BAB 7

1.1K 60 5
                                    

Naruto nampak gelisah. Ia tidak bisa tidur, fikirannya nampak kacau. Lalu ia menghampiri Hinata yg tengah terlelap, ia mengelus pipi Hinata pelan. " haruskah kita terpisah Hime. Umur pernikahan kita saja baru satu minggu, aku tidak mau jauh dari mu sayang ". Guman Naruto pelan. Sebelum keluar kamar, Naruto mengecup kening Hinata penuh kelembutan. Lalu ia melenggang keluar kamar.

Saat sampai di ruang tengah, di dapatinya Minato & Kushina yang tengah menonton Tv. Naruto pun menghampirinya. " kaa-san, tou-san? Kalian belum tidur? ". Tanya Naruto lalu duduk di sofa. Kushina pun menoleh ke arah sang putra. " kita belum mengantuk, kenapa kau juga belum tidur? ". Tanya Kushina.

Naruto mengambil cemilan yg tersaji di atas meja lalu memakannya. " Naru tidak bisa tidur kaa-san ". Naruto nampak tidak bersemangat menjawab pertanyaan sang ibu. Minato memicingkan matanya. " sepertinya kau ada masalah nak. Ada apa? ".tanya Minato.

Tanpa basa-basi Naruto menceritakan permasalahan apa yang tadi tengah ia bicarakan bersama Hinata. Minato & Kushina mengangguk mengerti menanggapi cerita sang putra. " lalu apa Nata-chan sudah membuat keputusan? ". Tanya Kushina. Naruto hanya menggeleng pelan. Ia benar-benar nampak kacau. " Naru belum tahu kaa-san. Nampak nya Hinata belum membuat keputusan apa-apa, dia juga nampak bingung ". Ujar Naruto lesu.

" kalau memang begitu, lebih baik kau mengalah Naru, kalau Hinata harus pergi ke Jerman, kau harus mendampinginya, harus selalu bersamanya. Ingat janji mu pada mendiang Neji & kau tidak perlu memikirkan perusahaan mu, ada Shikamaru di sini, & Menma mulai besok juga sudah mulai menggantikan mu. Tou-san akan membantu di perusahaan mu". Ucap Minato memberi nasihat. Naruto hanya mengangguk mengerti.

" terima kasih tou-san, maaf kalau Naru merepotkan Tou-san ". Ucap Naruto.

" kau ini bicara apa Naru... siapa yang kau repotkan? Sudah menjadi tugas orang tua membantu putranya ". Ujar Minato.

" dan ingat, kau harus segera meluluh kan hati Hinata, & capatlah buatkan kami ini cucu ". Ucap Kushina. Naruto hanya terkekeh, lalu mengangguk menanggapi ucapan ibunya. Tak lama ia pamit untuk kembali ke kamar.

Setelah sampai kamar ia menuju ranjang. Mencium kening Hinata lalu menyelimutinya, ia pun menyusul Hinata ke alam mimpi.

🌄🌄🌄

Pagi-pagi sekali Hinata sudah bangun, dan ia juga sudah rapi. Lalu menghampiri Naruto yg masih saja bergelung dalam selimut.

" Naru... bangun sudah pagi ". Ucap Hinata, sembari meggoyang-goyang kan badan Naruto.

" sebentar lagi Hime.. aku masih ngantuk ". Jawab Naruto, lalu menarik selimut & memeluk guling erat.

Berkali-kali Hinata mencoba membangunkan suami nya ini, namun tetap tidak ada pergerakan dari Naruto. Hinata mengernyitkan dahi. Terbersit ide jahilnya untuk mengerjai Naruto. Lalu ia membisik kan sesuatu pada Naruto agar ia segera bangun. " Naru ayo bangun, kita mandi bersama ". Bisik Hinata sambil menahan tawanya. Sontak Naruto langsung terperanjat bangun dari tidurnya.

" hah... kau yakin Hime? Kita mandi bersama? ". Tanya Naruto semangat. Hinata langsung tertawa terbahak hingga ia memegangi perutnya. " hahahaha. Aku hanya bercanda Naru, sudah cepat sana bangun ini sudah siang ". Ucap Hinata, sambil berusaha menghentikan tawanya. Lalu ia menuju lemari pakaian.

Naruto memberenggut sebal.  Kemudian ia menyeringai, ia turun dari ranjang, lalu menghampiri Hinata yang tengah menyiapakan baju untuknya, tiba-tiba ia memeluk Hinata dari belakang.

" Na-Naru... kau mengagetkanku ".

" tadi kau bilang ingin mandi bersama kan? ". Bisik Naruto.

" ta-tadi aku hanya bercanda. La-lagian aku juga sudah mandi ". Sanggah Hinata. Naruto mendesah kecewa. " yah... padahal aku ingin sekali lo, kita bisa mandi bersama ". Goda Naruto, ia menumpukan dagunya pada pundak Hinata.

KehadiranmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang