[9]semuanya🌬

100 29 10
                                    

Semuanya runtuh biru, kamu perlu tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya runtuh biru, kamu perlu tau. Aku runtuh
-pelangi






✨✨

Jemari pelangi masih bergetar, entah apa yang harus dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Jemari pelangi masih bergetar, entah apa yang harus dia lakukan. Bingung apa yang sekarang harus dia lakukan? Nyatanya dia gagal menjaga biru sungguh gagal.

Jari-jari pelangi masih menggenggam beberapa kapsul obat yang ada di bawah bantal biru, dan pasti masih ada lagi kapsul lainnya yang belum dia raih tadi.

Sungguh biru, pelangi tidak mengerti apa maksudnya? Mengapa? Bukannya biru juga masih ingin bertahan? Tapi mengapa dia lakukan semua ini?

Pelangi masih bingung, seluruh tubuhnya kaku.


"Pelangi!" Suara fajar menggema di lorong


Sedetik kemudian pelangi jatuh, benar-benar runtuh. Sang kakak itu hanya memeluk adik kecilnya di dalam dekapannya, sungguh ada rasa menyesal mengapa dia harus meninggalkan adik kecilnya itu tadi dan berakhir menderita seperti ini.

"Kenapa biru kaya gini Kak?" Tanya pelangi di iringan isakan tangisnya, sumpah pelangi tidak ingin seperti ini.

Fajar juga tahu betul betap adik kecilnya itu sangat menyayangi laki-laki yang ada di dalam ICU itu. Singgung fajar sangat tau, tau bahwa pelangi selalu menangis diam diam di dalam kamarnya, menumpahkan rapuhnya dalam diam di dalam bilik minimalisnya.

Sungguh adiknya sungguh malang.




Pelangi masih menangis dalam diamnya, bersama fajar uang menggenggam erat jemari adiknya itu.

Kini sudah ada bunda dan ayah.
Fajar sudah menjelaskan kronologinya, walaupun dia tidak di ceritakan pelangi tapi dia tau pelangi duduk sambil menggenggam beberapa kapsul di tangannya.

Sudah bisa di pastikan bunda segera memeluk pelangi begitu mendengar semuanya, dan sang ayah yang berusaha tegar.

Sungguh kejam bukan?

Sungguh, tuhan mendengar semua doa yang pelangi lantunkan dalam hati kan?



Dokter keluar, dan semua langsung segera menghampiri.

Ada perasan kecewa di wajahnya.
Jangan, pelangi tidak ingin semuanya terjadi begitu cepat.




"Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik pada biru.



Tidak dokter, bukan itu yang kami harapkan



penyakit leukemia limfositik kronis milik biru sudah menyebar hampir keseluruh, terutama ke paru parunya

Ternyata kami menemukan beberapa obat yang biru tidak minum berada di bawa di bawah bantalnya, dan kemungkinan hal tersebut juga berpengaruh.

Sekali lagi kami minta maaf"




Detik itu juga semua tangisan pecah, benar benar pecah.

Biru kenapa kamu bisa seperti ini? Mengapa kamu melakukan ini biru? Mengapa kamu membuat pelangi runtuh? Mengapa biru?

Kita bahkan sempat berbicara tentang berapa banyak anak yang akan kita punya bukan, tapi mengapa kamu malah melakukan ini biru?

Biru sumpah, pelangi benar-benar bingung kalang kabut harus apa.

Biru, pelangi belum bisa terbiasa tanpa sosok laki-laki teduh sepertimu. Tapi mengapa kamu pergi dengan merebut semuanya?

Semuanya biru semuanya, sampai pelangi tidak berdaya seperti ini.

Tangisan pelangi pecah di iringi hujan deras di luar, sungguh seperti ucapan biru.

Tidak biru, kamu tidak membawa kesedihan di hidup pelangi. Tidak sama sekali. Pelangi bahkan sangat bahagia sampai tak terhitung seberapa bahagianya.

Sumpah biru, pelangi tidak ingin menjadi menyedihkan tapi mengapa biru membuatnya malah terlihat mengerikan begini.

"Pelangi, bunda mohon relakan biru sayang" Bunda memeluk pelangi yang masih menangis sedari tadi. "Kamu harus kuat sayang, biru sudah kuat selama ini dan itu karna kamu. Jadi bunda mohon kamu harus kuat sayang"

Tidak bunda, pelangi tidak bisa.
Pelangi kuat karna biru masih setia menggenggam jemarinya, masih berada di sampingnya, masih mengelus kedua pipinya. Pelangi kuat karna biru.

"Bunda tau kita semua sayang biru, tapi tuhan lebih sayang biru dari pada kita semua pelangi"

Kenapa tuhan sayang biru, tapi malah mengambil dia dari pelangi bunda?

Tidak adil bagi pelangi, sungguh.


"Besok pagi kita sama sama harus rela biru di makamkan sayang, bunda sayang pelangi" bunda mengecup kening pelangi yang masih menangis




Sungguh bunda pelangi tidak sanggup, pelangi tidak kuat.













SEREIN ©iniguee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEREIN
©iniguee

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang