"Jaehyunㅡlepas!"
Jaehyun tak bergeming, ia hanya semakin mengeratkan pelukannya pada Taeyong.
"Kubilang, lepaskan aku!"
"Tidak! Kau pasti akan pergi jauh meninggalkanku!" teriak Jaehyun tak terima.
"DEMI TUHAN, JUNG JAEHYUN! AKU HANYA AKAN PERGI KE MINIMARKET BAWAH! LEPASKAN ATAU KUPOTONG MASA DEPANMU!"
Jaehyun melepaskan pelukannya tak rela, kini ia menatap takut-takut Taeyong yang memijit pangkal hidungnya.
"Perjalanan kesana tidak butuh waktu 15 menit, begitupula untuk kesini. Untuk apa kau merasa begitu gelisah?"
Jaehyun menunduk, bibirnya melengkung kebawah, "Aku hanya takut kau meninggalkanku seperti kala itu," jawabnya dengan suara serak.
"Aku hanya ingin terus dekat denganmu, membalas momen-momen dimana kau tidak ada disampingku dulu. Apa tidak boleh?"
Memang benar Taeyong pernah meninggalkan Jaehyun dalam rentang waktu cukup lama, yaitu 2 tahun. Taeyong harus menempu pendidikan di Swiss, beasiswa yang ia terima tidak boleh disia-siakan. Namun, sekarang Taeyong sudah kembali, kan? Apa yang Jaehyun risaukan?
Sebenarnya Taeyong ikut merasa sedih, namun merasa agak kesal juga karena rencananya menuju minimarket jadi tertunda.
"Kau tunggu disini saja, ya? Hanya sebentar, aku janji."
Jaehyun merengek, "Aku ikut bersamamu!"
"Hanya sebentar, Jung Jaehyun! Astaga! Kepalaku pusing sekali, kenapa tiba-tiba kau menjadi kekanakan seperti ini?"
Jaehyun semakin merengek, kakinya menghentak-hentak lantai marmer yang dingin, "Aku ikut! Ikut ikut!"
Taeyong menghela nafas pasrah, "Yasudah, kau boleh ikut,"
Jaehyun yang mulanya murung, seketika berubah sumringah mendengar perkataan Taeyong,
"Terimakasihㅡ"
"Tapi setelahnya tidak ada makan malam untukmu."
Jaehyun terdiam. Wajahnya sedih menatap Taeyong dengan matanya yang berkaca-kaca, "Tidak ada...makan malam...untukku?"
Taeyong mengangguk ringan, "2 hari."
Jaehyun menggeleng ribut, "Tidak, tidak mau!"
"Makanya, tunggu disini dan jadilah anak baik sampai aku pulang, mengerti?"
Jaehyun tidak menjawab, ia malah menghentakkan kakinya lagi lalu berjalan sampai pintu depan. Tak disangka, ia malah duduk disana menghadap pintu. Taeyong terkikik melihat tingkah menggemaskan Jaehyun. Padahal umurnya sudah menginjak 23 tahun, tapi sifat kekanakannya sama sekali belum menghilang.
Taeyong menghampiri Jaehyun yang membentuk pola abstrak dengan jari-jarinya di lantai, dapat ia simpulkan bahwa Jaehyun sedang membuat pola 'cepat pulang' dalam hangul.
"Aku akan segera pulang, jangan berbuat aneh-aneh, ya?"
Jaehyun hanya mengangguk dengan bibir mengerucut, ia tetap diam dalam posisi itu sampai ia mendengar suara pintu tertutup.
•••
35 menit kemudian...
"Huah! Diluar dingin sekali!"
Taeyong masuk ke apartemen miliknya dan Jaehyun dengan tubuh menggigil, mantel dan sarung tangan yang ia pakai tidak membantu sama sekali. Kalau tahu begini, Taeyong sekalian saja membawa syal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In A Jar
Fanfictionfluff! baku! teruntuk para bucin jaeyong yang butuh cerita cringe, hihi.