Arrived✔

572 99 1
                                    

"Huh?" Jeno hanya bisa bingung melihat apa yang baru muncul di layar handphonenya semenit yang lalu. Sambil mengscroll beberapa komentar tentang aplikasi tersebut, ternyata menunjukkan bahwa aplikasi tersebut benar-benar memberikanmu seorang pacar, dan secara gratis.

'Ini tidak masuk akal.' Jeno tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi tetap saja ia meneruskan untuk membuka aplikasi tersebut. I mean, you won't get anything if you haven't tried it right?

Setelah dibuka ternyata aplikasi tersebut memberikan beberapa fitur dalam menciptakan pacar idamanmu, contohnya seperti apa karakter mereka, wajah, fisik, hobi, dan lainnya. Bahkan umur serta pekerjaan, terlebih lagi semuanya gratis. Jeno terheran-heran mengapa ada sekelompok orang yang mau membuat pelayanan seperti ini dengan cuma-cuma. Ia kemudian melanjutkan tujuannya, setelah memilih dan menentukan seperti apa sosok yang dikatakan sebagai 'Ideal Boyfriend' nya dalam aplikasi tersebut, selanjutnya ia menekan tombol 'Done' yang berarti ia sudah selesai mengisi bagian-bagian penting dari pembuatan pacar idamannya tersebut, dan sudah siap dikirim.

'Tunggu, dikirim? Lewat apa? Apakah mereka menaruhnya dalam sebuah kotak? Hahahahahahah' Jeno tertawa konyol berpikir bahwa mereka akan benar-benar mengirim pacar idamannya tersebut. Jeno sendiri heran sepertinya dia memang sedang tidak ada pekerjaan lain, sampai-sampai mencoba hal bodoh seperti ini yang jelas-jelas hanya omong kosong. Untung saja ini sama sekali tidak memungut biaya apapun.

Jeno memang anak yang cukup anti sosial dan kadang menyebalkan, maka dari itu banyak teman-teman sekelasnya yang enggan untuk mendekatinya, yah karena sifatnya itu. Jeno sendiri tidak sadar bahwa yang membuat sama sekali tak memiliki teman di sekolah barunya itu, adalah karena ulahnya sendiri. Mungkin ini adalah kesempatan bagi Jeno untuk memiliki teman :).

Jeno menghela nafasnya dan menutup kedua kelopak matanya yang sudah terasa sangat berat sedari tadi, ia pun tertidur lelap.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suara alarm dipagi hari membangunkan Jeno, yang sedang tertidur pulas. Jeno memang orang yang cukup sulit untuk bangun pada pagi hari khususnya pada hari-hari sekolah.

Jeno yang masih berada di kasurnya terbungkus oleh selimutnya sendiri, mencoba meregangkan salah satu tangannya, berusaha meraih benda kotak yang terletak di sebuah meja kecil di samping tempat tidurnya itu.

Berkali-kali ia memencet tombol benda tersebut untuk mematikannya, tapi tidak berhasil.

"Iya, iya aku bangun kok. Kenapa barang ini susah sekali dimatikan ya?" Jeno dengan kesal membuka matanya kemudian, mengangkat tubuhnya itu dari tempat tidur. Ternyata sedari tadi ia memencet tombol yang salah, pantas saja tidak mati. Lalu, Jeno tersadar akan sesuatu,

"Ya Tuhan, hari ini kan hari Minggu. Hahhhh....." Jeno mengusap-usap wajahnya kesal.

Jeno merasakan tenggorokannya kering setiap kali ia bangun tidur, ia langsung beranjak dari tempat tidurnya, berjalan keluar dari kamarnya, dan turun ke lantai bawah untuk mengambil segelas air. Setibanya ia di ruang makan ia langsung menghampiri sebuah kulkas besar yang terletak dipojok ruangan, dan kemudian membukanya untuk mengambil air yang ada di dalam.

Jeno menatap isi kulkas tersebut, yang kemudian mengambil beberapa cemilan dan sebuah gelas air. Ia meletakkannya di atas meja makan dan langsung menutup pintu kulkas tersebut. Mata Jeno langsung tertuju pada sebuah kertas kecil yang tertempel pada pintu kulkas tersebut. Ternyata setelah Jeno membacanya, kertas itu berisikan pesan dari ibunya agar tidak meninggalkan rumah untuk hari ini karena hari ini ibunya sedang ada urusan di luar.

Jeno langsung menghela napas panjang, lagi-lagi ibunya pergi dan meninggalkan ia sendiri di sini. Untung saja ia meninggalkan uang saku kepada Jeno untuk membeli makanan. Karena jujur saja, Jeno akan sangat kesulitan dalam memasak jika tidak dibantu oleh ibunya. Terakhir kali ia diperbolehkan untuk memasak sesuatu, ia membiarkan sebuah kompor menyala untuk menonton acara kesukaannya, dan hal tersebut hampir membakar rumah tempat tinggalnya sekarang. Sungguh ceroboh memang Jeno, dan pada akhirnya Jeno malah kena marah ibunya.

Setelah itu Jeno menarik salah satu kursi di ruang makan itu dan langsung mengambil gelas air yang ia telah ambil dari kulkas tadi. Baru beberapa tegukan, Jeno mendengar suara seseorang sedang memasak sesuatu dari arah dapur. Tentu saja Jeno terkejut, dan secara refleks beranjak dari tempatnya. Pertama, Jeno mengira bahwa ibunya masih berada di dalam rumah.

Akan tetapi, telinganya menangkap suara orang tersebut, suaranya berat, berarti dia seorang laki-laki. Tapi siapa? Jeno yang sama sekali tidak tahu apa-apa, memberanikan dirinya untuk berjalan pelan menuju dapur rumahnya, setibanya ia di depan ruang masuk menuju dapur, ia berusaha untuk mengintip siapa yang telah memyelinap masuk ke rumahnya.

Kemudian Jeno langsung mengambil sebuah panci yang tergantung di dinding dekatnya. Ia menggenggam erat panci tersebut dengan kedua tangannya, ia berencana untuk mengagetkan orang yang ia kira adalah sesosok pencuri yang sengaja menyelinap masuk ke dalam rumahnya untuk mencuri alat-alat masaknya, dengan memukulnya menggunakan panci yang ia pegang sekarang.

Jeno menarik napas panjang, berusaha untuk memberanikan dirinya untuk menghadapi pencuri itu. Kemudian ia berjalan sangat pelan langkah demi langkah berharap agar pencuri tersebut tidak mengetahui keberadaannya tetapi baru saja ia memasuki ruang dapurnya, ia tidak menemukan siapa-siapa di dalamnya akan tetapi ia melihat beberapa piring makanan yang tertata rapi di atas meja dapurnya. 'Apakah ibu menyewa seorang asisten rumah tangga baru di sini?' Tanya Jeno dalam hati.

Ia berharap begitu, agar ia tidak harus kelelahan dalam mengurus dan membersihkan rumahnya sendiri setiap harinya. Tiba-tiba saja Jeno merasakan ada seseorang yang sedari tadi telah berdiri di belakangnya.

Jeno menoleh,

"Pagi, manis." Seru seorang anak remaja laki-laki yang saat itu sedang berdiri tepat di hadapan Jeno menatapnya sambil tersenyum.

thє вσчfríєnd αpp (ѕhσrt ѕtσrч) nσmín ((On Going))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang