Bab 5 . Keraton

26 3 0
                                    


Hari ini Eunji siap mengelilingi kota Yogya untuk memecahkan misteri peninggalan sang ayah. Tujuan pertama Eunji adalah Keraton Yogyakarta. Itu karena di sana adalah tempat dimana ayah Eunji pernah bekerja sebagai pemandu wisata. Tak heran, kemampuan bahasa inggris ayah Eunji tidak dapat diragukan lagi, sebab yang dihadapi di sana adalah wisatawan asing.

Eunji berharap bisa menemukan teman ayahnya hari ini juga. Ia menuju keraton naik ojek. Sepanjang perjalanan, Eunji memperhatikan kota Yogya yang kelihatannya tidak pernah berubah sejak terakhir kali ia tinggal di kota ini bersama ayahnya dulu.

Sebelum memasuki kawasan Keraton, Eunji memutuskan untuk mampir sejenak membeli sarapan pagi. Ia mampir di sebuah warung makan, ia juga mengajak tukang ojek itu untuk ikut sarapan bersamanya.

"Pak kita mampir dulu yaa, kita sarapan."

"Ohh iya boleh mas, kebetulan aku tau warung makan yang enak dan murah di daerah sini" ucap tukang ojek dengan logat jawanya yang khas.

Mereka pun tiba di sebuah warung makan di dekat Keraton Yogya. Segera mereka langsung memesan menu makanan. Pertama-tama, pemilik warung menyajikan teh manis untuk Eunji dan tukang ojek itu. Hanya butuh waktu 5 menit dan makanan pun sudah selesai dihidangkan di hadapan mereka.

"Sudah lama pak jadi tukang ojek?" tanya Eunji sopan sambil menyantap sarapannya.

"Saya sudah 10 tahun, Mas."

"Wah lama juga ya, Pak."

"Hehe iya. Sebenarnya sebelum jadi tukang ojek, saya dulu sempat kerja di Keraton, Mas."

"Oh, Mas pernah kerja di Keraton sebelumnya?" ucap Eunji penasaran.

"Iya. Saya pernah kerja di sana waktu usia saya masih 20an. Waktu itu saya yang paling muda yang kerja disana. Awalnya saya tidak suka bekerja disana" ucap tukang ojek itu.

"Kenapa tidak suka?" tanya Eunji.

"Hehe yaa begitu. Saya harus bisa bahasa inggris, sedangkan saat itu saya ndak ngerti apa-apa soal bahasa inggris. Tapi untungnya, ada bapak-bapak mau mengajari saya."

Eunji pun terdiam dan bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah mungkin itu adalah ayahnya yang mengajarkan bapak ini bahasa inggris?

"Bapak masih ingat bapak-bapak yang mengajarkan bapak bahasa inggris?" tanya Eunji memastikan.

"Aduh kalo itu aku lupa. Kalo ndak salah namanya Djoko..."

"Anu... Djoko........."

Tanpa pikir panjang, Eunji langsung memotong omongan tukang ojek tersebut, "Djoko darmako?" ucap Eunji menebak dengan semangat.

Tukang ojek terkejut melihat Eunji begitu antusias menebak, sama terkejutnya dengan Eunji ketika mendengar tukang ojek itu mengatakan nama Djoko. Tukang ojek itu pun berusaha mengingat-ingat, nama yang disebutkan Eunji itu apakah memang benar atau hanya namanya saja yang mirip.

Setelah beberapa detik berpikir, "Ohh... Saya ingat sekarang. Namanya Djoko Darmadi, bukan Djoko Darmoko." Tukang ojek tersebut menyebutkan dengan semangat karena berhasil mengingat nama bapak yang mengajarinya bahasa inggris. Sebaliknya. Eunji menghela nafas panjang, harapan bahwa tukang ojek ini mengenal ayahnya kandas. Sebenarnya memang kecil peluangnya, tapi tidak ada salahnya berharap, bukan?

Eunji melanjutkan sarapannya, "Memangnya kenapa mas?" tanya tukang ojek itu heran.

"Ohh nggak apa-apa. Saya pikir bapak kenal sama Pak Sapardi Djoko Darmoko."

Begitu mendengar nama yang disebutkan Eunji, BRAKKK!!!

Tukang ojek itu memukul meja dengan begitu keras, sampai-sampai Eunji dan pengunjung lain terkejut. "Ahhhh! Kalo itu saya kenal mas!" Ucap tukang ojek itu berteriak dengan semangat.

Malam biru 24 AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang