Page 3

794 106 19
                                    

.
.
.

Pagi hari yang cerah. Matahari masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Langit masih terlihat sedikit gelap. Dan kau awali hari ini dengan menyiapkan sarapan di atas meja bersama dengan Leo juga Izumi yang notabene pandai memasak. Sedangkan Arashi tengah menikmati pemandangan pantai diluar.

Beruntunglah karena pagi itu, kau tidak kesusahan untuk bangun dan lebih duluan dari kedua sosok yang duduk di bangku kelas 3 itu.

Aroma sarapan membuat ketiga sosok lainnya segera beranjak ke meja makan. Terutama Tsukasa yang menatap berbinar masakan pagi itu.

Kau terkekeh pelan ketika melihat yang lainnya bersemangat. Begitu pula dengan Izumi yang tersenyum miring, bangga dengan hasil kerjanya.

"Makan yang banyak masakan oniichan-mu ini yah, Kasa-kun~"

"No, aku akan makan masakan oneesama saja." Tsukasa membalas sembari mengulas senyum.

Senyum dibalas senyum. Itulah yang kedua pemuda itu lakukan. Kau hanya menggelengkan kepalamu, sudah tidak ingin ikut campur dengan mereka berdua.

Perasaan senang memenuhi relung dadamu, begitu menikmati suasana nyaman ini. Dan sarapan pagi itu sangat ramai dan menyenangkan. Apalagi karena dapat melihat sang kekasih dari jarak dekat, 'kan.

Tak butuh waktu lama, makanan itu habis.

"Yosh minna, ayo kita keluar! Latihannya akan segera dimulai, lho!" serumu setelah selesai membereskan piring.

Mereka mengangguk, dan mulai berjalan keluar. Membuka pintu villa lantas menikmati udara yang berhembus menerpa kulit mereka.

Matahari mulai menampakkan dirinya. Sunrise akan segera terjadi. Ah, sepertinya ini terlalu pagi buat latihan―

"Yahoooo! Ukki! Hokke! Sari~! Ayo cepat lihat sunrise-nya disana!" Suara cempreng memaksa masuk di telinga.

"Uwah! Tunggu, Akehoshi-kun! Kacamataku―"

"Oi, kalian berdua! Eh, konpeito-ku jatuh... tidak!"

"Hei, kalian bertiga jangan seperti itu!"

Kau terdiam―tunggu, suaranya kok tidak asing?

Tanpa basa basi lagi, kau segera mencari ke arah sumber suara dan benar saja. Irismu mendapati anak-anak Trickstar berada disini, di pantai yang tengah kalian pijaki sekarang ini.

Kalau begitu..., batinmu mulai was was.

"Ara~? Ada apa, [Name]-chan?" tanya Arashi.

Kau mengabaikan pertanyaannya kemudian menolehkan kepala, mencari sosok kekasih bersurai abu-abu yang baru saja menghilang secara tiba-tiba.

"Mao-kun!" panggilmu yang berlari ke arahnya. Sedangkan Mao mengerjapkan matanya, sedikit terkejut melihatmu berada disini.

"Eh, [Name]?! K-kok kau ada disini?" tanyanya dengan wajah memerah.

"Tidak penting aku disini itu bagaimana! Yang jelas sekarang―"

"Yuu-kun~"

Suara baritone yang nampaknya menggoda seseorang itu sukses membuat percakapan di antara kalian berdua berhenti. Wajahmu dan Mao dipenuhi dengan aura hitam.

Pemuda bersurai pirang yang disebut Yuu-kun itu lantas berlari, menghindari Izumi, kekasihmu. Ia melihat ke arahmu dengan tatapan meminta tolong.

"...[Name]-chan! Tolong aku―uwah!" pinta Yuuki. Kau menggigit bibirmu, merutuki hal yang―entah buruk atau baik―menimpamu saat ini.

Gawat, bucinnya kumat 'kan, batinmu yang tengah meratapi pacarmu dengan tatapan miris.

Dan pagi itu, diwarnai dengan adegan memisahkan Sena Izumi dan Yuuki Makoto.

.
.
.

Summer Holidays ⇢Sena Izumi × Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang