11

1K 59 1
                                    

Sudah hampir 1 jam lebih Andre berbaring lemah di ruang UKS seorang diri. Pria itu menatap tatapan kosong ke arah tembok berwarna putih. Ridho dan Robbi belum juga datang, perasaan resah dan risau kini sedang menyelimuti hati cowok itu. Ia masih penasaran dengan hasil akhir pertandingan yang sempat di hentikan karna kejadian yang menimpa diri-nya.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka.

Cklkk!

Di lihat-nya ada seorang gadis memasuki ruang UKS sambil membawa piala. Gadis itu tersenyum ceria sambil berjalan ke arahnya.

"Andre! Gue menang!" Kay teriak antusias.

Mata Andre speecles ketika mendengar bahwa Kay berhasil memenangkan perlombaan "Hah? Juara berapa?"

"Juara 1 dong!" Ucap Kay sambil duduk di kursi tepat di depan Andre "Neh liat piala gue!" Kay menyodorkan piala itu kepada Andre.

Andre tersenyum singkat "Selamat" Ucapnya sekedar basa-basi.

"Thank you!" Balas Kay bersemangat.

Andre memudarkan senyuman-nya. Tiba-tiba cowok itu kembali mengingat bagaimana nasib Tim-nya tanpa ada dirinya di lapangan. Apakah Ridho dan teman-temannya yang lain mampu mengalahkan Genta cs.

Ridho dan Robbi tiba-tiba datang. Kedua pria itu muncul di ambang pintu dengan memasang wajah yang kusam.

Andre menoleh. Kemudian cowok itu kembali tersenyum "Gimana tadi? Kita menang kan?" Tanya Andre mengintrogasi kedua sahabatnya itu.

Ridho dan Robbi berjalan dengan langkah lemas menghampiri Andre dan Kay.

"Dho? Kita menang kan?" Tanya Andre lagi.

Ridho menggeleng lemah "Kita kalah"

"Maafin kita ya, Ndre. Kita udah gagal" Robbi terlihat merasa bersalah.

Andre terhenyak ketika mendengar perkataan dari kedua sahabatnya. Kemudian dengan berat hati, ia paksakan menarik sebuah senyuman di wajahnya "Iya gapapa. Yang penting kita sudah memberikan yang terbaik untuk sekolah"

"Ini semua salah gue" Ridho mengangkat suara "Seandainya gue tadi gak buat pelanggaran. Mungkin masih ada harapan buat kita untuk menang"

"Gue kebawa emosi" Ridho menundukan kepalanya.

"Jadi?" Kay membuka suara, setelah beberapa menit terdiam ketika menyaksikan pembicaraan Andre dan kedua teman-nya

"Sekolah kita kalah" Ucap Robbi dengan suara lemah.

Kay meneguk saliva-nya ketika mendengar perkataan Robbi. Perlahan-lahan Kay menoleh ke arah Andre, cowok itu mencoba memaksakan sebuah senyuman di wajahnya walaupun Kay tahu, untuk saat ini Andre sedang merasa hancur atas kegagalan yang mereka raih.

Kay memegang pundak Andre "Ndre.."

"Gue gapapa" Andre memotong perkataan Kay yang belum sempat di selesaikan.

Kay menganggukan kepalanya paham. Kay tahu  untuk saat ini Andre sedang menyembunyikan semua rasa kecewa-nya di balik senyuman-nya yang palsu. Kay paham, untuk saat ini hanya Andre-lah yang tau gimana hancurnya semangat yang selama ini ia bangun tiba-tiba harus roboh oleh kegagalan yang saat ini ia dapatkan.

"Kita udah di tunggu sama Pak Joko di lapangan" Kata Ridho "Lo udah bisa jalan, belum?"

Andre mencoba menggerakan kaki-nya yang sebelah kanan "Udah kok" Ucapnya sambil beranjak dari atas kasur UKS.

"Perlu gue bantu?" Tawar Kay ketika melihat Andre mencoba untuk turun dari atas ranjang.

"Gausah. Biar Ridho sama Robbi aja" Tolak Andre khas memasang wajahnya yang jutek.

Ice Boy and StalkersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang