Pukul 7 pagi, Taeyong terbangun dari tidurnya. Taeyong terbangun ketika matahari sudah naik cukup tinggi. Cahaya matahari menyeruak melalui tirai. Cahaya itu sungguh menyilaukan mata. Namun, sebuah pertanda baik untuk memulai hari yang cerah ini, bukan?
Mengucek matanya pelan, Taeyong bangkit dari posisi berbaringnya. Taeyong menoleh ke samping kiri, ada suaminya yang tengah tertidur pulas. Wajah suaminya terlihat begitu tenang dan damai. Tetapi tidak menampik ada raut kelelahan yang ketara di wajahnya, yah kalian pasti tahu tugas seorang CEO tidak hanya duduk di kursi kebesarannya, menanda tangani kontrak, dan menghadiri meeting yang penting-penting saja kan? Apalagi kemarin Jaehyun lembur karena lusa besok akan mengadakan meeting dan makan malam dengan kliennya dari luar negeri. Dan itu bukan sembarang klien, bisa dibilang dengan menjalin kerjasama dengan klien itu, akses perusahaan Jaehyun untuk masuk ke pasar global akan terbuka semakin lebar! Maka ia harus mempersiapkan semuanya dengan baik mulai dari sekarang.
Kruuuk
Ups, perut Taeyong sudah berbunyi minta diisi rupanya. Taeyong mengerucutkan bibirnya, ia kesal sekali karena pagi-pagi dirinya sudah merasa lapar. Padahal setelah ini, dia ingin tidur lagi. Tapi tidur dengan perut kosong bukanlah ide yang bagus.
"Jaehyun, ayo bangun." Taeyong sedikit mengguncang lengan suaminya. Sebuah upaya agar suaminya bangun dan menemaninya sarapan.
Jaehyun adalah orang yang sensitif ketika ia tidur. Sekecil apapun suara dan sepelan apapun gerakannya, ia akan cepat terbangun. Maka dari itu, Taeyong beruntung karena tidak perlu repot-repot meneriaki Jaehyun dan mengguncang heboh tubuh suaminya agar ia cepat bangun.
Jaehyun menguap, lalu mengedipkan matanya beberapa kali, dan menoleh ke arah Taeyong, "Hm? Jam berapa ini Taeyong? Bukankah masih terlalu pagi untuk bangun sekarang?" tanyanya.
Taeyong mendengus, "Terlalu pagi apa maksudmu? Sekarang sudah jam 7! Cepat bangun dan mandi! Akan aku buatkan sarapan setelah ini."
Jaehyun mengerucutkan bibirnya, "Itu masih terlalu pagi sayang. Ayolah, kita tidur 2 jam lagi ya?" rayunya.
Taeyong mengerutkan dahinya kesal, "Hah?! Tidak mau! Aku sudah kelaparan! Pilih bangun sekarang dan aku buatkan sarapan, atau tidak sama sekali?! Kalau kau tidak mau ya sudah! Aku akan masak untuk diriku sendiri. Kau carilah makanan diluar sana!" ancamnya.
Jaehyun kelabakan dan berusaha merayu istrinya lagi, "Tidak sayang tidak. Baik baik aku bangun! Tapi sebelum itu, bisakah kau berikan aku morning kiss dulu?"
Taeyong mendengus lagi, "Cih, kau mencoba merayuku lagi Tuan Jung? Tinggal bangun saja apa susahnya sih?!"
Jaehyun mengerang kesal, "Aku kan hanya minta morning kiss, sayang! Yasudah, aku tidak akan bangun sampai kau memberiku morning kiss!" ancamnya balik.
Jaehyun membalikkan badannya membelakangi Taeyong. Yang mana membuat Taeyong berusaha menahan tawanya. Tuan Jung ini mudah sekali merajuk, hum?
"Baiklah, baiklah aku mengalah. Sekarang, berbaliklah menghadapku. Mana bisa aku memberimu morning kiss kalau kau membelakangiku begitu?"
Sontak Jaehyun langsung membalikkan badannya dan menatap Taeyong dengan mata berbinar. Taeyong mendengus geli melihatnya, Tuan Jung-nya ini selalu terlihat gagah dimanapun dan kapanpun, tapi sepertinya tidak berlaku didepan istrinya ya? Dasar Jung Bucin Jaehyun.
Menghela nafas, Taeyong mulai memberi morning kiss yang Jaehyun pinta.
Taeyong mengecup kening Jaehyun, turun ke hidung, pipi, dan yang terakhir bibirnya.
Hanya kecupan biasa dan ringan, tidak ada yang lebih! Kalian jangan berpikir yang tidak-tidak ya!
Jaehyun merengut, "Hanya itu saja?"
Taeyong menaikkan sebelah alisnya, "Kau ingin dicium seperti apa?"
Jaehyun mengerling mesum, "Yah, aku ingin sesuatu yang tebal menyesapi bibirku sedikit lama...Misalnyaㅡ"
"ㅡkau ingin wajan yang mencium bibirmu atau bagaimana?" sela Taeyong dengan sadis. Jaehyun memang belum selesai berbicara, tapi Taeyong sudah menyelanya saja. Ish ish. Contoh istri yang baik sekali, ya pemirsa?
Mereka berdua hening seketika. Jaehyun menatap Taeyong tak percaya. Istrinya ini benar-benar...entah karena Taeyong sedang kelaparan makanya ia tidak bisa mencerna hal semudah itu? Mungkin begitu.
"Sudah! Cepat bangun dan mandi! Aku siapkan bajumu." Taeyong bangkit dari kasur tempat mereka tidur, menuju ke lemari pakaian mereka berdua.
Jaehyun mengerang malas, "Sayaaang, aku masih mengantuk. Kau lihat sendiri kan kemarin aku lembur? Aku masih merasa sangat capek...punggungku pegal...tanganku kram..." keluhnya macam-macam.
Taeyong menutup pintu lemari, lalu menanggapi keluhan Jaehyun, "Tawaranku tadi masih berlaku Jung Jaehyun! Jika kau menolak, yasudah! Aku bersyukur stok bahan makanan kita masih tersisa banyak jika kau tidak ikut makan!" sarkasnya.
Jaehyun menghela nafas, lalu mengangkat tangannya sambil berteriak "Baiklah, aku menyerah padamu, sayang! Aku mengaku kalah pada Nyonya Jung!"
Taeyong tertawa kecil mendengar teriakan Jaehyun, suaminya ini selalu sukses menghibur dirinya.
Taeyong menghampiri Jaehyun, memberi beberapa tumpuk pakaian yang bisa Jaehyun pakai.
"Aku tidak tahu kau mau pakai yang mana, jadi pilihlah sendiri dan lekas mandi! Jangan lupa kembalikan sisanya! Aku ke dapur dulu."
Taeyong mengecup pucuk kepala Jaehyun, lalu melenggang menjauh ke arah pintu kamar mereka.
Ketika Taeyong sudah memegang knop pintu, Taeyong tiba-tiba teringat sesuatu. Menoleh kebelakang, ia menatap Jaehyun dengan intens sambil mengancam untuk kedua kalinya, "Awas kalau aku memergokimu tertidur di kamar mandi seperti minggu lalu! Tidak akan ada jatah untukmu malam ini!"
Membanting pintu kamar dengan keras, Taeyong membuat Jaehyun melongo dengan elitnya (kata lain;bodoh).
Memang hanya Jung Taeyong seorang yang dapat membuat seorang Jung Jaehyun menjadi seperti ini!
To Be Continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In A Jar
Fanfictionfluff! baku! teruntuk para bucin jaeyong yang butuh cerita cringe, hihi.