Jumpa lagi ndan! 🙌🏽
Sebisa mungkin untuk aktif karena pasca lebaran ini badan saya remuk rasanya, pingin pijet 😂
***
Betty keluar dari flat-nya sambil memasang mantelnya. Matanya melirik ke tempat Rubby sebentar dengan bingung. Tidak biasanya wanita itu tidak mengganggunya di pagi buta. Biasanya Rubby selalu meminta, lebih tepatnya merampok makanan di dapurnya untuk sarapan.
Niat ingin mampir harus tertunda begitu sadar jika dia sudah terlambat bekerja. Ini semua salah Rubby, biasanya wanita itu yang membangunkannya setiap pagi bagai alarm berjalan.
Betty tersenyum begitu sudah sampai di luar, disambut dengan banyaknya kendaraan yang sudah berlalu lalang. Musim dingin akan segera tiba, hawa dingin itu membuat Betty memakai pakaian berlapis. Bahkan mantel tebal yang dia pakai, belum sepenuhnya menghangatkan tubuhnya.
Betty memilih jalan pintas lagi, setelah 3 hari memghindari gang sempit itu, akhirnya dia kembali mau. Dia memang penakut, tapi saat ini dia sedang dikejar waktu. Dia tidak ingin terlambat dan mendapatkan teguran. Well, dia belum merasakan itu, dia sudah menjadi pegawai teladan selama ini.
Mata unik Betty tertuju pada tempat sampah, tempat di mana Gordon tergeletak dengan mengenaskan di sebelahnya. Kening Betty berkerut mengingat itu, dia tidak ingin mengingatnya. Tidak meninggalkan trauma, namun cukup membuat Betty semakin ketakutan dengan dunia malam.
Betty melihat ada pekerja yang mengumpulkan sampah di sana. Mencoba memilah sebelum di masukkan ke mobil sampah yang berada di depan gang. Betty masih menatap tanah di samping tempat sampah itu untuk melihat sisa-sia jejak Gordon, namun tidak ada. Tempat itu benar-benar bersih. Aldric benar-benar melakukan apa yang dia mau, tapi di mana dia membawa mayat Gordon?
Betty menggelengkan kepalanya begitu sadar jika itu bukan urusannya. Lupakan Gordon, lupakan Aldric, lupakan mereka semua.
Saat akan berbelok ke jalan besar, Betty merasa bungkaman erat pada bibirnya. Tubuhnya ditarik kembali masuk ke dalam gang. Tangan Betty bergerak memukul tangan yang menariknya, mencakarnya dengan keras dengan kuku-kukunya yang cukup panjang. Dia tidak bisa berteriak, bibirnya masih dibungkam dengan erat.
Betty membuka sedikit mulutnya dan menggigit tangan itu. Pria yang menariknya itu mengerang dan melepaskan tangannya. Betty berbalik begitu merasa tidak asing dengan suara itu. Matanya langsung membulat tidak percaya.
"Kak!" teriak Betty kesal. Kenapa kakaknya itu menariknya seperti penculik? Apa dia tidak tahu jika Betty sudah cukup was-was dengan apa yang dia lalui akhir-akhir ini, "Kenapa kau melakukan ini?!"
Lukas—kakak Betty—masih mengusap tangannya dan menatap Betty kesal, "Aku hanya merindukanmu, apa salah?"
Betty mendengus dan melipat kedua tangannya di dada, "Cepat katakan apa maumu, aku tidak punya banyak waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deadly Love (SELESAI)
Romance🔞 WARNING 🔞 Bijaklah dalam memilih bacaan !! *** Seperti layaknya genangan air, kehidupan Betty berlangsung dengan tenang. Semua berjalan baik sampai peristiwa berdarah terjadi yang membuatnya harus menemui Aldric, seorang pembunuh bayaran yang be...