Hembusan nafas yang berkabut itu membuat Betty kembali mengeratkan mantelnya. Sesekali kaca mata tebalnya turun ke hidung dan membuatnya mendengus tidak suka.
"Kenapa Max selalu membiarkanku pulang malam seperti ini?" gumamnya sambil mengecek kembali apa pintu perpustakaan sudah terkunci dengan rapat.
Setelah benar-benar terkunci, Betty mengedarkan pandangannya ke seluruh Curzon Street yang tampak sepi. Tentu saja, selain karena malam hari, letak perpustakaan ini juga begitu menyudut namun masih menjadi wilayah kota besar London.
Betty melangkah cepat dengan kepala yang menunduk, sudah menjadi kebiasaanya. Bukannya apa, tapi dia harus selalu bersikap waspada akhir-akhir ini. Lingkungan yang berjarak 2 blok dari perpustakaannya terkenal rusak dan.. berbahaya. Sering kali mayat tanpa identitas ditemukan di tempat ini. Pernah sekali, artis papan atas yang terkenal mempunyai banyak masalah terbujur kaku di salah satu gang sempit itu.
Betty terus berjalan tanpa menyadari ada sepasang mata tajam yang mengintainya sedari tadi. Seorang pria dengan tangan kanan yang menggenggam pisau lipat dan tangan kiri yang menggenggam lintingan rokok.
"Milikku," gumam Aldric dan tersenyum manis. Matanya tetap tertuju pada punggung Betty sampai gadis itu berbelok dan menghilang dari pandangannya.
Mata tajam itu beralih pada pria yang terbujur kaku di samping kakinya, mati mengenaskan dengan ukiran indah di lehernya. Bukannya takut, Aldric malah tersenyum bangga dengan hasil karyanya itu.
Dengan cekatan, tangannya mencongkel mata pria malang itu dengan pisau favoritnya dan meletakkannya pada sebuah kotak. Aldric akan menyerahkan bola mata itu pada Mr. X nanti, sebagai bukti jika dia sudah melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Senyum manis itu terukir begitu misinya kali ini telah selesai. Itulah ciri khasnya. Jika kau melihat pria itu tersenyum manis maka kau harus waspada karena itu merupakan sinyal tanda bahaya.
"Waktunya pergi, aku harap polisi datang lebih dulu sebelum anjing liar memakanmu." Aldric pergi begitu saja sambil membersihkan pisau lipat yang kotor karena darah.
Langkahnya dengan pasti membawanya ke jalan yang sama di mana Betty pergi. Malam ini dia harus melihat gadis itu lagi. Menatapnya dari jendela kamar di kegelapan malam sudah menjadi kesukaannya.
Sudah dua hari Aldric tidak melihat Betty karena misi bodoh ke luar kota. Rasa senang hati saat akan kembali harus sirna begitu Mr. X kembali menghubunginya untuk misi baru. Jika bukan karena tuntutan dan kesenangan hati, tentu dia menolak. Betty dan darah adalah hal yang paling dia sukai.
Aldric bersandar pada mobil tua dan menatap jendela kamar Betty dengan lekat. Seolah menikmati pemandangan, dia menghembuskan asap rokoknya dan tersenyum miring. Betty benar-benar indah dari balik tirai transparan itu. Begitu cahaya kamar itu padam, barulah Aldric menunduk dan tertawa sinis. Bayangan Betty yang tengah beraktivitas tadi membuatnya ingin menculik gadis itu dan kembali membawanya ke rumah.
Apa Betty tidak sadar jika ada pria seperti dirinya yang memendam obsesi gila sejak awal bertemu?
***
TBC
Ini adalah cerita pertama saya yang di mana bekerja sama dengan dua penulis kece Mikas4 dan Nadramahya untuk membuat series novel.
JADI KALIAN YANG PERNAH MINTA AKU BUAT DARK-ROMANCE KUDU WAJIB BACA heheh 😌
Judul Series :
❣️ The Deadly Love by ME
(Betty & Aldric)
❣️ My Fault Love by Nadramahya
(Rubby & Kenan)
❣️ Aesthethic Love by Mikas4
(Keyond & Veila)Semua langsung update bebarengan jadi yang nggak suka nunggu, jangan khawatir. Cek lapak penulis di atas untuk baca ceritanya 😘
Seperti biasa..
Follow ig : viallynn.storyJangan lupa vote dan commentnya 😘
Viallynn
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deadly Love (SELESAI)
Romance🔞 WARNING 🔞 Bijaklah dalam memilih bacaan !! *** Seperti layaknya genangan air, kehidupan Betty berlangsung dengan tenang. Semua berjalan baik sampai peristiwa berdarah terjadi yang membuatnya harus menemui Aldric, seorang pembunuh bayaran yang be...