bab 1

43 3 0
                                    


“ kayaknya cuman orang bego aja yang nganggap orang autis gak boleh sekolah ”


   Suara ayam berkokok membangunkan seorang gadis yang sedang tidur di kamar pinknya, matanya perlahan ia buka menatap semua yang ada di ruangan kamarnya. Kakinya mulai diturunkan dari kasurnya, dan melangkahkan menuju kamar mandi.
Gadis itu bernama Bulan Felicia, gadis keturunan Eropa dengan bola mata biru dan rambut pirang. Gadis yang sangat dipandang berbeda dimata orang lain karena berbeda dengan manusia lainnya, ya di hari ini Bulan akan memasuki putih abu setelah menyelesaikan masa SMP nya .
“ Pagi, Pagi, Pagi ” ucap Bulan menyapa seluruh penghuni ruang makan. Berbicaranya memang selalu di ulang karena sudah terbiasa dari kecil.
“ iya sayang ” jawab Alif, orang tua laki laki Bulan.
“ berangkat! Berangkat ! ” ajak bulan membujuk Alif yang sedang menikmati sup cream . Alif yang tidak mau mengecewakan anaknya, akhirnya ia bergegas berangkat mengantarkan Bulan ke sekolah. Langkah kaki  bulan mulai mengikuti langkah Alif berjalan menuju mobil. Tas Bulan yang hampir ketinggalan, bi ratih taruh di kursi sebelah Bulan duduk.
Roda mobil mulai berputar menuju arah yang akan dituju, pengendara dan penumpang hening. Suara musik yang menjadi peran utama di mobil dengan musik yang diputar yaitu “1, 2, 3, 4.” Lagu anak anak yang paling di sukai Bulan.
“ bangun pagi pagi sungguh senang ” teriak Bulan mengikuti lagu
“ anak papah semangat banget deh ” ucap Alif memuji anak semata wayangnya
“ semangat, Bulan semangat ” ucap Bulan tersenyum dan mencoba bertepuk tangan
Tak terasa ternyata sudah di gerbang sekolah, Alif tidak bisa mengantar Bulan sampai dalam. Akhirnya Bulan diturunkan di gerbang saja, kakinya mulai keluar dari mobil dan setelah semuanya keluar Bulan menutup pintu mobil dan lompat kegirangan setelah melihat sekolahnya.
Saat Bulan turun dan lompat kegirangan semua murid memandang Bulan dengan serius, sepertinya mulai ada kecurigaan tentang Bulan. Bulan berjalan menuju gerbang, saat dilihat ternyata di gerbang banyak sekali kakak senior yang sepertinya akan memeriksa kelengkapan MOS. Bulan yang sedari tadi ketakutan karena tidak tahu harus membawa apa kini menangis.
“ Bulan tidak bawa apa apa , Bulan tidak bawa apa apa ” ucap Bulan menangis dengan kebiasaannya memukulkan kepalanya jika ketakutan. Kakak seniornya menatap dan perlahan menuju Bulan untuk bertanya.
“ ada apa dek? ” ucap Bintang kakak senior yang memberanikan untuk bertanya
“ bulan tidak bawa apa apa ” Bulan mengulang kalimatnya dan memukulkan kepalanya
“ coba sini kakak periksa ” Bintang memeriksa tas Bulan, sepertinya tidak ada yang harus diperbaiki semuanya sudah siap bahkan sangat komplit.
“ tas kamu sudah rapih , dan perlengkapan kamu sudah komplit ” Bintang tersenyum
“ terima kasih kak, ” Bulan tertawa kecil dan menarik narik bajunya.
Sedangkan Bintang masih berdiri di tempat terakhirnya, ia heran apa yang terjadi dengan adik kelas yang cantik itu. “ ah sudah tak usah dipikirkan ” gumam Bintang. Kini Bintang berjalan menuju teman temannya dengan senyuman kecil.
“ ada ya, cecan kaya gitu ” ucap Bintang
“ kayanya dia Autis, kalau ketakutan pukul kepala sendiri terus kalau dia seneng atau kesel dia bisa mengungkapkannya seperti menarik baju, tertawa tidak jelas bahkan bisa ngamuk ” ucap pelangi teman dekat bintang.
“ ih gua jijik ” Gilang menyingir tak suka
“ wow, terus sekolah ini bakal ada yang ngamuk dong? ” tanya Dhila kepada Pelangi
“ ya selama masih aman dia gak akan ngamuk ko ” jawab pelangi
Bulan kini bingung mencari dimana ruang kelasnya dan hampir saja tersesat, untungnya Bel sekolah berbunyi ia masih ingat waktu SMP jika ada bel berbunyi pagi hari tandanya harus ke lapangan. Kakinya mulai berlari menuju lapangan untuk mendapatkan barisan pertama. Tapi ternyata tidak ada, Bulan mengamuk karena ia sangat suka di barisan paling depan.
“ Bulan mau di depan !!! ” teriak Bulan memukul kepalanya dan membuat semua murid dilapangan hening dan matanya menatap dimana Bulan sedang berdiri.
“ Bulan mau di depan ” kalimatnya di ulang lagi, bahkan lebih parah kini ia malah guling guling di lapangan. Kepala sekolah kaget saat melihat muridnya yang seperti itu akhirnya ia menyuruh security untuk mengamankan Bulan di kantor dan kepala sekolah ingin klarifikasi.
“ saya mau nanya, siapa yang menerima anak seperti ini? ” Tanya kepala sekolah tegas kepada guru guru
“ suami ibu sendiri yaitu Pa Ferdi ” jawab seorang guru dan setelah mendengar jawabannya semua guru memandang Pa Ferdi.
“ asal kalian tau, anak ini memperoleh nilai terbaik di indonesia dengn nilai 100 semua mata pelajaran ” ucap Pa Ferdi mendahului pertanyaan.
“ anak kaya gini gak pantas untuk sekolah ” ucap Pa Jerry .
Saat mendengar ucapan tersebut, Bintang sedari tadi yang sedang mengintip kini memberanikan diri untuk masuk ke dalam kantor tak peduli sopan atau tidaknya.
“ Dia gak pantas untuk dikeluarkan ” ucap Bintang mengheningkan seisi kantor.






                        ⭐🌙🌈

Hai....
Penasaran gak? Bintang berbuat apa ?
Kenapa sih Bintang sebegitu khawatir sama Bulan ?
Apa karena Bulan itu cecan?
Atau karena Bintang sering membantu?
Ikutin terus dong ceritanya
Jangan lupa vote dan follow ya💐💐

Jangan pelit buat kritik dan saran ya kalau ada kesalahan
                            🌈⭐🌙


love is an illusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang