Terima Kasih

80 8 0
                                    

Aku masih berada diujung kota, ditemani rasa cemas dan curiga. Aku cemburu pada kesibukanmu, dan berharap ada aku disela-sela hidupmu. Berharap semua tanggal merah dan menjadi liburmu, dan kau tak bisa lagi mengelak tuk menolak ajakanku.

Bukan sulit, kau saja yg memperumit.

Kau terlalu cepat menghilang tanpa kabar, padahal ada janji yang harus dibayar. Kau terlalu seenaknya meninggalkan perasaan, padahal ada rindu yang harus dipertemukan. Kau terlalu mudahnya membiarkan whatsappmu meninggalkan centang satu, padahal ada pemuda yang ingin sekali bertemu. Kau terlalu bahagia dan membuat janji yang dalam, dan pada akhirnya kau menyeretku kembali pada kecewa yang kelam. Apa? Seolah-olah ini menyalahkanmu? Seolah-olah kau yang salah? Dan seolah-olah hanya kau yang membuat semuamya berakhir? Hmm, tanyakan pada hatimu dan ajaklah dia berdiskusi, mungkin dia akan memberikanmu sebait puisi, agar kau tau bahwa berharap sangatlah menyiksa hati. Mungkin aku termakan delusi, dan aku terlalu percaya janji.

Bukan kau terlalu sibuk, hatimu saja yang tak pernah terketuk.

Aku bukan ingin melupakan seenaknya semua kenangan itu, hanya saja aku tak mau kembali berharap padamu yang diselimuti perasaan semu. Aku berjuang dan kau yang sibuk menghancurkan. Kau tau? Tidak semudah itu melupakan seseorang yang telah sangat lama bertamu, lalu dengan seketika mencari pengganti yang baru. Hmm, harus kembali menyamakan perasaan, sibuk mengingatkan makan, hingga jangan lupa tuk insomnia berduaan sampai tengah malam ehh tau-taunya paginya amnesia sendirian. (kata bung fiersa)

Bukan kau yang salah, egomu yang tak mau mengalah.

Telah berkali-kali aku mengakui perasaan, aku menyukaimu tanpa alasan! Lalu apa lagi yang kau pertanyakan?! Apa? Haaa apaaaaa?! Aku bukan ingin pergi, aku hanya tak ingin melangkah jauh lagi.

Bukan kau tak berjuang, perasaanmu saja yang masih mengambang.

Baiklah, aku kalah. Aku tak mampu melupakanmu, aku terlalu lemah akan pesonamu, dan aku terlalu percaya akan janji-janjimu. Terima kasih atas semua kesadaran yang terlambat, di titik itu hanya akan terucap kalimat,

Jangan sering badmood ya :)

Punctum HadopelagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang