Stevano POV
Lama gue di amsterdam, sampai lupa kehangatan jakarta. Kurang lebih 4 tahun gue di negeri itu. Bunda udah jadi manager, ayah udah memutuskan untuk pensiun, sekarang tinggal gue, gue yang akan handle semua perusahan tersebut.
Tepat nya pukul 08.00 WIB. Gue sampai di jakarta, tempat yang paling ku rindukan sejak 4 tahun lalu, tempat seribu kenangan, tempat seribu luka, dan tempat seribu cerita.
Laura nama yang sering kali ku sebut dalam setiap doaku. Nama yang sering membuat ku rindu akan ibu kota indonesia. Dan nama yang sangat ku rindukan.
Ben seseorang yang selalu ku rindukan juga, dan sekarang gue berniat ke rumah nya. Kalo gue inget jalan nya. Juga enji pengen banget ketemu sama makhluk satu itu, temen dari jogja yang paling gue inget.
"Nak, sekarang terserah kamu mau ngapain, yang penting kamu bahagia, udah cukup buat bunda merenggut semua kebahagiaan mu."
"Vano di jakarta mau cari seseorang bun, kalo emang orang itu udah gak ada lagi di jakarta kemungkinan vano ke australia nemenin bunda sama ayah."
"Ya udah bunda tunggu di apartemen ya."
"Ok bun. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Dan ya, selama gue di amsterdam gue selalu di perlakuan seperti anak nya bunda, bukan seperti yang dulu. Dan sekarang sifat cuek gue sifat dingin gue udah gue buang. Sifat ramah dan suka tersenyum yang pernah di ajarkan laura ke gue, masih tertancap dalam. Lagi lagi laura.
Hari mulai sore, gue masih belum menemukan keberadaan ben. Akhirnya gue berhenti di taman. Gue memutuskan tuk masuk, kalau kalau gue ketemu seseorang di dalam. Gue masih berjalan tanpa tujuan. Mungkin karena gue banyak pikiran gue agak ngelamun.
Brukk ....
"Au...."
"Lo gak papa ? Maaf gue meleng tadi."
"Gak papa." Cewe ini kek pernah ketemu, gue yakin ini bukan laura, tapi dia siapa, familiar banget wajah nya.
"Sekali lagi minta maaf ya."
Cewe berhijab itu mendongak, melihat gue aneh, dan sedikit menyeringat.
"Kamu bukannya vano ?" Cewe itu malah tersenyum damai.
"Ehm.... " Gue cuma bisa mengangguk.
"Berarti bener, masa lupa sama aku.""Siapa si ?"
"Panti asuhan, bandung." Lagi lagi bi cewe senyum.
Gue mencoba mengingat ingat, bandung dan panti asuhan. Selain enji.
"Oh ya gue inget,,, gue lupa nama lo."
"Saya anissa."
"O ya anissa, lama gak ketemu."
"Sejak kamu ke jogja kok gak pernah ke bandung lagi si, trus sekarang kita ketemu di jakarta."
"Ya gitu deh, hidup gue pindah pindah. Maaf lagi gue gak bisa tepatin janji."
"Iyha deh gak papa. Kamu mau ngapain."
"Cari temen sma di jakarta, tapi gue lupa rumahnya di mana."
"Oh..."
"Kalo lo ngapain ?"
"Rutinitas biasa."
"Oh... ya udah gue lanjut nyari rumah temen gue."
"Ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BAD BOY [END]
RandomGue yang tak peduli apa yang namanya cinta dan gue yang selalu benci akan perhatian dari seseorang ataupun sikap manis. Tapi semua ini beda, ada yang aneh, ada yang tak biasa. Gue kenapa, semenjak dia dateng di hidup gue semua berubah semua luka yan...