PENANTIAN ini seperti kuncup bunga kering yang resah sesaat kemudian jatuh ke tanah takkala desir angin lirih berbisik; Kenanglah dia untuk selamanya...
Aku sungguh tak pernah tahu bagaimana sampai cinta memilihmu ketika pada bilangan waktu ia datang menjemputku; meraih tanganku, menunjukan jalannya padamu.
Aku hanya mengikutinya; berbicara seadanya, serta tertawa bersama dirinya.
Dan dengannya pula aku menitikan air mata.
Kataku; "Cinta mengetuk pintu jiwaku, masuk ke dalamnya, lalu bergegas mengajakku menemuinya..."
Sedangkan aku tiada diberi pilihan
Dan semesta, semakin saja tenggelam dalam keheningan...