ini pelangi selalu jadi anak penurut dan berbakti, ramah terhadap orang di sekitarnya, berbuat baik, rajin. Jadi pelangi mohon kabulkan permintaannya untuk kali ini saja.

Pelangi menatap lembut laki-laki yang ada di hadapannya ini, sungguh dia sangat menyayanginya. Karna terlalu menyayanginya pelangi sampai tidak rela kalau biru benar-benar pergi.

Pelangi memegang jemari milik biru, dingin.
Ah pasti suhu AC terlalu tinggi. Pelangi mengambil remot yang ada di atas meja berniat mematikan AC tapi ternyata ACnya malah sudah mati.

Pelangi kembali duduk dan berusaha mengeratkan selimut milik biru hingga sampai lehernya.

Sunggu pelangi tidak tega melihat laki-lakinya itu kedinginan, sungguh tidak akan dia biarkan dingin mengganggu tidur nyenyak biru.

Kembali menggenggam jemari milik biru. Pelan-pelan dia belai perlahan, dia genggam lagi. Sungguh rasanya seperti tidak ingin kehilangan.

Tadinya berniat ingin tidur sembari menunggu kakak laki-lakinya itu dan bunda biru juga tapi niat itu terurung, melihat ada kapsul di bawah bantal milik biru.

Tunggu, itu apa?  batin pelangi.


Dia perlahan memasukan tangannya ke dalam bawah bantal yang biru tiduri sekarang, pelangi tarik jemarinya.

1,2,3,5—7,8,9

Astaga, biru.

Sedetik kemudia bunyi dari mesin rumah sakit membuat pelangi kalang kabut meneriaki nama dokter dan suster.














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEREINA ©Iniguee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEREINA
©Iniguee

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang