[2] Harus berakhir

2.5K 251 19
                                    

"Selamat siang bu guru Son" sapa beberapa anak yang berpapasan dengan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat siang bu guru Son" sapa beberapa anak yang berpapasan dengan nya. Son Seungwan tersenyum tipis membalas sapaan para murid nya.

"Bu guru Son?!" Seungwan menoleh saat seseorang memanggil nama nya. Mengernyit bingunh Seungwan menunggu lelaki yang baru saja berteriak memanggil nya.

"Kak Jin? Ada apa?" Lelaki dihadapan nya itu hanya menggeleng pelan.

"Yoongi ngajak kamu makan siang bareng, di restaurant siap saji 2 blok dari sini. Bisa kan Wan?"

Seungwan mendadak mematung, bingung sekaligus takut salah mengambil keputusan. Dan dengan senyum tipis Seungwan akhirnya menolak.

"Maaf kak, aku nggak bisa. Aku masih harus kerja dan kebetulan aku bawa bekal hari ini, jadi tolong bilangin Yoongi next time aja ya" setelahnya Seungwan segera kembali berjalan, meninggalkan Jin dihalaman.

.
.

"Gimana bang?" Tanya Yoongi yang sedari tadi duduk diam didalam mobil menunggu Jin.

Jin menggeleng, raut wajah nya jelas menunjukan respon penolakan Seungwan.

"Dia bilang di masih harus kerja Yoong"

Yoongi menunduk, entah sudah keberapa kali nya ia ditolak lagi oleh Seungwan.

"Saran gue ya Yong, mending lo perbaiki dulu citra Seungwan didepan bokap nyokap lo" Jin kembali bersuara, namun Yoongi justru menatap nya bingung.

"Gue pernah denger waktu Seungwan ngobrol sama Sooyoung. Dan dari yang gue denger intinya Seungwan emang berusaha ngejauh dari lo karena tuntutan keluarga lo"

Yoongi semakin bingung namun tak juga ingin menanggapi sehingga Jin menatap nya terkejut.

"Jangan bilang lo nggak tau penyebab Seungwan menghindar?" Yoongi menggeleng lemah.

"Astaga Yoongi, bego banget sih lo. Nggak peka banget lo ke Seungwan"

Citttt

Bukan nya menanggapi, Yoongi justru segera menepikan mobil nya.

"Lo balik sendiri ya bang. Gue ada urusan" ucap Yoongi tiba-tiba.

Yoongi keluar dan berjalan kembali kearah sekolah TK tempat Seungwan bekerja. Belum terlalu jauh untuk jalan kaki, mungkin lima belas sampai dua puluh menit yang ia butuhkan.

Sambil berjalan Yoongi kembali teringat ucapan Jin. Tuntutan keluarga? Yoongi merasa bodoh karena ketidakpekaannya pada Seungwan selama ini, hampir satu bulan di jauhi kekasih nya sendiri tak lantas membuat Yoongi sadar akan kesalah pahaman yang terjadi pada kedua nya.

Yoongi mendadak menyesal meninggalkan Seungwan saat pertemuan pertama dengan orang tua nya bulan lalu. Sungguh, ia tak pernah berpikir orang tua nya akan memojokan Seungwan.

Kaki Yoongi terhenti tepat didepan sebuah mini market yang tak jauh dari sekolah Seungwan, karena sudah hampir jam makan siang akhirnya Yoongi memutuskan untuk membeli beberapa makanan siap saji.

Yoongi kembali berjalan menuju sekolah Seungwan dengan kantung kresek berisi makanan cepat saji yang sekiranya bisa dimakan bersama Seungwan.

"Permisi, apa bu guru Seungwan ada?" Tanya Yoongi saat berpapasan dengan seorang yang memakai seragam sama dengan Seungwan, rekan kerja nya mungkin.

"Ada, tapi sepertinya masih di kamar mandi. Silahkan tunggu disana" balas perempuan rekan kerja Seungwan itu sembari menunjuk sebuah bangku panjang di depan ruang guru.

Yoongi mengangguk dan berjalan menuju bangku panjang itu. Ia duduk dalam diam sambil sesekali menatap sekeliling. Berpikir juga harus seperti apa memulai percakapan dengan kekasih nya itu.

"Paman-.." Yoongi tersentak saat seseorang mendekati nya, tak hanya mendekat seorang anak kecil itu bahkan menarik nya.

"Temenin aku main ya paman" ucap anak perempuan itu. Yoongi menggeleng cepat enggan menerima ajakan nya.

Hiks-.. Hiks-.. Tak butuh waktu lama anak perempuan itu justru menangis dan membuat Yoongi panik.

"Park Hyana?" Yoongi tersentak saat suara seseorang yang dikenal nya mendekat. Dengan perlahan Yoongi berbalik dan menatap takut-takut perempuan dihadapan nya.

"Yoongi? Ngapain kamu disini?" Seungwan bertanya namun sama sekali tak menatap Yoongi. Seungwan justru terfokus menghentikan tangis salah seorang murid nya.

"Kamu belum dijemput sayang?" Tanya Seungwan pada murid nya yang kini sudah terdiam. Dengan segera Seungwan mengajak murid nya itu masuk ke dalam ruang guru agar murid nya itu menunggu disana.

Tak lama, Seungwan kembali keluar dan berjalan mendekati Yoongi yang sudah kembali duduk di bangku panjang depan ruang guru.

"Ada apa?" Tanya Seungwan memecah keheningan kedua nya.

"Aku mau memperjelas semua nya Wan" Seungwan mengernyit bingung.

"Maaf, aku nggak peka sama situasi yang kamu alami satu bulan ini. Maaf aku nggak buru-buru memperjelas semua nya bahkan aku nggak sadar alasan kamu ngejauhin aku-.."

Seungwan menggeleng pelan membuat Yoongi otomatis terdiam.

"Aku nggak ngejauh kok. Aku cum-.. cuma, lagi sibuk aja" ucap Seungwan sembari menunduk dan mengetukan ujung sepatu nya pada lantai marmer untuk mengurangi kecanggungan.

Yoongi tersenyum remeh, terlalu memahami Seungwan dan semua kebohongan yang akan diucapkan nya saat tak ingin menyakiti perasaan seseorang.

Ya, Seungwan pasti tengah berbohong untuk menutupi kesalahan orang tua ku batin Yoongi yakin.

"Maafin orang tua ku Wan" Seungwan mematung, ketukan di ujung sepatu nya terhenti namun ia masih menunduk.

"Apapun yang dikatakan ibu mu memang benar Yoong, kamu butuh seorang istri yang jelas berpendidikan. Bukan seorang guru TK seperti ku" cicit Seungwan yang seolah menjelaskan tanpa diminta Yoongi.

"Kamu berpendidikan Wan. Dan mama nggak berhak bilang gitu ke kamu" Yoongi menggenggam tangan Seungwan, ada rasa khawatir di pikiran Yoongi.

"Aku sudah memikirkan nya Yoong, mungkin memang sebuah hubungan tak harus selamanya dibawa ke jenjang yang lebih serius. Dan dari banyak kisah yang ku tahu, hanya sedikit cinta pertama yang berhasil-.."

"Iya, dan kita akan jadi salah satu yang berhasil sampai ke jenjang pernikahan Wan. Aku jamin itu" Yoongi menyela sedangkan Seungwan menggeleng pelan.

"Nggak Yoong. Ibu mu benar, pasti orang tua mu sudah menemukan calon yang jauh lebih pantas jadi menantu nya ketimbang aku. Kita sudahi saja semua Yoong" setelah nya Seungwan segera melepas tautan tangan nya yang digenggam Yoongi dan memilih beranjak.

 Kita sudahi saja semua Yoong" setelah nya Seungwan segera melepas tautan tangan nya yang digenggam Yoongi dan memilih beranjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[891]

Storyline [wenga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang