Kau dan Dia

119 5 0
                                    

Malam menjenglang rindu, ruang tengah menjadi saksi bisu. Aku bersamanya duduk berdua di ruang tamu persinggahan, tuk meminta maaf dan kembali mengingat kenangan. Malam pertama lebaran, kukira akan menyenangkan, ternyata hati kembali hancur tak beraturan.

Dia tidak mencintaimu. Dia hanya sedang kesepian dan kebetulan ada kamu.

Kau bercerita semua tentang dia, dari awal berjumpa, hingga akhirnya saling menjalin cinta. Berjam-jam aku mendengarkan keluh kesahmu, menanggapi hal-hal yang sebenarnya menyimpan perih didalam hati yang telah terbujur kaku. Apa? Pergi nongkrong? Makan bareng? Dikenalin ke semua teman-teman? Bikin instastories? Kau kicaukan di twitter? Kau jadikan kebanggan di whatsapp?

Dia tidak mencintaimu. Dia hanya sedang kesepian dan kebetulan ada kamu.

Kulakukan semua seolah baik-baik saja, hingga tiba masanya air mata turun dengan elok indanya. Kau tidak sadar, nadiku telah bergetar. Dan kau terus membabi buta, dengan menceritakan semua hari yang kau lakukan bersama. Sudahlah aku tidak kuat jika harus terlihat baik-baik saja, selamat kau telah memenangkanya.

Jadi teman berkeluh kesah, belum tentu dia mau diajak menikah. -Wira Nagara.

Punctum HadopelagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang