"Ini gila!! Ini benar benar gila!!"Jane menatap Eva yang sedari tadi mondar mandir dengan tatapan bersalah.
"M-maafkan aku Eva. Aku tidak mendengarkan perkataan mu.""Sudah ku bilang, Jane! Masalahnya, jika kau yang dikejar oleh pria itu, tak masalah! Karena memang kau yang harus menanggung resikonya! Bukan aku! Argg! Lihatlah! Sebentar lagi berita ku dan dirinya di muat di internet! Pria itu berbahaya, Jane!"
Jane yang mendengarkan omelan Eva hanya menundukkan kepalanya.
Eva berusaha mengatur nafasnya agar dirinya lebih tenang.
"Huft!....okay. We have to relax for a minute..." gumam wanita itu.Setelah merasa tenang, tatapannya beralih kepada Jane yang sedari tadi menunduk, tidak berani bicara. Eva menutup matanya dan menghembuskan nafasnya gusar.
"Sudahlah. Yang berlalu, biarlah berlalu. Ku harap setelah ini kau mengerti, Jane.""Seharusnya, aku tak mengambil pekerjaan itu." Lirih Jane.
Eva memegang kedua pundak Jane pelan.
"Hei. Jangan berkata begitu. Itu memang pekerjaan mu yang seharusnya. Itu adalah jiwamu. Jika waktu itu kau tidak menerimanya, kau tidak akan tau bagaimana nasib mu selanjutnya."Jane menatap ke mata Eva.
"Maaf. Sekali lagi, maafkan aku, Eva. Seharusnya aku membantu mu, bukan membuatkan masalah untuk mu."Eva menghembuskan nafasnya pasrah.
"Sudahlah. Bukan masalah. Lagi pula, sepertinya aku bisa menyelesaikan masalah ini. Kau tau, Aku sudah biasa dengan masalah seperti ini." Ucap Eva bangga.(Dan kenyataan yang ada..)
"Ku rasa, aku harus menarik kembali ucapan ku waktu itu." Gumam Eva setelah melihat berita nya dan Allan menjadi terending topik pagi ini, di New York.
"Aku tak yakin bisa menyelesaikan ini." Gumam Eva takut.
"Semua nya baik baik saja??"
Sebuah suara spontan membuat Eva mematikan Televisi segera.
"Ya! Ya! Everything is good." Ucap Eva memperlihatkan senyuman terpaksanya dan berpura pura sedang bermain handphone.
Jane mulai menatapnya curiga.
"You sure??""Ya! Sekarang, aku lapar. Bisakah kau membuatkan aku makanan?? Aku sedang malas bergerak pagi ini."
Jane terdiam sejenak.
"Oke. Akan aku buatkan.""Thank's!"
Seperginya Jane ke dapur, membuat Eva menghembuskan nafasnya lega.
"Untung saja. Oh God! Apa yang harus aku lakukan??"Ting! Tong!
Bel rumah berbunyi mengalihkan perhatian Eva dari lamunannya.
"Siapa itu?!!" Teriak Jane dari arah dapur.
"Ah! Biar aku saja!" Balas Eva.
Eva segera berdiri membukakan pintu untuk tamu yang datang.
"Selamat pa—"Dua orang, berbadan besar dan memakai jas layaknya bodyguard membuat Eva yakin, bahwa kedua orang ini adalah orang suruhan Allan.
"Selamat pagi, Miss Belva. Kami di perintahkan oleh Mr. Bergin untuk menyampaikan pesannya, bahwa kau di perintahkan untuk datang ke kantor nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Escape [PROSES PENERBITAN]
RomanceMemilih hidup dengan melarikan diri?? Itulah yang dilakukan perempuan muda berdarah kerajaan ini, Evanil Stefangush. Apalagi, ia adalah pewaris harta kekayaan bisnis keluarga keturunan bangsawan itu. Hidupnya yang terkesan simple, tak menginginkan d...