3# Precious Love

383 54 1
                                    

Mungkin bangun pagi adalah satu aktivitas yang malas dilakukan sebagian besar orang tapi terpaksa dilaksanakan.

Sama halnya dengan seorang Tzuyu yang enggan bangkit dari tempat tidur tapi wajib dia lakukan dilanjut menuju kamar mandi dengan sedikit ogah-ogahan.

Meski bangun pagi sudah menjadi kebiasaan tetap saja rasa malas itu tertanam dalam diri. Beruntung dirinya bukan orang yang senang begadang. Bagaimana ceritanya kalau orang begadang lalu bangun pagi. Bisa tidur pas upacara jadinya.

"TZUYU!!"

Teriakan membahana diterima Tzuyu setelah dirinya bersiap. Di depan cermin lemari di dalam kamarnya, gadis itu menatap pantulan diri yang sudah rapi dengan seragam sekolah.

Tinggal meraih tas di atas meja belajar lalu turun menuju dapur.

"IYA OTW!"

Menutup pintu kamarnya, Tzuyu menghampiri seorang wanita paruh baya yang tengah menghidangkan berbagai macam makanan.

"Banyak banget," ucap Tzuyu ketika badannya sudah anteng di kursi.

"Buat bekal kamu." Wanita itu memindahkan nasi serta lauk pauk menuju kontainer kecil berwarna putih.

Tzuyu hanya diam menyaksikan. Gadis itu memulai sarapannya dengan meneguk air mineral disusul roti isi dan susu coklat hangat.

"Bibi bakal pulang telat hari ini," ujar wanita itu.

"Lembur?" tanya Tzuyu.

Sang bibi menggeleng, "Mau ke butik di kabupaten sebelah."

Tzuyu berohria.

Setelah menghabiskan sarapan, keduanya beranjak keluar dari rumah. Memasuki mobil putih milik bibi dan melesat menuju sekolah.

"Kamu pulang sendirian gak papa kan?" tanya bibi yang mendapat anggukan dari Tzuyu. Biasanya gadis itu kalau telat pulang pun akan pulang sendirian atau tidak bersama teman-temannya.

"Bekalnya dihabisin," peringat bibi yang lagi-lagi diangguki Tzuyu.

Menyalimi tangan wanita itu, Tzuyu berbalik memasuki pekarangan sekolah bersamaan dengan mobil sang bibi yang melaju.

Gadis itu berjalan santai menuju kelasnya. Suasana masih lumayan sepi. Wajar, belum pukul tujuh.

"Pagi, Pak." sapa Tzuyu ceria pada satpam sekolah yang berpapasan dengannya.

"Eh pagi neng. Berangkat pagi?"

Tzuyu mengangguk, "Iya, bareng bibi soalnya." Gadis itu tersenyum.

Dirinya memang sering menyapa satpam sekolah. Dia lumayan akrab karena sering mengobrol dikala dirinya menunggu jemputan pas pulang sekolah.

"Duluan ya pak," kata Tzuyu melanjutkan jalan setelah mendapat respon.

"Yo!"

Seseorang tiba-tiba merangkulnya. Tzuyu menoleh sepontan, menemukan Elkie dengan senyuman merekah.

"Tumben berangkat pagi." Bukan sapaan atau balasan, wajah Elkie berubah dengan senyum yang luntur perlahan.

"Mentang-mentang gue langganan hampir telat."

"Bukan aku yang ngomong loh."

Elkie berdecak, "Gue pites juga lo."

Tzuyu tertawa geli dibuatnya.

"Eh iya, entar bakal ada rapat perdana buat hari jadi sekolah," ujar Elkie tiba-tiba.

Tzuyu sukses menoleh pada perempuan itu, "Pulang sekolah?" tanyanya.

Precious LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang