2# Precious Love

417 60 3
                                    

Haloo guyss!

Sebelumnya aku mau minta maaf banget soal merevisi cerita ini bahkan sebelum ceritanya tamat 🙂 terlebih lagi udah lama banget gak up 😭

Aku harap yang udah baca sebelumnya nggak kebingungan 😵😔

-- Happy Reading --

••


Ini sangat tiba-tiba. Dia baru saja duduk setelah melaksanakan piket dan di atas mejanya sudah terpampang selembar kertas yang isinya sedikit mengejutkan.

"Kok kasih ke aku?" Kepala gadis itu teleng dengan sendirinya. Mata bulat yang mengerjap jadi membuatnya terlihat menggemaskan.

Delapan temannya sedang mengelilinginya. Mereka menahan gemas melihat tingkah si paling muda yang kebingungan.

"Gemes banget sih." Jihyo mencubit pipinya karena tidak tahan.

"Em-jangan." Si paling muda, Chou Tzuyu, mengeluh dengan tangan menahan tangan Jihyo.

"Lo kandidat paling cocok buat ini." Chaeyoung membuka suara.

"Emang itu a--anggota Osis?" tanya Tzuyu makin heran.

"Iyaaa." Mina si kalem adem ayem yang sedaritadi menyaksikan greget menjawab.

"Kok aku? Jeongyeon kan udah ada."

"Ini dadakan. Osis rektrut anggota baru, tiap kelas harus ada perwakilan. Cuma kelas 11 sih," jelas Jeongyeon.

"Kenapa aku?" tanya Tzuyu lagi-lagi.

"Karena lo paling cocok jadi anak Osis."

Mereka mengangguki ucapan Sana.

"Fix Tzuyu." Nayeon memutuskan sepihak.

"Ayo ke kantin!!" ajak Momo berseru senang.

Dan benar saja, karena perkara pagi itu, Tzuyu kini berakhir di ruangan putih ber-ac dengan meja oval besar serta kursi yang berjejer.

Di depannya duduk empat orang yang membuat Tzuyu ketar-ketir sedaritadi.

"Santai aja, Tzu." Satu-satunya perempuan di antara pengurus inti Osis terkekeh geli melihat wajah kaku Tzuyu.

Tzuyu tersenyum agak dipaksakan. Gadis itu menyembunyikan tangannya yang berkeringat di bawah meja.

Ayolah, ia tidak biasa dengan orang-orang yang kurang dikenalnya, seperti ketua, wakil, sekretaris, dan ah bendahara Osis lumayan ia kenal. Siswi itu bernama Wendy, teman sekelasnya ada yang satu klub olahraga dengan Tzuyu.

"Oke, kita mulai aja." Wakil Osis membuka suara.

"Kita ada sedikit pertanyaan." Sekretaris Osis menambahi, "Yang pertama, lo punya pengalaman berorganisasi sebelumnya?"

Otak Tzuyu merespon cepat dengan menggali ingatan mengenai organisasi. Seingatnya, ia pernah bergabung ke beberapa organisasi di sekolah menengah pertama, Osis sepertinya pernah.

"Osis," kata Tzuyu pelan.

Keempatnya mengangguk bersamaan.

"Kedua, posisi yang menjadi tanggung jawab lo." Setahu Tzuyu nama wakil ketua yang memberinya pertanyaan itu bernama Seokjin.

"Sekretaris," jawab Tzuyu singkat.

Seokjin dan Suho, sekretaris, agak terkejut mendengar jawaban Tzuyu.

"Berarti lo ngerti soal administrasi, dokumen, dan pekerjaan sekretaris dong?" ujar Wendy.

Tzuyu mengangguk karena itu benar.

Precious LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang