Prolog

747 64 2
                                    

Sebentar lagi senja menyapa. Angin terasa semakin dingin namun tak membuat dua anak sepantaran itu menghentikan kegiatan mereka.

Berbungkus-bungkus benda layaknya lidi sudah mereka bakar dengan korek kayu milik anak laki-laki. Benda itu mengeluarkan percikan-percikan orange-kuning yang begitu cantik. Terlebih suasana yang kian menggelap. Menahan anak itu untuk berhenti tersenyum dengan masing-masing lidi di tangan mereka.

"Nanti kalau besar Juwi mau buat pabrik ginian!" Anak perempuan berambut cepol berseru riang dengan mata berbinar cerah.

"Kalau Kuki mau buat, supaya nggak beli lagi." Anak laki-laki menyahuti membuat keduanya kini saling memandang.

Suara tawa khas anak 8 tahun segera memenuhi tempat sepi itu. Keduanya beranjak berdiri, mengambil beberapa lidi lalu menancapkannya ke tanah, mengelilingi tempat mereka duduk.

Sebanyak itu lidi yang mereka punya.

Anak laki-laki memberi satu kotak korek kayu pada anak perempuan. Mereka membakar lidi satu persatu kemudian berdiri berdampingan di tengah-tengah.

"Gini aja," Anak perempuan menatap anak laki-laki yang tersenyum lebar.

"Besar nanti Kuki sama Juwi buat ini, terus kita bangun pabrik sama-sama. Nanti bakal jadi juragan!"

Anak perempuan merespon dengan keantusiasan luar biasa, "Mau!!"

Fyuh

Angin berembus lembut membelai wajah ayu sosok perempuan di bawah senja yang singgah. Senyuman manis terbit membawa lesung pipi tampil di wajah bulatnya.

Memori itu, memori yang tak pernah ia lupakan, seolah-olah menancap di salah sudut otaknya dan selalu mengingatkannya pada sosok bergigi kelinci yang begitu ingin dijumpainya.

Di bawah pohon lebat itu, ditemani senja yang tengah menyapa hari, dia bersama anak laki-laki bermain dan berimajinasi, berimajinasi tentang mimpi.

Ia menunduk, menatap sebatang lidi yang menjadi alasan hari itu ada.

Petasan, petasan yang dibakar dengan korek kayu, petasan yang membuat senyum itu kembali berkembang.

Dia ingin bertemu dengannya, membawa petasan dari sisa permainan mereka dulu.

•••

Haloo gaisss!

Fyuh, ini bab setelah revisi-nya. Maafkan kalau jauh berbeda dari bab sebelumnya:v, semoga kalian suka ♡♡

-H-a-n-a-

Precious LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang