yakin 100%

19 6 0
                                    

"Yeri?" Mark menunjuk yeri dengan penuh keyakinan.

"M a m p u s" yeri mengumpati dirinya sendiri.

"Kalian saling kenal?" Tanya daniel yang melihat yeri dan mark secara bergantian.

"Gak" -yer
"Yes" -mark

Daniel dan seulgi mengerutkan keningnya karena bingung. Yang satu jawab gak yang satu jawab iya.

"Khm, tolong ya itu perkenalannya nanti aja saya mau bicara dulu" kalau saja pak jongin tak bersuara pasti akan terjadi adu mulut antara mark dan yeri.

"Hari ini juga kita akan tentukan pengurus kelas. Siapa yang mau nyalonin?" Hening. Tak ada yang mengangkat tangan. "Kalau gitu saya tunjuk saja. Daniel" daniel maju kedepan tanpa merasa beban sama sekali. Memang sangat wajar dia dijadikan lelaki idaman.

"Siapa yang setuju daniel jadi ketua kelas" nyaris semuanya mengangkat tangan hanya ada beberapa anak laki yang tidak mengangkat tangannya termasuk mark si murid blasteran itu, mungkin karena belum terlalu kenal dengan yang lain.

"Kamu siap daniel jadi ketua kelas" kini pak jongin menatap daniel dan daniel mengangguk dengan sangat mantap. Sekali lagi, dia memang patut dijadikan lelaki idaman.

"Kamu tulis dipapan tulis nama kamu terus nama teman kamu yang lain, yang pantes buat jadi pengurus kelas.

Daniel mulai menulis dipapan tulis.

-ketua kelas : kang daniel
-wakil kelas : na jaemin
-sekertaris 1 : huang renjun
-sekertaris 2 : kang seulgi
-bendahara 1: wendy son
-bendahara 2: zhong chenle
-seksi kebersihan: mark lee
-seksi kesehatan: kim yeri

"Ok, daniel saya mau tanya dulu. Kenapa kamu pilih jaemin sebagai wakil?" Tanya pak jongin. "Karena saya rasa jaemin lumayan tegas pak, jadi nanti dia bisa gantiin saya, semisal saya ada halangan" jawab daniel. "Kalo sekertarisnya kenapa kamu pilih seulgi?" Pak jongin kembali mengintograsi. "Saya rasa seulgi bisa bantu bantu nanti, jadi saya jadiin sekertaris" daniel melirik kearah seulgi setelah itu ke pak jongin. "Satu lagi kenapa kamu pilih yeri untuk di seksi kesehatan, padahal waktu kelas 11 dia pernah pingsan pas upacara" yeri tersedak mendengar ucapan pak jongin. "Karena kalo saya sakit bisa dia yang ngobatin" kini daniel menatap yeri. Tatapannya seperti memiliki arti.

"Kamu saya pecat ya, jadi ketua kelas" pak jongin menatap daniel penuh dengan tatapan ancaman. "Gak pak saya bercanda" daniel tertawa sementara yeri menahan malu.

"Yasudah. Ini sudah fix ya, klian silahkan istirahat nanti tunggu pengumuman selanjutnya. "Iya pak" setelah mendengar koor sekelas pak jongin pergi meninggalkan kelas. Dan suasana pun kembali ramai. Ya gak ramai banget si.

"Mark, lu gak keberatankan jadi seksi kebersihan?" Daniel menghampiri mark. "No prob" mark tersenyum. "Gi, kantin yuk" yeri bangun dari bangkunya namun mark memperhatikannya dan membuat yeri risih. "Ngapa si lu" mark mengerjap dua kali saat yeri sedikit membentaknya. "Yeri kan?" Mark kini berdiri berhadapan dengan yeri

"Bukan. Tukiem" yeri menarik tangan seulgi dan membawanya entah kemana.

"Yer, yer. Sakit tangan gw" yeri mengehela nafas kasar dan menghempaskan tangan seulgi dengan agak kasar.

"Sakit mas bro, Udah ditarik tarik dilempar lagi tangan gw" seulgi memegangi pergelangan tangannya.

"Yaelah mending kagak copot tu tangan" yeri menyahuti sahabatnya itu dengan sarkas.

"Eh. Btw, si bule kayak gak asing deh. Gw kayak pernah liat gitu loh, tapi dimana ya" seulgi melipat tangannya, menaruhnya depan didada dan tampak seperti mengingat sesuatu.

Canada Boy × Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang