Chapter 3

23.7K 1.3K 37
                                    

Aldric membuang putung rokoknya begitu orang yang dia tunggu sedari tadi telah datang. Kenan Rexton, kepala mafia senjata api yang membantunya menyiapkan segala senjata untuk memperlancar pekerjaannya.

Aldric cukup terkejut jika Kenan sendiri yang datang untuk melakukan transaksi dan bukan anak buahnya seperti biasa. Ini bukan kali pertama Aldric bertemu pria itu tapi tetap saja, dia merasa aneh jika melihat Kenan turun tangan seperti ini.

"Lama tak bertemu Mr. Rexton," ucap Aldric sambil mengulurkan tangannya.

"Jangan kaku begitu, Al." Kenan menyambut tangannya dan tersenyum ramah.

"Aku hanya tersanjung kau datang langsung menemuiku untuk mengantarkan pesananku."

"Aku selalu ramah dan kau tahu itu." Seringai Kenan membuatnya mendengus. Tentu saja ramah, tapi Aldric tahu jika semua orang harus waspada dengan senyum itu.

Kenan mengepulkan asap rokoknya sambil mengintruksi anak buahnya untuk membuka dua koper yang berisi senjata api pesanan Aldric.

"Ini sangat indah kau tahu?" ucap Aldric dan Kenan mengangguk setuju.

"Kedua pistol ini bukan pistol biasa, pelurunya dimodifikasi dengan sangat rinci dan jika itu menembus kepalamu dipastikan kau akan mati dalam hitungan sepuluh detik karena racun yang terdapat di ujung peluru dan sama seperti pistol modern lainnya, senjata mematikan ini tidak memiliki suara jadi kau bisa dengan sesuka hati memainkannya."

Aldric menatap kedua pistol itu dengan seringai keji, membayangkan jika pistol itu berhasil menembus kepala targetnya. Mungkin orang lain akan bergidik ngeri, tapi tidak dengannya. Aldric menatap senjata api itu dengan pandangan yang berbeda, seperti menatap sebuah harta karun.

"Kau memang terbaik, Ken." Aldric mengambil koper di dekat kakinya dan membukanya. Kenan menghembuskan asap rokoknya dan mengangguk begitu melihat isi koper yang dibawa Aldric.

"Tidak ingin bermain dulu dengan para wanita di Club, Al?" tanya Kenan basa-basi.

"Aku lebih bergairah memainkan senjata ini, Ken." Aldric tersenyum sambil melirik koper berisikan senjata api itu.

"Oh, aku akan menyiapkan karangan bunga untuk targetmu kalau begitu." Kedipan mata menjijikkan dari Kenan membuat Aldric menyeringai.

Tanpa menunggu waktu lagi, Aldric pergi dan meninggalkan Kenan yang masih menghabiskan sisa rokoknya. Keyond pasti sudah berada di hotel tempat Cregwal menginap sekarang. Malam ini mereka akan membunuh Cregwal sesuai dengan instruksi Mr. X.

Saat akan masuk ke dalam mobil jeep-nya, Aldric menghentikan langkahnya begitu ada yang memanggilnya. Dia berbalik dan mendengus begitu melihat Lukas yang berlari kecil ke arahnya.

Si Bedebah!

"Ada apa?" sahut Aldric tanpa mengalihkan tatapannya.

"Kau akan pergi, Ric?"

Aldric mendengus dan berbalik, menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan datarnya, "Siapa kau bertingkah sok akrab denganku?"

Begitu tajam dan membuat Lukas meneguk ludahnya susah payah, "Aku hanya ingin menteraktirmu minum. Apa kau lupa aku berhutang padamu?" jawab Lukas hati-hati.

"Tidak perlu, kau hanya perlu membayar hutangmu. Berhentilah bersikap kau mengenalku." Aldric masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya kencang. Memberi tanda jika dia benar-benar tidak ingin meladeni pemuda konyol maniak judi seperti Lukas.

Mesin menyala tapi Aldric tak langsung melajukan mobilnya, dia membuka jendela dan menatap Lukas yang masih berdiri dengan kaku.

The Deadly Love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang