Setelah Aska menghabiskan semangkuk bubur. Dia turun dari ranjang,entah apa yang akan dia lakukan. " Lo mau ngapain? ", "Jangan bilang lo mau ngerokok? " lanjutku.
Aska memberhentikan langkah kakinya dan membalikan badannya, "Kalo iya emang kenapa? Hah?! " tanyanya membentak.
"Ga baik buat kesehatan lo tau ga!" jawabku.
"Gausah sok perhatian deh lo! " ucapnya, lalu mengambil satu batang rokok dari wadahnya.
"Gue cuma ngasih tau! " ucapku.
"Ga perlu dikasih tau juga udah tau. " ucapnya.
"Kalo udah tau kenapa masih ngerokok? " tanyaku,kemudian berdiri didekat Aska.
"Lo ga ngeti sih! "jawabnya menekan setiap kata.
"Kenapa emang? " tanyaku penasaran.
"Makanya kalo ga tau,ga usah sok deh. " jawabnya.
"Siapa juga yang sok tau?! "tanyaku,melipat kedua tangan didepan dada.
"Lo!"jawabnya. Saat Aska akan menyalakan sebatang rokok yang dijepit diantara bibirnya, aku segera menarik rokoknya dan ku patahkan."Gausah ngeyel! Batu banget lo!"
Aku pun segera membuangnya ditempat sampah yang sudah tersedia dikamarnya. " Apa apaan si lo?! " ujarnya penuh amarah.
"Kenapa? " tanyaku polos.
"Bener-bener minta bogeman dari gue lo ya! " ucapnya membentak.
"Eh, ga boleh kasar sama perempuan. Harus sabar Aska. Hehe. " ucapku menahan tawa.
"Astaga. Nyesel gue nahan-nahan lo biar ga pulang. " ucapnya.
"Siapa juga yang mau lo tahan-tahan? Kalo gue ga kasian sama lo, gue ga mau kali nolongin lo. "ucapku yang masih menahan tawa.
"kalo mau ketawa, ya ketawa aja! Gausah ditahan-tahan gitu. " ucapnya jengkel.
"Bwahahahaha.... " dan pada akhirnya aku pun tertawa puas.
"Puas, udah ketawa? "tanyanya.
"Puas banget gila, hahaha. " jawabku masih dengan ketawa.
"Dasar! "ucapnya mencibir.
"Udah ah ketawanya. Kasian perut gue. " gumamku duduk sambil bermain ponsel, begitupun Aska. Hingga terjadi keheningan di kamar serba hitam putih ini.
'Allahuakbar............'Sampai suara Adzan memecah keheningan dikamar Aska
"Alhamdullilah udah Adzan. " ucapku lalu mematikan ponsel yang ku mainkan tadi.
"Ka? " ucapku.
"Kenapa? " tanyanya.
"Tempat Sholat dimana? " tanyaku.
"Masih kaya dulu. "jawabnya.
"Ok. Gue Sholat dulu. Lo juga! "ucapku.
"Males gue. " ucapnya, yang membuatku membulatkan bola mata.
"Apa? Ga denger gue."tanyaku .
"Budek lo ya! Males gue. " jawabnya.
"Males? Gada males-malesan. Ayok solat! " ucapku.
"Gue imamin lo gitu? "tanyaya polos.
"Bukan mukrim bodoh!" jawabku.
"Gausah ngegas dong!" balasnya polos. Memang dari dulu jika sedang membahas Agama , Aska itu terlalu polos.
"Udah yuk solat dulu, keburu isya' ntar. " ajakku, sambil menarik baju lengan kirinya.
"Eh, ga usah tarik-tarik. Iya iya gue solat. " ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR LIGHT
Teen FictionMenceritakan sebuah kisah persahabatan lalu menjadi kebencian dan awal dari kata cinta terungkapkan. Penasaran? Buka aja. Kalo ga mau yaudah, ga maksa.