Cynical

387 56 3
                                    

"Jeno! Akhirnya kau bangun" seru Jaemin tersenyum sembari berlari kecil untuk memeluk Jeno.

"Kau dari mana?" Tanya Jeno penasaran dengan Jaemin yang tengah memeluknya.

Tiba-tiba Jeno teringat akan sesuatu,

"Astaga! Aku lupa mencuci bajuku!" Sontak Jeno melompat dari kasurnya dan berlari ke arah kamar mandi. Tapi ia sama sekali tidak melihat tumpukan baju yang waktu itu dia tempatkan di sana.

"Sudah kucuci kok!" Ujar Jaemin.

"Hah?"

"Iya! Sudah kukerjakan semuanya, mulai dari mencuci, menyapu, menyiram tanaman ibumu, membersihkan ruang tamu, meng-" baru saja Jaemin mau melanjutkan Jeno memotongnya.

"Sungguh? Itu kan tugasku, kenapa malah kau kerjakan?"

Jaemin hanya terkekeh, membuat Jeno heran.

"Kau kelihatan sangat kelelahan tadi, jadi aku tidak mau membangunkanmu." Jawab Jaemin polos.

"Ya sudah, lain kali bangunkan aku!"

Jaemin mengganggukan kepalanya. Perut Jeno tiba-tiba bersuara,

"Jaemin, kau belum makan kan? Ayo ke bawah, akan kubuatkan kau makanan." Jeno menarik tangan Jaemin agar ikut bersamanya.

~~~~~~~~~

15 menit sebelum bel sekolah berbunyi, Jeno dan Jaemin bergegas menaiki tangga menuju kelas mereka. Walaupun begitu, suasana sekolah masih terlihat sepi, banyak murid-murid yang belum datang. Koridor sekolah yang biasanya dipenuhi dengan murid-murid yang berlarian, terlihat tak berpenghuni dan kosong.

Setibanya di kelas, kedua anak laki-laki tersebut mendapati ruangan kelas yang baru terisi beberapa anak saja.

"Tumben, biasanya jam segini kelas pasti sudah ramai." Ujar Jeno seraya berjalan ke arah tempat duduk mereka dengan Jaemin di sampingnya.

"Mungkin karena cuaca hari ini?" Tambah Jaemin.

Hujan yang memang dari tadi tak kunjung berhenti, menghambat orang-orang untuk memulai aktifitas mereka. Jeno dan Jaemin saja harus pergi ke sekolah menggunakan taksi, sebenarnya rumah Jeno cukup dekat dengan sekolah. Hanya saja anak lelaki itu tetap memaksa untuk memesan taksi dengan alasan dia tidak ingin sepatu barunya kotor karena genangan air di jalan.

Setelah sampai di depan tempat duduk mereka, Jeno mendapati mejanya yang di tutupi coretan-coretan yang di gambar oleh seseorang menggunakan pensil. Coretan-coretan tersebut ada yang berupa gambar maupun tulisan, yah dan semuanya berisi ejekan yang ditunjukan kepada Jeno. Tapi ia berusaha untuk menutup permukaan mejanya agar tidak ketahuan Jaemin.

Jeno menarik nafas panjang, kemudian membuka tas hitamnya dan mulai mencari sesuatu yang bisa menghapus coretan-coretan yang menempel di mejanya.

Tiba-tiba datang seorang gadis berdiri menghadap Jeno seraya mengulurkan tangannya memberikan anak lelaki itu sebungkus tissue basah. Jeno mendongkakan kepalanya.

"Jeno~"

'Oh tidak, gadis itu lagi.' Ucap Jeno dalam hati, dia mengerutkan kedua alisnya memandangi wajah gadis itu. Tangan gadis itu masih berada di hadapan Jeno memeggang benda tadi.

"Ugh, Eunbi? Apa maumu?" Sangat jelas bahwa kekesalan terdengar dari nada bicara lelaki bersurai hitam itu.

"Membantumu?" Selanjutnya Eunbi menaruh bungkus plastik berisikan tissue basah di atas meja Jeno. Sejenak ia tersenyum kepada Jaemin, lalu memberikan sebuah bungkus roti padanya. Bungkusan plastik itu diikat dengan sebuah pita berwarna merah muda dengan sebuah note kecil tertempel di bawahnya. Kemudian ia pergi kembali ke tempat duduknya.

thє вσчfríєnd αpp (ѕhσrt ѕtσrч) nσmín ((On Going))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang