Setelah kejadian itu Seokjin menuju asrama Ravenclaw untuk menemui Namjoon. Namun Seokjin sudah mencari kemana-mana tetap tidak menemukan sesosok Namjoon
'Apa mungkin anak Ravenclaw berbohong padaku kalau Namjoon benar-benar tidak ada?' fikir Seokjin, baru ingin melanjutkan acara 'Mari mencari Namjoon sang pujaan hati' ia sudah dikagetkan oleh seseorang"Jin!" menepuk pundaknya dan berteriak tepat ditelinga kanan Seokjin. Seokjin menoleh memasang muka yang terlanjur kesal dan malas, lagi lagi Jeonghan sipengganggu
"Bisakah kau tak mengejutkan orang sehariii saja?" ucap Seokjin kesal
"Hehee.. Maaf pangeran.." Jeonghan cengengesan seperti orang bodoh "Kenapa kau melamun? Mancari sang pujaan hati? Atau mencari si pengganggu bodoh?"
"Bukan urusanmu" ucap Seokjin acuh
"Auuhhh galaknyaaa" Jeonghan cemberut memajukan bibirnya, Seokjin memandang jijik sedangkan para 'Seme' yang melihatnya memandang lapar
"Cih! Kalau kau hanya ingin menggodaku lebih baik pergi!" oke. Seokjin sedang mode 'Senggol Avada Kadavra'
"Iya iyaa. Memangnya apa yang busa kubantu? Menelantarkan Joy di Hutan Terlarang? Kalo itu aku bisa"
"Tentu saja bukan bodoh! Mencari Namjoon aku ingin berbicara padanya, kalau tak mau membantu lebih baik menjauh"
"Cih tadi kutanya kau bilang 'Bukan urusanmu' sekarang mau kubantu masih marah-marah" ucap Jeonghan kesal dan meledek Seokjin
"Ohh jadi kau tidak mau membantu temanmu ini? Yasudah sana!"
"Duhh sensitifnyaa, iyaa ini mau kuban-" Jeonghan diam, Seokjin yang melihat Jeonghan tiba-tiba diam pun melirik manusia itu dengan bingung "Kenapa kau tiba-tiba diam seperti itu? Hey bod-"
"Seokjin! Itu Namjoonkan?! Seokjinn!! Itu benar Namjoon!" Jeonghan heboh sambil menunjuk-nunjuk si Kim Namjoon itu, Seokjin melihat arah yang dituju Jeonghan. Benar saja itu Namjoon si Dingin dari asrama Ravenclaw, senyum Seokjin mengembang hendak ingin menyapanya sebelum-
"Namjoonie oppa!" ucap salah satu perempuan langsung memeluk sebelah tangan Namjoon,
Joy.
Lagi-lagi perempuan itu, Seokjin yang melihatnya tentu kesal. Baru saja ia ingin protes tetapi sudah terpotong omongan Namjoon
"Apa?" tunggu... Sejak kapan Namjoon menanggapi perempuan itu? Biasanya ia akan langsung menghempaskan tangan perempuan itu begitu saja.
"Kau mau kemana? Biar kutemani ya?" ucap Joy sangat auntusias dan senang
"Perpus." balas Namjoon dingin, super duper dingin. Seokjin tambah kesal dan panas. Jeonghan yang melihatpun langsung paham
"Hei, apa kau tak sadar bahwa Namjoon itu geli karna tangannya menempel di dadamu itu?!" Jeonghan garang, menghampiri dua makhluk itu dan menarik tangan Namjoon menggantikan tangan Joy tadi. Seokjin masih diam melihat kejadian itu
"Namjoon ayo ke perpus bersamaku dan Seokjin, jika sampai kau menolak kusihir kau menjadi lebah seperti waktu itu!" ancam Jeonghan, Namjoon hanya melirik Jeonghan jengah
"Tak usah, nanti si tuan arogan ini membawa para pengabdi gilanya dan membuat kegaduhan di perpustakan." Seokjin yang kesal adalah Seokjin yang dingin dan menakutkan seakan-akan aura jahat, kelam dan mematikan menguar dari seluruh tubuhnya. Tanpa disadari Namjoon yang melihatnya bersmirk samar, entahlah senang melihatnya mungkin?
Namjoon mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan untuk mendekatkan wajahnya dengan wajah Seokjin yang sedikit lebih pendek darinya "Oh ya? Yang akan membuat kegaduhan itu apakah pengabdiku, atau pengabdimu?" melihat kesamping yang terdapat sekumpulan 'Pengabdi Seokjin' Seokjin yang bingung langsung menatap arah pandangan si tuan arogan itu, dan ya tepat disana ada sekumpulan lelaki dan perempuan yang diyakini posisi mereka adalah Top
"Apanya yang pengabdi? Mereka memang ingin ikut denganku ke perpus. Jangan sok tau kau tuan arogan!" ucap Seokjin galak dan polos?
"Oh ya tentu saja mereka ingin ke perpustakaan bersamamu sambil ber-modus mendapatkan pemandangan wajahmu di pagi hari yang sedang serius membaca buku" Namjoon sedikit sarkastik(?)
Seokjin mendengus "Ya baguslah, mereka membersihkan mata mereka dengan melihat wajahku yang sangat amat Tampan ini" Seokjin dengan seluruh kepedeannya
Jangan lupakan makhluk-makhluk disana yang sudah menatapi mereka dengan bingung, terganggu, bahkan ada yang teriak-teriak kecil.
"Hey.. Kau? Tampan? Hahaha apa kau masih di alam mimpi huh Jinseok?" panggilan itu lagi, wajah Seokjin memerah lagi. Membulatkan matanya, menunduk sebentar lalu menatap tajam mata Namjoon
"T-tentu saja aku tampan! Memangnya kau kira aku cantik?! Hell aku laki-laki bodoh! Apa kau buta?!" Seokjin berteriak kesal tentu saja, hei bagaimanapun juga Seokjin tetap memiliki sebuah 'Batang'. "Terserahlah, lama-lama gila aku kalau terus meladenimu!" Seokjin menundukkan kepalanya dan berlalu pergi ohh jangan lupakan pipi serta kupingnya yang memerah lucu. Namjoon ber-smirk lagi sambil terus memandangi Seokjin beralih berjalan mengikuti si pria manis bernama Seokjin itu, senyuman ber-dimpel setia menemani wajah tampan si tuan arogan.
Yahh.. Kira-kira hampir seperti itu di pagi hari tepatnya di sekolah khusus sihir Hogwarts, ditemani oleh pertengkaran kecil pasangan dari Ravenclaw-Hufflepuff yang manis, absurd dan membuat yang melihatnya iri.
Tbc/Delete?
Hehe(T▽T)
Maap kemaren saia tidak mood buat ngepub ini ff(T▽T)
Baiy de wey
Selamat hari jadi yang ke 6tahun uri bangtan!
Semoga makin sukses, makin jaya, makin ucul, makin tampan, Yoonmin Vkook Namjin moment makin banyak yaa hehe:3
Intinya
Thx sudah mau membaca ff gaje ini, voment juseyo.
Kritik dan saran diterima^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Platform 9¾[COMPLETED]
Fantasy[NamJin] *First Story* Hanya sekedar cerita sederhana tentang perjalanan yang cukup rumit segrombolan murid dari sekolah khusus sihir bernama Hogwarts. 'Namaku Kim Seokjin,seorang anak berusia 11tahun yang telah diundang ke sebuah sekolah khusus sih...