Bab 1. Ayah 

50 4 0
                                    

"Senyum itu..."

Senyum ringan nan ringkih untuk hati yang sedang pedih.

Aku ceritakan perasaan tentang ditinggalkan dan keputusan meninggalkan.

Sosok gagah pun terkadang bisa rapuh ketika harus dihantam dengan

perasaan yang kukuh.

Perasaan seseorang yang kukuh itu meruntuhkan kegagahannya.

Tapi Ayah akan selalu indah aku pandang. Gagah aku bilang. Bangga aku

sebut namanya.

Karena ke gagahan lelaki terletak pada kelembutan mangasihi.

Sebuah puisi yang Eunji tulis dalam salah satu bukunya.

Eunji Andrenanta adalah seorang dosen bahasa di Universitas Zürich Swiss yang juga bekerja sebagai kepala editor sebuah perusahaan penerbit buku yang membuka cabang di Swiss. Ia berkebangsaan Indonesia-Korea. Ayahnya berkebangsaan Korea dan ibunya berkebangsaan Indonesia. Eunji sempat berkuliah di Indonesia dan kini melanjutkan studinya di Swiss. Ia kemudian mendirikan perusahaan penerbitan buku di Swiss.

Eunji adalah penulis novel yang terkenal. Diantara novelnya yang terkenal berjudul 'Semestamu', 'Negeri pahlawan', dan masih banyak lagi. Tetapi karena kesibukannya sebagai kepala editor dan seorang dosen, kini Eunji jarang menulis dan lebih fokus dalam menerbitkan buku penulis lain.

Di dalam perusahaanya, ia bersama empat orang, yang menjadi pendiri perusahaan penerbit tersebut. Mereka berkumpul dan mendirikan perasahaan itu karena kecintaan pada sastra Indonesia. Orang-orang itu adalah Lily Adhisti, Azalea Agnia, Shirane Kurono, dan Abirama. Mereka semua memiliki latar belakang yang berbeda dan beberapa merupakan blasteran.

Lily Adhisti adalah wanita berdarah Indonesia-Belanda, dia lahir di Belanda dan besar di Indonesia. Di Belanda, ia sempat tinggal sampai usia 8 tahun, kemudian pindah ke Indonesia mengikuti ayahnya. Di Indonesia Lily bersekolah sampai kuliah, kemudian melanjutkan S2 nya ke Swiss.

Azalea Agnia adalah wanita kelahiran Jakarta yang terkenal cantik dan percaya diri. Dia berkuliah di Indonesia dan lanjut menyelesaikan studi S2nya di Swiss.

Shirane Kurono. Wanita asal Jepang ini berkuliah di Indonesia dan memiliki ketertarikan yang besar dengan bahasa Indonesia. Wanita kelahiran Kyoto Jepang itu memiliki wajah cantik dan perangai yang baik. Shirane Kurono bertemu dengan Eunji, pada saat Eunji sedang membaca novel karya Haruki Murakami. Ternyata, Shirane kurono juga menyukai novel karyanya, seperti novelnya yang berjudul "Dengarlah nyanyian angin".

Abirama adalah teman Eunji sejak SMA, teman yang kemudian mengikuti Eunji ke Swiss untuk melanjutkan S2 nya. Eunji mengenal Abirama sewaktu Eunji melihat Abirama satu-satunyalah laki-laki yang menyukai membaca buku yang sangat tebal seperti buku karya Tan Malaka yang berjudul Madilog. Tentu saja Eunji kagum, disaat anak SMA yang lain sibuk berpacaran dan bermain ke mall-mall bersama pacarnya dan nongkrong di kafe, Abirama justru lebih suka duduk ditaman sambil membaca buku.

Mereka berlima bertemu di Indonesia, disebuah taman disalah satu Universitas di Indonesia. Seolah sudah direncanakan semesta, pertemuan mereka terjadi saat mereka sedang duduk bersama di taman dan membaca buku yang sama karya Hamka, judulnya 'Tenggelamnya kapal van der wijk'. Abirama yang lebih dulu melihat keanehan diantara mereka kemudian memberanikan diri membuka obrolan.

"Hei, apakah kita sedang membaca buku yang sama?" ucapnya memecahkan keheningan.

Mereka pun terpanggil, kemudian melihat judul buku mereka masing-masing. Mengejutkan! Mereka tengah membaca buku yang sama!

Malam biru 24 AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang