PS. Typo Typo Typo... hahhaa jangan lupa Klik tanda bintang dan kalo perlu share FF ini di sosmed kamu yaa 🤗
****
Daenerys termangu, tak lagi dapat berkata-kata. Ia tak tahu kenapa hidupnya serumit ini? Sejak bayi Ia selalu menjadi incaran musuh-musuh ayahnya. Saat dewasa Ia pun masih saja menjadi incaran musuh-musuh keluarganya.
Darah yang ada di tubuhnya membuat hidup Daenerys tak bisa tenang sedikitpun. Ia bukannya tak bangga dengan nama belakangnya, Ia amat sangat bangga. Tapi akibat nama itulah semua orang membenci dirinya. Akibat nama itu pula Ia memiliki emosi yang meluap-luap. Akibat nama itu juga Ia kehilangan orang yang Ia cintai.
Daenerys terduduk di kursi kayu tak jauh dari tempatnya berdiri. Di depannya terdapat meja kayu besar dengan peta Westeros dan Essos terpampang. Ia melihat nama-nama kota dan wilayah di peta itu. Peta yang dulu menjadi penunjuk keinginannya sebelum Ia mencapai Westeros. Meja ini masih sama. Peta ini masih sama. Ruangan ini pun masih sama seperti itu.
Hanya dirinya yang tak lagi sama. Ia tak lagi seperti dirinya yang dulu. Ia bukanlah Daenerys yang dulu. Semua yang dulu pernah ada di ruangan ini kini telah pergi, menghilang dari hidupnya.
"My Queen..." Daario menghampiri Daenerys, berlutut di hadapan sang Ratu lalu memegang jemari lentiknya. Daario tahu Daenerys pasti gusar luar biasa saat ini setelah mendengar apa yang Kinvara jelaskan soal dirinya sebelum Ia mati dan setelah kematiannya. Soal Westeros. Soal Three-Eyed Raven yang mengincar dirinya dan kebenaran siapa Three-Eyed Raven sebenarnya dan apa yang dia inginkan darinya.
Bran, sang Three-Eyed Raven, menginginkan kematiannya. Sejak awal dirinya menginjakkan kaki ke Winterfell. Sejak awal dirinya mengundang Jon Snow ke Dragonstone. Bran, merencanakan semuanya. Menghancurkan dirinya dari dalam. Hingga membuat Jon Snow membunuhnya.
"Kau harus mengumpulkan semua tentaramu. Dothraki, Unsullied dan beberapa House di Westeros yang masih setia padamu..." saran Kinvara.
"Yang mereka tahu aku sudah mati, aku bahkan tak tahu kemana Unsullied pergi dan aku tak yakin di Westeros masih ada yang mendukungku..." jawab Daenerys tak yakin. Ia tak lagi memiliki harapan ataupun ambisi. Mungkin sebenarnya Ia sudah tak perduli jika Bran membunuhnya.
"Ini bukan hanya tentang dirimu, Ini tentang semua orang di dunia, My Queen... Three-Eyed Raven sangat berbahaya... Ia bisa memanipulasi orang banyak, dan sebelum itu terjadi kau sudah harus mempunyai tentara dan sekutumu. Panggil mereka semua secara diam-diam. Aku tidak akan membiarkan Three-Eyed Raven tahu jika kau masih hidup, tidak hingga kau memiliki cukup sekutu." Jelas Kinvara.
"My Queen... aku selalu loyal padamu sejak awal hingga detik ini. Aku akan berkorban untukmu, mempertaruhkan nyawaku. Aku berjanji kau tidak akan terluka sedikitpun selama kau dalam perlindunganku. Aku dan Second Sons ada disisimu..." Daario memproklamirkan kesetiannya yang tak pernah berkurang sedikitpun.
"Aku tahu..." jawab Daenerys yang tak pernah meragukan soal loyalitas seorang Daario Naharis padanya.
"Kita akan ke Vaes Dothrak, menemui Khal yang baru. Tapi kau harus tetap menyembunyikan rambutmu selama perjalanan. Aku tidak ingin ada yang melihatmu di jalan. Akan sangat berbahaya jika prajurit Westeros tahu kau masih hidup." Ujar Daario lagi masih berlutut di depan Daenerys yang masih terduduk.
Daenerys menatap mata elang Daario, melempar senyum manis untuk sang pria.
"Aku harap para Dothraki masih menganggapku Khaleesi mereka dan mau berjuang bersama denganku..." harap Daenerys.
"Kita akan tinggal di Meereen sampai semua sekutumu tiba. Aku akan membantu mengumpulkan mereka disini tanpa di ketahui orang lain." Ujar Kinvara.
"Kapan kita ke Vaes Dothrak?" Tanya Daenerys menatap Daario.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Targaryen (Jonerys)
RomanceWARNING! ADULT CONTENT! "Be with me. Build the new world with me. This is our reason ,it has been from the beginning Since you were a little boy with a bastard name and I was a little girl who couldn't count to 20. We do it together. We break the wh...