ONE

65 5 0
                                    

IU~Friday

Happy Reading

Jarum panjang sudah menunjuk pada angka delapan, matahari sudah menampakkan penuh dirinya, namun ke-empat gadis itu masih setia dengan kasurnya masing-masing. Biasanya, selalu ada Bunda yang membangunkan anak-anaknya setiap pagi. Tapi kini alarm terbaik mereka sudah pergi meninggalkan rumah sejak kemarin.

Ini adalah hari pertama mereka tanpa kehadiran Bundanya.

Brak

Tak sengaja kaki Rose menendang tubuh Lily, membuat tubuhnya terjungkir dari atas kasur hingga ke bawah. Semalam Lily tidak bisa tidur dengan alasan masih sedih karna kepergian bundanya dari rumah, Jadi semalam Lily memutuskan untuk diam-diam menyusup ke-kamar Rose dan tidur disana.

Lily sudah meminimalisir sedetail mungkin risiko keputusannya untuk menginap disalah satu kamar kakaknya. Jika masuk kamar Violet, Lily yakin besok paginya mungkin Lily akan masuk ambulance untuk dibawa ke-ruang unit gawat darurat. Jika ia masuk ke-kamar Ester, mungkin tidak akan apa-apa selama Lily bisa menutup mulutnya, karna Ester sangat anti dengan orang yang hyper-aktif. Ester bilang, sangat melelahkan melihat tipe-tipe manusia seperti Lily. Tapi, masalahnya Ester sangat jorok, Lily merasa tidak nyaman jika harus tidur dikamar yang semerawut. Pilihan ter-aman adalah kamar Rose. karna Rose adalah satu-satunya manusia dalam rumah ini yang mendekati kata normal. Dia tidak sepemarah Violet, dia juga tidak semalas Ester. Hanya saja, dia manusia yang sangat gampangan. Gampang dibodohi, gampang dikibuli dan gampang ditipu. Itu adalah kelemahan Rose yang sangat Lily senangi.

Suara gebrakan yang cukup keras itu membuat keduanya terbangun. Apalagi Lily, dia terbangun dengan rengesan kesakitan seraya memegang pinggangnya.

"Lily?" Rose terbelalak kaget mendapati Lily ada dikamarnya.

"Ah, sakit."

Melihat Lily kesakitan seperti itu, Rose langsung beranjak dari kasurnya, dan segera mengangkat tubuh Lily ke tepi ranjang.

"are u okay?" Tanya Rose khawatir.

"Sepertinya pinggang gue patah, kak." Lirih Lily

Mendengar ucapan Lily tersebut, mata Rose membulat kaget. Dan kedua tangannya langsung menutupi mulutnya yang terbuka. Dia terlihat sangat panik, sesekali ikut memegangi pinggang Lily. Hanya Lily yang pinggangnya bisa patah karna terjungkir dari kasur yang tingginya tidak lebih dari dua meter. Dan bodohnya, Rose percaya.

Keributan yang ditimbulkan Lily dan Rose tersebut telah berhasil membangunkan singa dari kandangnya. Tanpa ketukan terlebih dahulu, Violet langsung menggebrak pintu kamar Rose. Dia berdiri dengan berkacak pinggang menatap sinis kedua adiknya yang tampak bodoh. Berbeda dengan Rose, dia langsung berlari kearah Violet dengan wajah paniknya.

"Vio, gimana ni? pinggang Lily patah, tadi dia jatuh dari kasur." Ucap Rose panik seraya menunjuk keberadaan Lily.

Disatu sisi lain, Lily langsung menyengir menunjukan deretan gigi putihnya ketika Vio melemparkan tatapan mautnya.

Dengan santai, Vio menarik lengan baju miliknya seraya berjalan ke-arah Lily. "Mana pinggang lo yang patah? Coba lihat?" Tanya Vio yang sudah beberapa cm didepan Lily. "Sini, biar gue bikin pinggang lo beneran patah." Lanjutnya, dengan tangan melipat didada.

Lily sedikit mendongak memandang kakaknya dengan senyuman yang dipaksakan, seperdetik kemudian dia mendorong tubuh Violet hingga terjatuh ke lantai. Dengan kesempatan itu, dirinya langsung mengacir lari keluar dari kamar Rose. Aksinya tersebut benar-benar membuat Vio geram. Dengan amarah yang menggebu-gebu, Vio langsung bangkit untuk mengejar adiknya. Rose pun mengikutinya dari belakang, karna takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang